Tur ke luar negeri yang menjadi hadiah utama para juara Bintang Sains 2019 di Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Cilegon terasa istimewa. Para juara Bintang Sains mendapat banyak ilmu dan pengalaman yang bisa dijadikan bekal selama empat hari tiga malam di Singapura-Malaysia.
NIZAR SOLIHIN – Malaysia
Menyenangkan, ucapan yang keluar dari mulut rombongan studi tur Singapura-Malaysia setibanya di Tanah Air, Jumat (26/4). Alhamdulillah, semua peserta tur pulang dalam keadaan sehat dan selamat. Kado istimewa dari Radar Banten dan Banten Raya TV untuk para juara Bintang Sains itu memberikan pengalaman berharga dan ilmu bermanfaat. Mulai dari segi pendidikan hingga hal-hal baru bernilai positif yang tidak mereka dapatkan di negeri sendiri. Perjalanan studi tur berlangsung selama empat hari tiga malam.
Perjalanan dimulai Selasa (22/4), rombongan sudah berkumpul di Gedung Graha Pena Radar Banten sejak pukul 04.30 WIB. Diselang salat Subuh berjamaah, rombongan memanjatkan doa bersama sebelum naik bus jemputan yang disiapkan panitia menuju Bandara Soekarno Hatta, Tangerang dan tiba sekira pukul 07.00 WIB. Sambil menunggu keberangkatan ke Singapura pukul 10.30 WIB, rombongan disuguhkan sarapan roti dan nasi kotak. Rombongan terlihat antusias begitu memasuki pesawat. Tiba di Singapura di Bandara Changi sekira pukul 14.00 WIB atau pukul 15.00 waktu Singapura, rombongan langsung tur keliling kota.
Kunjungan diawali ke Museum Raffles. Di sana, para juara Bintang Sains menikmati keindahan benda-benda peninggalan sejarah. Berselang setengah jam, kunjungan wisata berlanjut ke kawasan Marina Bay Sands (MBS) Skypark menikmati pemandangan laut dan gedung-gedung berornamen menarik. Tak lupa rombongan mengabadikan momen di dua lokasi tersebut. Dari MBS, rombongan beralih ke Pulau Sentosa melihat patung raksasa Marlion atau patung Singa khas Singapura dan Universal Studio. Setelah menikmati suasana kawasan Pulau Sentosa, rombongan menuju Rumah Makan Joe Kitchen Singapura untuk makan malam dengan menu khas Indonesia dan Chinese food. Perjalanan dilanjutkan menyeberang negara menuju Malaysia dan langsung menuju Hotel dan Resort Bintang 4 Savanna Hill di Johor Bahru untuk beristirahat.
Keesokan harinya, rombongan bersiap-siap check out dari hotel menuju Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru. Kedatangan rombongan diterima Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya (Pensosbud) KJRI Johor Bahru Anang Fauzi Firdaus dan jajaran. Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang Asep Nugrahajaya yang termasuk rombongan studi tur mendampingi tim panitia memperkenalkan para juara Bintang Sains ke jajaran KJRI. Kedatangan rombongan diterima dengan hangat. Terjadi diskusi cukup menarik selain adanya penjelasan dari KJRI soal tugas dan fungsi mereka. Salah satu juara menanyakan gaji konsulat yang disambut dengan tawa rombongan dan jajaran konsulat.
Anang mengaku bangga bisa dikunjungi siswa-siswa berprestasi di Indonesia dan bisa berbagi ilmu kepada mereka. Ia pun berpesan agar para juara tetap semangat belajar sehingga bisa menggapai cita-cita dan mengharumkan nama bangsa. Dijelaskan Anang, pihaknya bertugas melayani administrasi kependudukan di Johor Bahru, mulai dari mengurus surat keterangan kematian dan kelahiran, hingga paspor WNI. Kata Anang yang mempunyai istri asal Tangerang itu, di Johor ada 90 ribu WNI yang terdaftar sebagai pemilih pemilu. Data 2017 di Malaysia ada 1,3 juta WNI yang tercatat. Pelayanan paspor sehari sampai 300 orang. “Kita juga memberikan perhatian khusus kepada anak-anak Indonesia yang lahir di Johor Bahru, Malaysia terkait pendidikan,” tuturnya.
