SERANG – Status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19 yang ditetapkan Pemprov Banten pertengahan Maret 2020 tak mengurangi aktivitas di jalan protokol Kota Serang. Imbauan agar tak banyak keluar rumah masih tak dihiraukan sebagian warga.
Pantauan Radar Banten, di beberapa ruas jalan protokol di Kota Serang nampak penuh dengan kendaraan roda empat dan dua. Seperti halnya di lampu merah Ciceri, Jalan Jenderal Sudirman, di lampu merah Kidang, Jalan Jenderal Sudirman-Jalan KH Sohari, Lampu Merah Pisang Mas Jalan Veteran, Lampu Merah Sumur Bor Jalan, Lampu Merah Kepandean Jalan Serang-Cilegon.
Selain penuhnya aktivitas masyarakat, masih ditemui warga yang tak menerapkan protokol kesehatan. Yaitu, menggunakan penutup mulut dan hidung atau masker. Begitu pun social distancing. Di kendaraan roda empat misalnya, jarak duduk tidak menjadi perhatian, termasuk penggunaan masker.
Indra salah seorang warga Serang mengaku terpaksa ke luar rumah lantaran keperluan membeli kebutuhan rumah tangga. Ia berdalih tak menggunakan masker lantaran terbur-buru. “Iya lupa, buru-buru tadi pas keluar rumah. Biasanya pake (Masker-red),” ujarnya kepada Radar Banten saat ditemui di Pom Bensin Ciceri, Serang, Selasa (21/4).
Kata Indra, dirinya mengetahui anjuran menggunakan masker saat berjalan ke luar rumah dari berbagai informasi, seperti WhatApp group rekan kerja, keluarga, dan RT. “Informasinya banyak. Tapi, saya lupa tadi. Serius buru-buru. Saya juga takut tertular, apalagi di Kota Serang ada yang positif korona (covid-19),” katanya.
Warga lain, Fathur, mengaku tak menggunakan masker lantaran helm yang digunakan sudah menutupi seluruh wajah. “Kan helm saya full menutup wajah. Ribet kalau pake masker. Terkecuali saya pake helm biasa baru pake masker,” katanya ditemui di area lampu merah Pisang Mas.
“Ya, takut (tertular-red) bang. Siapa yang mau positif? Lagian ini sebentar doang keluar rumah mau ada perlu ketemu teman,” kilah Fathur.
Berbeda dengan Fatur, Syifa Nur Jannah, warga Kecamatan Serang, mematuhi imbauan pemerintah. Perempuan ini mengaku terpaksa keluar rumah itu tetap menggunakan masker untuk mencegah penyebaran covid-19. “Sesuai anjuran pemerintah begitu. Saya juga takut tertular,” katanya.
Sementara Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19, Hari Pamungkas mengaku pihaknya telah berusaha melakukan sosialisasi dengan keliling jalan-jalan protokol bersama aparat kepolisian. “Kita sudah melakukan sosialisasi, agar menghindari bergerombol, termasuk mengurangi aktivitas keluar rumah,” katanya.
Selain itu, patroli rutin terutama saat malam hari juga digelar bersama antara Satpol PP dan aparat kepolisian. “Tinggal, bagaimana kesadaran masyarakatnya,” terangnya.
Diakui Hari, mengubah kebiasaan masyarakat membutuhkan waktu cukup lama. Sehingga, peran semua pihak agar ada peningkatan kesadaran masyarakat. “Yang terpenting kami tak bosan mengajak masyarakat untuk peduli dan memperhatikan protokol kesehatan saat ke luar rumah,” pungkasnya. (fdr/nda)