radarbanten.co.id
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper
No Result
View All Result
radarbanten.co.id
No Result
View All Result
Home IT Cyber News

Sepanjang 135 Tahun Terakhir, 2015 Ini Tahun Terpanas!

Aas Arbi by Aas Arbi
24-08-2015 13:10:59
in Cyber News
Sepanjang 135 Tahun Terakhir, 2015 Ini Tahun Terpanas!
Share on FacebookShare on TwitterShare On Whatsapp
BILA beberapa minggu terakhir cuaca terasa menjadi lebih panas daripada biasanya, ternyata hal tersebut disebabkan karena Juli sampai Agustus tahun ini menjadi musim kemarau panjang yang terjadi pada beberapa titik wilayah di dunia.

Dilansir International Business Times dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Senin (24/8/2015), meskipun periode kemarau panjang terjadi dari Juli sampai Agustus, bulan Juli menjadi bulan di mana intensitas iklim panas meningkat sebanyak tiga kali lipat. Bahkan, tahun 2015 diklaim menjadi tahun dengan kondisi cuaca sangat panas selama 135 tahun terakhir sejak pengamatan iklim secara rutin dimulai pada tahun 1880.

Para ilmuwan peneliti iklim Bumi di NOAA mengungkap, temperatur rata-rata Bumi pada tahun ini berada pada titik 1,53 derajat Fahrenheit yang digabung dari cuaca tanah dan air di Bumi. “Temperatur tersebut kami nilai cukup tinggi sejak pengamatan iklim yang telah dilakukan sejak 1880. Jika persentase iklim tersebut terus meningkat, itu akan mengalahkan rekor temperatur bumi 1,24 derajat Fahrenheit yang terjadi di abad lalu, dimana menjadi suhu terpanas pada saat itu,” jelas tim peneliti NOAA.

Meskipun begitu, NOAA menjelaskan bahwa secara norma Juli memang menjadi bulan yang `panas` dalam setahun di seluruh wilayah Bumi.

Hal tersebut secara ilmiah dijelaskan karena terjadinya peristiwa badai El Nino yang terjadi di beberapa titik samudera di daerah tropikal Pasifik. Bahkan, peneliti mengungkap bahwa tahun ini, intensitas El Nino semakin meningkat dan menjadi lebih kencang, sehingga membuat suhu di beberapa titik daerah tropikal menjadi panas.

“Kami bisa pastikan bahwa 2015 menjadi tahun terpanas dalam sepanjang masa, kami telah melakukan penelitian iklim di setiap bulannya,” ungkap juru climatologist NOAA, Jake Crouch.

Mengingat tahun ini merupakan tahun dengan cuaca paling panas, tak menutup kemungkinan bahwa teori global warming kembali menyeruak. Sebelumnya, NASA mengumumkan prediksinya lewat sebuah dataset bahwa bumi akan mengalami perubahan iklim besar-besaran dalam waktu 85 tahun lagi, tepatnya di tahun 2100.

Menurut para ilmuwan yang sedang meneliti fenomena ini, hal tersebut disebabkan oleh lapisan karbondioksida di atmosfer bumi yang nantinya akan mencapai angka yang sangat tinggi, yakni 935 ppm (parts per million). Untuk saat ini, lapisan karbondioksida tersebut sedang berada di angka 400 ppm.

Jika nanti prediksi yang diumumkan benar terjadi, sebagian besar wilayah bumi akan mengalami perubahan iklim drastis yang menjadi sangat panas. Bahkan nantinya di wilayah Afrika, India dan Amerika Selatan, temperatur hariannya bisa mencapai angka 45 derajat Celcius. (le/rbc)

BILA beberapa minggu terakhir cuaca terasa menjadi lebih panas daripada biasanya, ternyata hal tersebut disebabkan karena Juli sampai Agustus tahun ini menjadi musim kemarau panjang yang terjadi pada beberapa titik wilayah di dunia.