Sepulang dari KJRI, rombongan berkunjung Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB) yang lokasinya persis berada di belakang KJRI. Rombongan melihat-lihat sekolah dan terlihat berdiskusi dengan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di sana. Bangunannya cukup unik, sederhana, bangunan kelas lebih menyerupai kontainer. Kunjungan diakhiri dengan foto bersama. Seusai dari KJRI dan SIJB, rombongan kembali berkunjungan ke sekolah. Kali ini ke sekolah anak-anak asli orang Johor Bahru Malaysia bernama Sekolah Kebangsaan Sungai Danga.
Kedatangan rombongan disambut dengan upacara adat yang memberikan kesan. Sekolah juga menampilkan tarian asli Melayu yang dinamakan tarian kompang diiringi tabuhan alat musik tradisional berupa bambu dan kayu yang ditampilkan para siswa sekolah dasar di sana. Rombongan mendapat jamuan hangat dari para guru, dihidangkan menu masakan khas nasi serai atau lauk ayam yang dimasak merah yang rasanya cukup nikmat. Makannya dengan cara kumpul bersama atau istilah di Indonesia botram.
Suasana dan kondisi sekolah tak jauh beda dengan sekolah di Indonesia. Sekolahnya termasuk kantin sekolah bersih dan rapi. Sekolah memiliki 170 siswa dari luar termasuk warga Indonesia, dan 33 siswa penduduk asli. Rombongan diterima PN Nursita, selaku Guru Penolong Kanan Pentadbiran atau guru kurikulum serta majelis atau pembina sekolah, Muhamad Syahril Azmi Benyamin. Sekolah juga menampilkan tayangan profil sekolah.
Dari Johor Bahru, rombangan bertolak ke Kualalumpur. Perjalanan menuju Kualalumpur dari Johor Bahru sekira lima jam menempuh perjalanan sejauh 340 kilometer. Rombongan baru tiba di Kualalumpur sekira pukul 20.00 waktu Malaysia atau satu jam lebih cepat dari waktu Indonesia. Rombongan masih terlihat bersemangat dan menyempatkan untuk mengunjungi kawasan Putrajaya. Rombongan berfoto di depan kantor Perdana Menteri dan Masjid Putrajaya. Setelah itu makan malam di Rumah Makan Warisan, makanan khas Indonesia di Dataran Merdeka Kualalumpur. Usai dari Putrajaya, rombongan menuju penginapan untuk beristirahat di Hotel Wira, kelas bintang tiga di Kualalumpur.
Pagi harinya, usai sarapan rombongan menuju Menara Kembar Tertinggi di dunia, Petronas, Kualalumpur. Berfoto bersama sebelum bertolak ke Kedutaaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kualalumpur diterima perwakilan Duta Besar, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Mokhamad Farid Maruf. Pada kesempatan itu, para juara Bintang Sains sempat berdialog dengan Farid dan menceritakan kesan mereka selama dua hari perjalanan Singapura-Malaysia, mulai dari tata kota hingga tradisi warga di kedua negara tersebut yang dinilai positif.
Farid pun menyampaikan pesannya kepada para juara Bintang Sains agar mereka terus belajar dan bermain di era yang terus berkembang. Katanya, semakin banyak baca semakin baik. Ia pun mewakili Kementerian Pendidikan menyampaikan dukungan dan terima kasihnya kepada Radar Banten dan Banten Raya TV serta pemerintah daerah yang telah memfasilitasi siswa mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Farid juga mendukung langkah Radar Banten yang mengajak para juara Bintang Sains tur ke luar negeri karena dapat menambah pengalaman dan pelajaran positif. Menurutnya, siswa sekolah dasar mudah menggali ingatan. “Hidup bertetangga paling penting. Terus belajar dan bermain,” pesannya.
