SELAMA ini banyak stigma yang muncul bagi anak muda bahwa menikah itu berat. Padahal mereka menjalani hubungan pacaran dengan pasangannya. Di sisi lain mereka pengin hidup bersama dengan orang dicintai. Sehingga hal ini menjadi dilema.
Melihat persoalan itu, Majelis Quran Daarut Tazkiyah Batam menggelar Sekolah Pra Nikah (SPN). Acara yang digelar pada Minggu (19/3) itu memberikan banyak pengetahuan bagi anak muda yang ingin menikah masih menghadapi rasa takut.
Ketua Panitia Penyelenggara SPN, Agung Prawoto menuturkan, ketakutan yang selama ini timbul di bayangan anak muda ketika hendak menikah, lantaran mereka tidak memahami esensi sebuah pernikahan.
“Kami mengharapkan dapat memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan mengenai pernikahan. Sehingga kalangan muda yakin dan mendapatkan bekal bermanfaat menuju tingkatan hubungan selanjutnya,” tutur Agung, seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group), Senin (20/3).
Selayaknya bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama (KUA), Sekolah Pra Nikah itu diikuti lebih dari 200 peserta. Sekolah itu memberikan informasi mengenai perjalanan membangun rumah tangga.
Mulai dari antisipasi dan penanganan ketika terjadi konflik yang dapat muncul pada perjalanan rumah tangga. Kemudian sampai menyangkut persiapan pernikahan, mengatur keuangan rumah tangga. Hingga menjaga hubungan silahturahmi dengan orang tua dan mertua, sampai peraturan pembagian harta juga hak dan kewajiban suami maupun isteri.
“Semua dikupas dalam forum ini agar tak ada lagi kegalauan pada anak-anak muda untuk menyegerakan menikah jika telah mampu,” sambung Agung.
Sekretaris Majelis Quran Daarut Tazkiyah Batam, Tari menambahkan, pembahasan soal menikah itu dilakukan secara santai dan menyenangkan.
“Kami sadari tema pernikahan ini sangat serius. Namun kami tetap ingin meyakinkan kalangan muda yang sudah siap, untuk segera saja menikah. Jangan sampai takut karena penghasilan kecil dan lain-lain sampai akhirnya menunda pernikahan. Apalagi berpacaran juga memang dilarang dalam Islam,” ucap wanita berkulit putih ini.
Adanya anggapan tak dapat menghidupi pasangan dan anak kelak, dirasa menjadi penyebab terbesar kalangan muda menunda salah satu sunnah rasul ini. “Padahal kalau sudah menikah jangan takut gak ada rezeki, namun justu memperlancar rezeki itu sendiri,” pungkas Tari. (aya/iil/JPG)