Dilansir International Business Times dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Senin (24/8/2015), meskipun periode kemarau panjang terjadi dari Juli sampai Agustus, bulan Juli menjadi bulan di mana intensitas iklim panas meningkat sebanyak tiga kali lipat. Bahkan, tahun 2015 diklaim menjadi tahun dengan kondisi cuaca sangat panas selama 135 tahun terakhir sejak pengamatan iklim secara rutin dimulai pada tahun 1880.

Para ilmuwan peneliti iklim Bumi di NOAA mengungkap, temperatur rata-rata Bumi pada tahun ini berada pada titik 1,53 derajat Fahrenheit yang digabung dari cuaca tanah dan air di Bumi. “Temperatur tersebut kami nilai cukup tinggi sejak pengamatan iklim yang telah dilakukan sejak 1880. Jika persentase iklim tersebut terus meningkat, itu akan mengalahkan rekor temperatur bumi 1,24 derajat Fahrenheit yang terjadi di abad lalu, dimana menjadi suhu terpanas pada saat itu,” jelas tim peneliti NOAA.

Meskipun begitu, NOAA menjelaskan bahwa secara norma Juli memang menjadi bulan yang `panas` dalam setahun di seluruh wilayah Bumi.

Hal tersebut secara ilmiah dijelaskan karena terjadinya peristiwa badai El Nino yang terjadi di beberapa titik samudera di daerah tropikal Pasifik. Bahkan, peneliti mengungkap bahwa tahun ini, intensitas El Nino semakin meningkat dan menjadi lebih kencang, sehingga membuat suhu di beberapa titik daerah tropikal menjadi panas.

“Kami bisa pastikan bahwa 2015 menjadi tahun terpanas dalam sepanjang masa, kami telah melakukan penelitian iklim di setiap bulannya,” ungkap juru climatologist NOAA, Jake Crouch.

Mengingat tahun ini merupakan tahun dengan cuaca paling panas, tak menutup kemungkinan bahwa teori global warming kembali menyeruak. Sebelumnya, NASA mengumumkan prediksinya lewat sebuah dataset bahwa bumi akan mengalami perubahan iklim besar-besaran dalam waktu 85 tahun lagi, tepatnya di tahun 2100.

Menurut para ilmuwan yang sedang meneliti fenomena ini, hal tersebut disebabkan oleh lapisan karbondioksida di atmosfer bumi yang nantinya akan mencapai angka yang sangat tinggi, yakni 935 ppm (parts per million). Untuk saat ini, lapisan karbondioksida tersebut sedang berada di angka 400 ppm.

Jika nanti prediksi yang diumumkan benar terjadi, sebagian besar wilayah bumi akan mengalami perubahan iklim drastis yang menjadi sangat panas. Bahkan nantinya di wilayah Afrika, India dan Amerika Selatan, temperatur hariannya bisa mencapai angka 45 derajat Celcius. (le/rbc)

BILA beberapa minggu terakhir cuaca terasa menjadi lebih panas daripada biasanya, ternyata hal tersebut disebabkan karena Juli sampai Agustus tahun ini menjadi musim kemarau panjang yang terjadi pada beberapa titik wilayah di dunia.

Dilansir International Business Times dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Senin (24/8/2015), meskipun periode kemarau panjang terjadi dari Juli sampai Agustus, bulan Juli menjadi bulan di mana intensitas iklim panas meningkat sebanyak tiga kali lipat. Bahkan, tahun 2015 diklaim menjadi tahun dengan kondisi cuaca sangat panas selama 135 tahun terakhir sejak pengamatan iklim secara rutin dimulai pada tahun 1880.

Para ilmuwan peneliti iklim Bumi di NOAA mengungkap, temperatur rata-rata Bumi pada tahun ini berada pada titik 1,53 derajat Fahrenheit yang digabung dari cuaca tanah dan air di Bumi. “Temperatur tersebut kami nilai cukup tinggi sejak pengamatan iklim yang telah dilakukan sejak 1880. Jika persentase iklim tersebut terus meningkat, itu akan mengalahkan rekor temperatur bumi 1,24 derajat Fahrenheit yang terjadi di abad lalu, dimana menjadi suhu terpanas pada saat itu,” jelas tim peneliti NOAA.