Salah satu juara Bintang Sains 2019 dari Kabupaten Serang Ratu Salma Qonita mengaku banyak mendapat ilmu berharga di dua negara yang dikunjunginya tersebut. Mulai dari bangunan rumah yang layak, kehidupan yang tertib, bersih, dan tanpa macet. “Di sini (Singapura-Malaysia-red) lebih bersih dan tertib. Makanannya juga lumayan enak, jadi betah,” ucapnya.
Dari KBRI, rombongan kemudian berwisata belanja ke Boutique Harriston, atau toko cokelat terkenal di sana. Para juara juga dikenalkan asal coklat dan cara membuat coklat yang enak. Setelah itu, rombongan diajak berwisata ke Batu Cave atau patung raksasa budaya hindu di Kualalumpur. Di lokasi itu, rombongan hanya berfoto-foto kurang lebih 15 menit dan langsung menuju Resto the Ark yang menawarkan menu seafood untuk makan siang. Wisata berlanjut ke Genting Higland (Tanah Tinggi Genting) atau puncak gunung yang di dalamnya terdapat lapangan golf, pusat perbelanjaan, simulator sky diving, hall konser, hingga pusat perjudian yang dilegalkan di Malaysia. Menuju ke Genting Highland rombongan harus merasakan dulu sensasi berdebar naik Sky Cable Car. Di Genting Highland rombongan menikmati beberapa wahana anak-anak layaknya di Dunia Fantasi.
Malamnya, rombongan kembali diajak berbelanja di mal murah Sungei Wang dan makan malam di Restoran D’Chow Kita yang menyediakan menu Indonesia. Khusus anak-anak makan di KFC sebelum kembali ke hotel. Keeseokan harinya yang merupakan hari terakhir tur, usai sarapan di hotel rombongan berkunjung ke Sekolah Kebangsaan Seri Nilam di wilayah Sentul, Kualalumpur. Bangunan sekolah cukup megah. Kedatangan rombongan disambut hangat para siswa yang mengenakan pakaian adat serta guru-guru sekolah, berikut guru besar sekolah, Moch Sukardi. Sekolah termasuk sekolah berprestasi. Seperti kunjungan ke sekolah sebelumnya, rombongan disambut penampilan tarian adat dan mendapat hidangan makanan ringan.
Sukardi dengan bahasa Melayunya mengaku bangga bisa kedatangan rombongan studi tur Bintang Sains 2019. Ia mengaku pernah melakukan hal serupa di sekolah Indonesia yang ada di Jakarta. Pada kesempatan itu, Sukardi menyerahkan suvenir kepada rombongan. Sebaliknya panitia rombongan juga memberikan kenang-kenangan berupa plakat Radar Banten dan kain batik Baduy. Usai dari SK Seri Nilam, rombongan masih diberikan kesempatan panitia mengunjungi Istana Negara dan mengabadaikan momentum di tempat yang cukup megah tersebut. Selama perjalanan rombongan selain disajikan wisata menarik dan kuliner yang istimewa, juga dihibur banyolan-banyolan panitia dan tour guide dari Malaysia, Mr Khabir yang mempunyai khas salam Assalamualaikum dengan sedikit nada ucapan seperti di film kartun Upin Ipin.
Setelah dari Istana Negara, rombongan menuju Bandar Udara Internasional Kualalumpur untuk naik pesawat perjalanan pulang ke Indonesia. Rombongan tiba di Indonesia sekira pukul 17.00 WIB setelah menempuh penerbangan sekira 1 jam 55 menit dan tiba di Graha Pena Radar Banten sekira pukul 21.00 WIB yang disambut antusias keluarga rombongan. (*)