SERANG – Terkait kasus dugaan bayi tertukar di RSUD Banten dua hari yang lalu, DPRD Provinsi Banten mengaku akan memanggil pihak RSUD Banten untuk memintai keterangan atas persoalan tersebut.
Ketua DPRD Provinsi Banten, Asep Rahmatullah menilai kejadian tersebut mencoreng nama baik Provinsi Banten. Menurutnya, jika kejadian tersebut terbukti karena kelalaian pihak rumah sakit, maka menurutnya itu bisa mengurangi tingkat kepercayaan publik terhadap rumah sakit daerah tersebut.
“Ini bagian ketidak profesionalan tata kelola rumah sakit, ini harus jadi pelajaran bagi pihak rumah sakit,” ujar Asep di ruang kerjanya kepada sejumlah awak media, Kamis (15/12).
Asep menjelaskan, persoalan akan ditindak lanjuti oleh Komisi V DPRD Banten. Asep mengaku akan segera meminta komisi tersebut untuk segera menggali keterangan dari persoalan tersebut.
Sementara itu, sebelumnya, Direktur RSUD Banten, drg. Dwi Hesti Hendarti mengakui kekeliruan yang dilakukan pihaknya pada proses persalinan pasangan suami istri Endang Sujana dan Monika.
Pihaknya pun menurut Hesti sudah melakukan tes untuk membuktikan anak dari pasangan tersebut. “Kita sudah meminta teman Polda Banten untuk mengecek sidik jari kaki, hasilnya betul bayi ibu Monica itu laki-laki,” ujarnya.
Sebelumnya, seperti yang telah diberitakan oleh Radar Banten Online, menduga anaknya tertukar, pasangan suami isteri, Endang Sujana (26) dan Monika (31) mengamuk ke manajemen RSUD Banten. Pasangan tersebut mengetahui anaknya tertukar sesaat hendak menyusui anaknya tersebut.
Dari keterangan Endang, bayi yang dilahirkan istrinya pada Selasa (13/12) sekitar pukul 04.00 WIB berjenis kelamin laki-laki, namun, saat hendak menyusui, bayi yang berada didekapan istrinya berjenis perempuan.
“Pas lahiran, bidan bilangnya laki-laki, ada juga saksinya, tapi eh pas dikasih ke saya perempuan,” ujar warga Kampung Cadas Ngampar, Desa Sukamenak, Kecamatan Cikeusal , Kabupaten Serang tersebut.
Dengan kejadian tersebut, Endang mengaku kecewa pada pihak rumah sakit. “Isteri saya kan tensinya tinggi. Lihat bayi yang diterimanya perempuan langsung ngamuk dan kejang kejang. Saya amat kecewa dengan kinerja pelayanan buruk rumah sakit ini,” ujar Endang.
Endang mengaku tidak menerima perlakukan buruk yang dilakukan oleh manajemen rumah sakit. Ia juga mengaku akan menempuh jalur hukum. “Kita akan proses hukum kasus ini karena kinerjanya buruk dan ceroboh. Isteri saya juga tidak terima dan tidak mau menyusui bayi perempuan itu. Terlebih lagi waktu di USG juga laki laki, kok sekarang perempuan,” katanya. (Bayu)