Meskipun begitu, NOAA menjelaskan bahwa secara norma Juli memang menjadi bulan yang `panas` dalam setahun di seluruh wilayah Bumi.

Hal tersebut secara ilmiah dijelaskan karena terjadinya peristiwa badai El Nino yang terjadi di beberapa titik samudera di daerah tropikal Pasifik. Bahkan, peneliti mengungkap bahwa tahun ini, intensitas El Nino semakin meningkat dan menjadi lebih kencang, sehingga membuat suhu di beberapa titik daerah tropikal menjadi panas.

“Kami bisa pastikan bahwa 2015 menjadi tahun terpanas dalam sepanjang masa, kami telah melakukan penelitian iklim di setiap bulannya,” ungkap juru climatologist NOAA, Jake Crouch.

Mengingat tahun ini merupakan tahun dengan cuaca paling panas, tak menutup kemungkinan bahwa teori global warming kembali menyeruak. Sebelumnya, NASA mengumumkan prediksinya lewat sebuah dataset bahwa bumi akan mengalami perubahan iklim besar-besaran dalam waktu 85 tahun lagi, tepatnya di tahun 2100.

Menurut para ilmuwan yang sedang meneliti fenomena ini, hal tersebut disebabkan oleh lapisan karbondioksida di atmosfer bumi yang nantinya akan mencapai angka yang sangat tinggi, yakni 935 ppm (parts per million). Untuk saat ini, lapisan karbondioksida tersebut sedang berada di angka 400 ppm.

Jika nanti prediksi yang diumumkan benar terjadi, sebagian besar wilayah bumi akan mengalami perubahan iklim drastis yang menjadi sangat panas. Bahkan nantinya di wilayah Afrika, India dan Amerika Selatan, temperatur hariannya bisa mencapai angka 45 derajat Celcius. (le/rbc)

BILA beberapa minggu terakhir cuaca terasa menjadi lebih panas daripada biasanya, ternyata hal tersebut disebabkan karena Juli sampai Agustus tahun ini menjadi musim kemarau panjang yang terjadi pada beberapa titik wilayah di dunia.

Dilansir International Business Times dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Senin (24/8/2015), meskipun periode kemarau panjang terjadi dari Juli sampai Agustus, bulan Juli menjadi bulan di mana intensitas iklim panas meningkat sebanyak tiga kali lipat. Bahkan, tahun 2015 diklaim menjadi tahun dengan kondisi cuaca sangat panas selama 135 tahun terakhir sejak pengamatan iklim secara rutin dimulai pada tahun 1880.

Para ilmuwan peneliti iklim Bumi di NOAA mengungkap, temperatur rata-rata Bumi pada tahun ini berada pada titik 1,53 derajat Fahrenheit yang digabung dari cuaca tanah dan air di Bumi. “Temperatur tersebut kami nilai cukup tinggi sejak pengamatan iklim yang telah dilakukan sejak 1880. Jika persentase iklim tersebut terus meningkat, itu akan mengalahkan rekor temperatur bumi 1,24 derajat Fahrenheit yang terjadi di abad lalu, dimana menjadi suhu terpanas pada saat itu,” jelas tim peneliti NOAA.

Meskipun begitu, NOAA menjelaskan bahwa secara norma Juli memang menjadi bulan yang `panas` dalam setahun di seluruh wilayah Bumi.

Hal tersebut secara ilmiah dijelaskan karena terjadinya peristiwa badai El Nino yang terjadi di beberapa titik samudera di daerah tropikal Pasifik. Bahkan, peneliti mengungkap bahwa tahun ini, intensitas El Nino semakin meningkat dan menjadi lebih kencang, sehingga membuat suhu di beberapa titik daerah tropikal menjadi panas.

