Pantauan di lokasi, warga masih belum bisa keluar dari desa itu karena kepungan air. Listrik bahkan sempat mati dan warga harus naik perahu karet dalam beraktivitas.
Koordinator Tagana Kecamatan Tigaraksa, Usman mengatakan, sejak banjir melanda wilayah tersebut pada Senin kemarin, dirinya bertugas mendorong perahu karet untuk warga.
“Karena kedalaman
masih mencapai satu meter, surutnya lama,” ujar Usman, Selasa (14/1/2014).
Kata Usman, di wilayah tersebut listrik mati dan warga harus menggunakan lilin. “Puluhan kepala keluarga korban banjir harus gelap-gelapan,” katanya.
Camat Tigaraksa Mas Yoyon Suryana membenarkan jika wilayah tersebut masih terisolir. “Di wilayah tersebut terdapat 45 KK terisolir,” tandasnya. (Juanda)