CILEGON – Studi kelayakan (feasibility study) pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) mulai dipertanyakan. Jalan yang menghubungkan Pondok Cilegon Indah (PCI) hingga Ciwandan itu akhir-akhir ini sering tergenang banjir. Padahal, sebelum dibangun sudah dilakukan studi kelayakan dan detail engineering design (DED).
Anggota Komisi I DPRD Cilegon Aam Amrullah mengatakan, JLS merupakan jalan alternatif yang dibangun menghabiskan anggaran hingga ratusan miliar. “Nanti akan kita bicarakan bersama teman-teman anggota Komisi I lainnya. Pokoknya hal ini akan kita soroti,” terang Wakil Ketua Fraksi PKS itu, kemarin.
Sebenarnya, kata dia, banjir sudah sering terjadi di mana-mana. Tidak hanya di JLS, tetapi dihampir ruas jalan yang rendah. Hanya saja, hal itu bisa diantisipasi bila pembangunan jalan sudah dilakukan studi kelayakan. “Itu bisa jadi disebabkan oleh drainase yang kurang baik. Padahal, JLS kan menjadi jalan alternatif masyarakat. Tapi, kalau selalu digenangi air, sama saja menjadi masalah,” jelas Aam.
Sementara itu, Sekretaris Komisi I Hasbi Sidik mengingatkan, agar JLS yang sudah selesai dibangun harus benar-benar dijaga. “Kalau memang rusak, ya secepatnya diperbaiki. Pokoknya, yang diharapkan masyarakat, jalan yang sudah selesai ya harus tambah bagus. Termasuk JLS ini,” ujar Hasbi.
Berdasarkan pengalamannya melintasi JLS, lanjut Hasbi, jalan sepanjang 15 kilometer itu memang sering tergenang air di beberapa titik. “Jadi, ya harus secepatnya diperbaiki. Nanti kita akan bahas di komisi dan akan melakukan kunker (kunjungan kerja) di Dinas PUTR,” imbuh Ketua Fraksi Gerindra itu.
Sedangkan, Sekretaris Fraksi Kebangkitan Demokrasi (FKD) Rahmatulloh menilai, ada masalah serius pada pembangunan JLS, terutama pada saluran air yang dinilainya tidak jelas. “Masa iya sih setiap hujan deras jalan itu malah seperti penampungan air. Dulu studi kelayakannya bagaimana?” kata dia.
Rahmatulloh juga menilai pembangunan JLS tidak memenuhi standar jalan yang berkualitas. Drainase yang ada disebut kurang memadai sebab banjir masih sering terjadi. “Air tidak terbuang ke selokan. Malah ada di atas jembatan kok banjir. Kami minta dievaluasi dan jangan sampai terjadi di ruas jalan yang akan dibangun nanti,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Cilegon Nana Sulaksana mengatakan, jika berdasarkan FS dan DED pada JLS, dia mengklaim bahwa sudah tidak ada masalah. “Tapi, nanti kita cek dulu ke lokasi. Apa yang membuat JLS selalu tergenang air jika hujan turun,” kata Nana.
Nana menjelaskan, terjadinya banjir usai diguyur hujan bisa jadi karena berbagai faktor. Bisa karena drainasenya yang bermasalah atau karena tali air atau lubang-lubang kecil yang ada di di pinggir jalan yang berfungsi untuk mengontrol drainase. “Nanti kita lihat, tali airnya mampet enggak,” jelas Nana. (Umam-Ibnu M/Radar Banten)