“Kami bisa pastikan bahwa 2015 menjadi tahun terpanas dalam sepanjang masa, kami telah melakukan penelitian iklim di setiap bulannya,” ungkap juru climatologist NOAA, Jake Crouch.

Mengingat tahun ini merupakan tahun dengan cuaca paling panas, tak menutup kemungkinan bahwa teori global warming kembali menyeruak. Sebelumnya, NASA mengumumkan prediksinya lewat sebuah dataset bahwa bumi akan mengalami perubahan iklim besar-besaran dalam waktu 85 tahun lagi, tepatnya di tahun 2100.

Menurut para ilmuwan yang sedang meneliti fenomena ini, hal tersebut disebabkan oleh lapisan karbondioksida di atmosfer bumi yang nantinya akan mencapai angka yang sangat tinggi, yakni 935 ppm (parts per million). Untuk saat ini, lapisan karbondioksida tersebut sedang berada di angka 400 ppm.

Jika nanti prediksi yang diumumkan benar terjadi, sebagian besar wilayah bumi akan mengalami perubahan iklim drastis yang menjadi sangat panas. Bahkan nantinya di wilayah Afrika, India dan Amerika Selatan, temperatur hariannya bisa mencapai angka 45 derajat Celcius. (le/rbc)

Baca Juga :

Layanan Internet Telkomsel di Jabar, Banten, dan Jakarta Tak Terganggu

XL Axiata Peluas Jangkauan VoLTE hingga 224 Kota

Telkomsel Siapkan Penyelenggaraan Teknologi Baru di Kota Bandung

Lebaran Tanpa Mudik, Trafik Data XL Axiata di Banten Naik 12 Persen

BILA beberapa minggu terakhir cuaca terasa menjadi lebih panas daripada biasanya, ternyata hal tersebut disebabkan karena Juli sampai Agustus tahun ini menjadi musim kemarau panjang yang terjadi pada beberapa titik wilayah di dunia.

Dilansir International Business Times dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Senin (24/8/2015), meskipun periode kemarau panjang terjadi dari Juli sampai Agustus, bulan Juli menjadi bulan di mana intensitas iklim panas meningkat sebanyak tiga kali lipat. Bahkan, tahun 2015 diklaim menjadi tahun dengan kondisi cuaca sangat panas selama 135 tahun terakhir sejak pengamatan iklim secara rutin dimulai pada tahun 1880.

Para ilmuwan peneliti iklim Bumi di NOAA mengungkap, temperatur rata-rata Bumi pada tahun ini berada pada titik 1,53 derajat Fahrenheit yang digabung dari cuaca tanah dan air di Bumi. “Temperatur tersebut kami nilai cukup tinggi sejak pengamatan iklim yang telah dilakukan sejak 1880. Jika persentase iklim tersebut terus meningkat, itu akan mengalahkan rekor temperatur bumi 1,24 derajat Fahrenheit yang terjadi di abad lalu, dimana menjadi suhu terpanas pada saat itu,” jelas tim peneliti NOAA.

Meskipun begitu, NOAA menjelaskan bahwa secara norma Juli memang menjadi bulan yang `panas` dalam setahun di seluruh wilayah Bumi.

Hal tersebut secara ilmiah dijelaskan karena terjadinya peristiwa badai El Nino yang terjadi di beberapa titik samudera di daerah tropikal Pasifik. Bahkan, peneliti mengungkap bahwa tahun ini, intensitas El Nino semakin meningkat dan menjadi lebih kencang, sehingga membuat suhu di beberapa titik daerah tropikal menjadi panas.

“Kami bisa pastikan bahwa 2015 menjadi tahun terpanas dalam sepanjang masa, kami telah melakukan penelitian iklim di setiap bulannya,” ungkap juru climatologist NOAA, Jake Crouch.

