TANGERANG – Satu keluarga di Kampung Sukamantri, Desa Gembong, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, ditemukan tidak bernyawa, Kamis (11/6) sekira pukul 02.00 WIB. Satu bapak dan dua anaknya ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Robi (37), sang ayah, tewas dalam posisi tergantung di dalam rumah. Sementara satu anaknya, Nk (14), tewas di kamar tidur dengan leher terlilit tali tambang dan Gb (3) ditemukan di dalam tong kamar mandi dengan posisi kaki berada di atas.
Informasi yang dihimpun, pada Rabu (10/6) pukul 21.00 WIB, Robi adu mulut dengan istrinya Lala (35) diduga latar belakang ekonomi keluarga yang merosot. Memasuki Kamis (11/6) dinihari terdengar bunyi ledakan dari kamar depan rumah Robi yang disertai kobaran api. Warga yang mendengar suara ledakan mendatangi lokasi dan memadamkan api. Saat itu, warga menemukan Robi sudah tewas gantung diri. Setelah petugas kepolisian dan Babinsa datang ke lokasi, warga baru berani masuk ke dalam rumah untuk mengevakuasi jenazah Robi.
Ketua RT 02/09 Kampung Sukamantri Abdul Hadi mengatakan, warga baru mengetahui ada mayat di dalam rumah setelah memadamkan api yang membakar tumpukan limbah plastik di kamar depan. Sebelumnya warga tidak berani masuk ke dalam rumah sebelum polisi datang ke lokasi.
“Pemuda kampung sini sedang bertugas ronda. Ketika bunyi ledakan dan melihat api membakar rumah warga langsung memadamkan api. Kita tidak tahu ada yang gantung diri dan fokus memadamkan api. Setelah api padam, barulah kita menemukan mayat tergantung. Saya telepon Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta lurah,” ujarnya, Kamis (11/6).
Hadi mengungkapkan, Robi lebih banyak beraktivitas di rumah yang berlokasi di Kawasan Industri Olek, Desa Sentul Jaya, Kecamatan Balaraja. Semasa hidup, Robi bekerja sebagai pengumpul limbah plastik dan ojek pangkalan. “Polisi menemukan korban terpisah yang satu di kamar sebelah kanan, yang satu sebelah kiri, dan satu lagi yang kecil di kamar mandi di dalam tong dengan kaki di atas,” ujarnya.
Sementara, kakak kandung istri Robi, Lilis mengungkapkan, pasangan suami istri itu sering bertengkar semenjak memiliki anak pertama namun tidak diceritakan kepada keluarga besar. Ia mengatakan, baru mengetahui pertengkaran setelah anak pertama menceritakan ayahnya sering melakukan pemukulan terhadap Lala.
“Cerita kalau bapaknya galak suka memukul. Ketika, gurunya ke rumah, kita tanya apa Nk pernah curhat, ternyata tidak. Nk tidak melawan bapaknya saat dipukuli kerena takut. Saat semalam, mereka bertengkar dan Lala ingin bawa anaknya tetapi ditarik tangannya dan dipukuli. Suaminya temperamental sering marah-marah, kalau kerja cari nafkah mah supel mau kerja apa saja,” katanya.
Kata Lilis, saat lebaran kemarin, Lala mengalami luka lebam serta robek di pipi kiri. Namun, tidak mengakui dipukuli suaminya ketika ditanya. Adapun, Lala bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan industri Kecamatan Balaraja. “Kita baru tahu ada kekerasan dalam rumah tangga ketika Lala berani cerita sebelum kedua anaknya meninggal. Alasan baru cerita karena ingin mempertahankan bahtera rumah tangga karena sudah memiliki anak. Suaminya ini sering mabuk dan main judi dan kalau marah sering memukuli istri dan anaknya. Mungkin sering bertengkar karena masalah ekonomi keluarga,” jelasnya.
Sementara, Kapolresta Tangerang, Kombespol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, masih melakukan penyelidikan kasus yang menggegerkan warga itu. “Betul memang ada kejadian itu. Kita masih menyelidiki penyebab kematian korban,” jelasnya.
Terpisah, Kasatreskrim Polresta Tangerang AKP Ivan Adhitira mengatakan sempat ada insiden cekcok mulut sebelum kematian tragis ayah dan dua anak. Saat suami dan dua anak lelakinya itu ditemukan tak bernyawa di rumah, Lala memang tak berada di tempat kejadian perkara (TKP). “Berdasarkan saksi di TKP bahwa memang sama istrinya sebelum kejadian sempat cekcok mulut, lalu istrinya pulang ke rumah orangtuanya tidak jauh dari TKP,” kata Ivan.
Polisi belum bisa memintai keterangan Lala karena masih syok. Sedangkan ketiga jenazah diautopsi di RSUD Balaraja.(sep-dtc/alt)