JOMBANG – Siswa kelas VI SDN Kependilan, Kelurahan Panggung Rawi, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, harus mengikuti uji coba (tryout) ujian nasional (UN) di dalam kelas yang tergenang banjir. Tidak hanya kelas enam, kelas tiga di sekolah itu pun harus menjalani tes kemampuan dasar (TKD) di dalam kelas yang tergenang air setinggi beberapa sentimeter.
Salah satu guru SDN Kependilan, Erawati menjelaskan, ada delapan ruangan yang terendam banjir. Ruangan-ruangan itu terdiri dari ruang kantor guru dan seluruh kelas. “Yang enggak terendam hanya musala dan dapur saja,” katanya, Selasa (3/4).
Sekolah itu terendam banjir setelah pada malam harinya, Kota Cilegon dan sekitarnya, diguyur hujan deras. Bukan kali ini saja sekolahnya terendam banjir. Sepengetahuannya, sudah tiga kali SDN Kependilan terendam saat hujan deras turun.
“Sebelum banjir kali ini, banjir terjadi berbarengan saat banjir besar menggenangi sejumlah daerah di Kota Cilegon pada Februari lalu,” katanya.
Saat itu, menurut Erawati, banjir setinggi lutut orang dewasa. Akibatnya, buku-buku serta sejumlah dokumen-dokumen sekolah rusak akibat air. “Sekarang mah tidak ada karena kita juga sudah antisipasi dari kejadian itu, semua buku dan dokumen ditinggiin,” paparnya.
Erawati menduga, air itu berasal dari permukiman warga karena letak sekolah berada di dataran rendah. Dugaan itu mencuat karena sistem drainase sekolah baik-baik saja. Akibat banjir itu, ratusan siswa di kelas II, IV, dan V harus dipulangkan. Sedangkan kelas I sudah diliburkan sejak awal karena kelas akan digunakan untuk tryout. “Mudah-mudahan ada bantuan dari pemerintah dan tidak kebanjiran lagi,” tuturnya.
Ketua Komisi II DPRD Kota Cilegon Abdul Ghoffar mendesak Pemkot Cilegon segera merespons musibah itu. Pemerintah harus segera meninjau sekolah itu untuk menemukan solusi penyelesaian agar sekolah tidak lagi terendam banjir saat hujan.
“Apa penyebabnya, apakah selokannya mampet, atau apa, lalu koordinasi dengan pihak terkait dan langsung diatasi,” tuturnya. Bagi Ghoffar, kenyamanan saat proses belajar mengajar maupun kegiatan kependidikan diperlukan bagi siswa agar mudah menerima ilmu pelajaran.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cilegon Muhtar Gozali mengatakan, banjir merupakan bencana alam yang tidak bisa diduga. Karenanya, kejadian yang menimpa sekolah itu akan menjadi bahan evaluasi. “Karena kita harus koordinasi, apakah karena selokan, atau karena sampah, nanti kita kaji bersama. Kalau itu ada kaitan dengan PU, kan selokan bukan wewenang Dindik,” ujarnya.
Menurut Muhtar, sekolah-sekolah yang sering terdampak banjir akan menjadi perhatian pihaknya. Bersama sejumlah dinas terkait, Muhtar mengaku, akan membahas penanganan sekolah-sekolah itu. “Apakah ke depan direlokasi atau pembenahan selokan, nanti lah kajian bersama,” tuturnya. (Bayu M/RBG)