Mengingat tahun ini merupakan tahun dengan cuaca paling panas, tak menutup kemungkinan bahwa teori global warming kembali menyeruak. Sebelumnya, NASA mengumumkan prediksinya lewat sebuah dataset bahwa bumi akan mengalami perubahan iklim besar-besaran dalam waktu 85 tahun lagi, tepatnya di tahun 2100.

Menurut para ilmuwan yang sedang meneliti fenomena ini, hal tersebut disebabkan oleh lapisan karbondioksida di atmosfer bumi yang nantinya akan mencapai angka yang sangat tinggi, yakni 935 ppm (parts per million). Untuk saat ini, lapisan karbondioksida tersebut sedang berada di angka 400 ppm.

Jika nanti prediksi yang diumumkan benar terjadi, sebagian besar wilayah bumi akan mengalami perubahan iklim drastis yang menjadi sangat panas. Bahkan nantinya di wilayah Afrika, India dan Amerika Selatan, temperatur hariannya bisa mencapai angka 45 derajat Celcius. (le/rbc)

BILA beberapa minggu terakhir cuaca terasa menjadi lebih panas daripada biasanya, ternyata hal tersebut disebabkan karena Juli sampai Agustus tahun ini menjadi musim kemarau panjang yang terjadi pada beberapa titik wilayah di dunia.

Dilansir International Business Times dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Senin (24/8/2015), meskipun periode kemarau panjang terjadi dari Juli sampai Agustus, bulan Juli menjadi bulan di mana intensitas iklim panas meningkat sebanyak tiga kali lipat. Bahkan, tahun 2015 diklaim menjadi tahun dengan kondisi cuaca sangat panas selama 135 tahun terakhir sejak pengamatan iklim secara rutin dimulai pada tahun 1880.

Para ilmuwan peneliti iklim Bumi di NOAA mengungkap, temperatur rata-rata Bumi pada tahun ini berada pada titik 1,53 derajat Fahrenheit yang digabung dari cuaca tanah dan air di Bumi. “Temperatur tersebut kami nilai cukup tinggi sejak pengamatan iklim yang telah dilakukan sejak 1880. Jika persentase iklim tersebut terus meningkat, itu akan mengalahkan rekor temperatur bumi 1,24 derajat Fahrenheit yang terjadi di abad lalu, dimana menjadi suhu terpanas pada saat itu,” jelas tim peneliti NOAA.

Meskipun begitu, NOAA menjelaskan bahwa secara norma Juli memang menjadi bulan yang `panas` dalam setahun di seluruh wilayah Bumi.

Hal tersebut secara ilmiah dijelaskan karena terjadinya peristiwa badai El Nino yang terjadi di beberapa titik samudera di daerah tropikal Pasifik. Bahkan, peneliti mengungkap bahwa tahun ini, intensitas El Nino semakin meningkat dan menjadi lebih kencang, sehingga membuat suhu di beberapa titik daerah tropikal menjadi panas.

“Kami bisa pastikan bahwa 2015 menjadi tahun terpanas dalam sepanjang masa, kami telah melakukan penelitian iklim di setiap bulannya,” ungkap juru climatologist NOAA, Jake Crouch.

Mengingat tahun ini merupakan tahun dengan cuaca paling panas, tak menutup kemungkinan bahwa teori global warming kembali menyeruak. Sebelumnya, NASA mengumumkan prediksinya lewat sebuah dataset bahwa bumi akan mengalami perubahan iklim besar-besaran dalam waktu 85 tahun lagi, tepatnya di tahun 2100.

Menurut para ilmuwan yang sedang meneliti fenomena ini, hal tersebut disebabkan oleh lapisan karbondioksida di atmosfer bumi yang nantinya akan mencapai angka yang sangat tinggi, yakni 935 ppm (parts per million). Untuk saat ini, lapisan karbondioksida tersebut sedang berada di angka 400 ppm.

