SERANG-Sepanjang Agustus 2021, Provinsi Banten diguncang gempabumi tektonik
sebanyak 85 kejadian. Jumlah itu lebih rendah 50% dibandingkan Juli 2021 yaitu 170 kejadian.
Sebaran pusat gempabumi (episenter) umumya berada di
laut yaitu pada zona pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia di bagian selatan Provinsi Banten
hingga Jawa Barat.
Gempabumi dengan kekuatan 3 ≤ M < 5 dominan terjadi yaitu sebesar 66% (56 kejadian), diikuti
gempabumi dengan kekuatan M < 3 sebesar 33% (28 kejadian) dan gempabumi dengan kekuatan M
≥ 5 sebesar 1% (1 kejadian) pada periode tersebut.
Berdasarkan kedalamannya, gempabumi pada periode itu didominasi gempabumi dangkal
(h<60 km) sebesar 91% (77 kejadian) sedangkan di kedalaman menengah (60 km ≤ h < 300 km)
sebesar 9% (8 kejadian) dan tidak terdapat gempabumi dalam (h ≥ 300).
“Dari 85 gempabumi yang terjadi, ada 1 gempabumi yang guncangannya dirasakan di wilayah
Banten.
Yaitu, gempabumi Selat Sunda pada hari Jumat, 6 Agustus 2021 pukul 18:08:17 WIB M=5,5 yang
selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi Mw=5,3,” kata Kepala Stasiun Geofisika Tangerang Suwardi seperti rilis yang diterima Radar Banten, Rabu (1/9).
Pusat gempabuminya ada pada koordinat
6,43° LS dan 104,57° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 106 km arah Selatan Kota Agung,
Kabupaten Tanggamus, Lampung pada kedalaman 63 km.
Guncangan gempabumi ini dirasakan di
Liwa, Pesisir Barat IV MMI, Bojong Genteng, Palabuhan Ratu, Cibadak, Kota Agung, Bandar Lampung,
Cisarua, dan Bayah. (alt)