Jika nanti prediksi yang diumumkan benar terjadi, sebagian besar wilayah bumi akan mengalami perubahan iklim drastis yang menjadi sangat panas. Bahkan nantinya di wilayah Afrika, India dan Amerika Selatan, temperatur hariannya bisa mencapai angka 45 derajat Celcius. (le/rbc)

BILA beberapa minggu terakhir cuaca terasa menjadi lebih panas daripada biasanya, ternyata hal tersebut disebabkan karena Juli sampai Agustus tahun ini menjadi musim kemarau panjang yang terjadi pada beberapa titik wilayah di dunia.

Dilansir International Business Times dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Senin (24/8/2015), meskipun periode kemarau panjang terjadi dari Juli sampai Agustus, bulan Juli menjadi bulan di mana intensitas iklim panas meningkat sebanyak tiga kali lipat. Bahkan, tahun 2015 diklaim menjadi tahun dengan kondisi cuaca sangat panas selama 135 tahun terakhir sejak pengamatan iklim secara rutin dimulai pada tahun 1880.

Para ilmuwan peneliti iklim Bumi di NOAA mengungkap, temperatur rata-rata Bumi pada tahun ini berada pada titik 1,53 derajat Fahrenheit yang digabung dari cuaca tanah dan air di Bumi. “Temperatur tersebut kami nilai cukup tinggi sejak pengamatan iklim yang telah dilakukan sejak 1880. Jika persentase iklim tersebut terus meningkat, itu akan mengalahkan rekor temperatur bumi 1,24 derajat Fahrenheit yang terjadi di abad lalu, dimana menjadi suhu terpanas pada saat itu,” jelas tim peneliti NOAA.

Meskipun begitu, NOAA menjelaskan bahwa secara norma Juli memang menjadi bulan yang `panas` dalam setahun di seluruh wilayah Bumi.

Hal tersebut secara ilmiah dijelaskan karena terjadinya peristiwa badai El Nino yang terjadi di beberapa titik samudera di daerah tropikal Pasifik. Bahkan, peneliti mengungkap bahwa tahun ini, intensitas El Nino semakin meningkat dan menjadi lebih kencang, sehingga membuat suhu di beberapa titik daerah tropikal menjadi panas.

“Kami bisa pastikan bahwa 2015 menjadi tahun terpanas dalam sepanjang masa, kami telah melakukan penelitian iklim di setiap bulannya,” ungkap juru climatologist NOAA, Jake Crouch.

Mengingat tahun ini merupakan tahun dengan cuaca paling panas, tak menutup kemungkinan bahwa teori global warming kembali menyeruak. Sebelumnya, NASA mengumumkan prediksinya lewat sebuah dataset bahwa bumi akan mengalami perubahan iklim besar-besaran dalam waktu 85 tahun lagi, tepatnya di tahun 2100.

Menurut para ilmuwan yang sedang meneliti fenomena ini, hal tersebut disebabkan oleh lapisan karbondioksida di atmosfer bumi yang nantinya akan mencapai angka yang sangat tinggi, yakni 935 ppm (parts per million). Untuk saat ini, lapisan karbondioksida tersebut sedang berada di angka 400 ppm.

Jika nanti prediksi yang diumumkan benar terjadi, sebagian besar wilayah bumi akan mengalami perubahan iklim drastis yang menjadi sangat panas. Bahkan nantinya di wilayah Afrika, India dan Amerika Selatan, temperatur hariannya bisa mencapai angka 45 derajat Celcius. (le/rbc)

BILA beberapa minggu terakhir cuaca terasa menjadi lebih panas daripada biasanya, ternyata hal tersebut disebabkan karena Juli sampai Agustus tahun ini menjadi musim kemarau panjang yang terjadi pada beberapa titik wilayah di dunia.

Dilansir International Business Times dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Senin (24/8/2015), meskipun periode kemarau panjang terjadi dari Juli sampai Agustus, bulan Juli menjadi bulan di mana intensitas iklim panas meningkat sebanyak tiga kali lipat. Bahkan, tahun 2015 diklaim menjadi tahun dengan kondisi cuaca sangat panas selama 135 tahun terakhir sejak pengamatan iklim secara rutin dimulai pada tahun 1880.

Para ilmuwan peneliti iklim Bumi di NOAA mengungkap, temperatur rata-rata Bumi pada tahun ini berada pada titik 1,53 derajat Fahrenheit yang digabung dari cuaca tanah dan air di Bumi. “Temperatur tersebut kami nilai cukup tinggi sejak pengamatan iklim yang telah dilakukan sejak 1880. Jika persentase iklim tersebut terus meningkat, itu akan mengalahkan rekor temperatur bumi 1,24 derajat Fahrenheit yang terjadi di abad lalu, dimana menjadi suhu terpanas pada saat itu,” jelas tim peneliti NOAA.

Meskipun begitu, NOAA menjelaskan bahwa secara norma Juli memang menjadi bulan yang `panas` dalam setahun di seluruh wilayah Bumi.

Hal tersebut secara ilmiah dijelaskan karena terjadinya peristiwa badai El Nino yang terjadi di beberapa titik samudera di daerah tropikal Pasifik. Bahkan, peneliti mengungkap bahwa tahun ini, intensitas El Nino semakin meningkat dan menjadi lebih kencang, sehingga membuat suhu di beberapa titik daerah tropikal menjadi panas.

“Kami bisa pastikan bahwa 2015 menjadi tahun terpanas dalam sepanjang masa, kami telah melakukan penelitian iklim di setiap bulannya,” ungkap juru climatologist NOAA, Jake Crouch.

Mengingat tahun ini merupakan tahun dengan cuaca paling panas, tak menutup kemungkinan bahwa teori global warming kembali menyeruak. Sebelumnya, NASA mengumumkan prediksinya lewat sebuah dataset bahwa bumi akan mengalami perubahan iklim besar-besaran dalam waktu 85 tahun lagi, tepatnya di tahun 2100.

Menurut para ilmuwan yang sedang meneliti fenomena ini, hal tersebut disebabkan oleh lapisan karbondioksida di atmosfer bumi yang nantinya akan mencapai angka yang sangat tinggi, yakni 935 ppm (parts per million). Untuk saat ini, lapisan karbondioksida tersebut sedang berada di angka 400 ppm.

Jika nanti prediksi yang diumumkan benar terjadi, sebagian besar wilayah bumi akan mengalami perubahan iklim drastis yang menjadi sangat panas. Bahkan nantinya di wilayah Afrika, India dan Amerika Selatan, temperatur hariannya bisa mencapai angka 45 derajat Celcius. (le/rbc)

Previous Post

Tidur Lebih Nyenyak dengan Makan Makanan Ini, Yuk!

Next Post

Jalan Cipacung-Kuranten Ditanami Pohon Pisang

Related Posts

Ganjar Balas Sindiran Anies dengan Kaos Bertuliskan Kalau Mau Sehat, Ayo Olahraga
Berita Utama

Ganjar Balas Sindiran Anies dengan Kaos Bertuliskan Kalau Mau Sehat, Ayo Olahraga

by Nahrul Muhilmi
Minggu, 28 Mei 2023 20:44

SERANG, RADARBANTEN.CO.ID - Bakal calon presiden (Bacapres) PDIP, Ganjar Pranowo  balas sindiran Anies Baswedan soal "kalah jika adu lari". Sindiran...

Read more

Viral Video Petugas SAR Wonosobo Atur Lalin Pakai HP Jadul

Aniaya Adik Kekasih, Pria Ini Akhirnya Diringkus Polisi

Rizki Natakusumah Ajak Kaum Milenial Bijak Bermedia Sosial

Polres Serang Amankan 700 Butir Obat Keras dari Tangan Pengedar

DPC Peradi Serang Gelar Konsultasi Hukum Gratis

Ganjar Pranowo Minta Seniman dan Tokoh Agama di Kota Tangerang Jaga Kebhinekaan

Nikmati Serunya Berwisata di Desa Wisata Kampung Melayu Barat

Dugaan Pungli Sertifikat PTSL di Kampung Besar Bakal Dilaporkan ke Kejaksaan

Lindung Nainggolan Sebut Ganjar Bisa Lanjutkan Keberhasilan Pembangunan Jokowi

Next Post
Jalan Cipacung-Kuranten Ditanami Pohon Pisang

Jalan Cipacung-Kuranten Ditanami Pohon Pisang

KPU Tangsel Loloskan 3 Pasangan Calon Kepala Daerah, Siapa Saja?

KPU Tangsel Loloskan 3 Pasangan Calon Kepala Daerah, Siapa Saja?

Dituding Tidak Sesuai Aturan, KPU Pandeglang : Kita Koordinasi Kok!

Dituding Tidak Sesuai Aturan, KPU Pandeglang : Kita Koordinasi Kok!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

BERITA TERPOPULER

Mantan Kades Nagara Peras Pengusaha, Ini Tanggapan Asosiasi Pengusaha Serang

Mantan Kades Nagara Peras Pengusaha, Ini Tanggapan Asosiasi Pengusaha Serang

Jumat, 26 Mei 2023 16:50
Peras Perusahaan, Mantan Kades dan Mantan Ketua BPD Nagara Ditahan Kejari Serang

Peras Perusahaan, Mantan Kades dan Mantan Ketua BPD Nagara Ditahan Kejari Serang

Kamis, 25 Mei 2023 15:51
Terungkap, Duit Hasil Pemerasan Dipakai Mantan Kades Nagara untuk Pencalonannya di Pilkades

Terungkap, Duit Hasil Pemerasan Dipakai Mantan Kades Nagara untuk Pencalonannya di Pilkades

Jumat, 26 Mei 2023 14:27
Pengurus DPW PPNI Banten Resmi Dilantik, Ini Komitmennya

Pengurus DPW PPNI Banten Resmi Dilantik, Ini Komitmennya

Sabtu, 27 Mei 2023 15:07
Ini Komentar Mantan Kades Nagara Setelah Ditahan Kejari Serang

Ini Komentar Mantan Kades Nagara Setelah Ditahan Kejari Serang

Kamis, 25 Mei 2023 18:08
Warga Desa Kampungbesar Kena Pungli dalam Pembuatan Sertifikat Lewat PTSL

Warga Desa Kampungbesar Kena Pungli dalam Pembuatan Sertifikat Lewat PTSL

Jumat, 26 Mei 2023 14:07

Ikuti Kami

Facebook Instagram Twitter Youtube

Kanal

News

Redaksi

Peluang Usaha

Viral

Inspirasi

Love Story

Olahraga

News Video

Serba Serbi

E-Paper

Tekno

Pedoman Pemberitaan

Indeks

Tutorial

Pilihan Editor

Ganjar Balas Sindiran Anies dengan Kaos Bertuliskan Kalau Mau Sehat, Ayo Olahraga

Ganjar Balas Sindiran Anies dengan Kaos Bertuliskan Kalau Mau Sehat, Ayo Olahraga

by Nahrul Muhilmi
Minggu, 28 Mei 2023 20:44

SERANG, RADARBANTEN.CO.ID - Bakal calon presiden (Bacapres) PDIP, Ganjar Pranowo  balas sindiran Anies Baswedan soal "kalah jika adu lari". Sindiran...

Viral Video Petugas SAR Wonosobo Atur Lalin Pakai HP Jadul

Viral Video Petugas SAR Wonosobo Atur Lalin Pakai HP Jadul

by Angger Gita
Minggu, 28 Mei 2023 20:39

TANGERANG, RADARBANTEN.CO.ID - Video seorang petugas SAR di Wonosobo, Jawa Tengah, bernama Rohmat viral di media sosial. Rohmat viral karena...

Copyright@2021


istanbul escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
esenyurt escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
marmaris escort
izmit escort
bodrum escort
antalya escort
antalya escort bayan

Radar Banten, All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper

© 2021 radarbanten.co.id.