LEBAKGEDONG – Hujan deras yang mengguyur wilayah Lebakgedong dan sekitarnya membuat Sungai Ciberang kembali meluap. Akibatnya, jembatan darurat yang menghubungkan Kampung Cikomara dan Buluheun, Desa Banjaririgasi, putus terbawa arus sungai.
Ahmad Yani, warga Banjaririgasi, mengatakan, Sungai Ciberang kembali meluap pada Minggu (17/5) sekira pukul 21.00 WIB. Saat itu, kondisi air cukup deras dan menyapu jembatan darurat yang dibangun swadaya oleh masyarakat pasca-banjir bandang pada 1 Januari 2020 lalu. Untuk itu, masyarakat tidak bisa lagi menyeberang ke Cikomara. Karena, jembatan tersebut merupakan akses utama untuk keluar daerah, seperti ke Cipanas dan Rangkasbitung.
“Iya, jembatan darurat yang kita buat setelah bencana banjir bandang awal Januari lalu kembali putus diterjang banjir pada Minggu malam. Masyarakat sekarang kesulitan ketika beraktivitas, karena akses satu-satunya keluar kampung terputus,” kata Yani kepada Radar Banten, Senin (18/5).
Masyarakat di Banjaririgasi dan desa lain di Kecamatan Lebakgedong meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lebak segera membangun jembatan darurat yang menjadi penghubung Kampung Buluheun dan Cikomara. Apalagi sekarang menjelang lebaran, jadi masyarakat dipastikan akan kesulitan ketika akan memenuhi kebutuhan hidup menjelang Idul Fitri. Bahkan, untuk silaturahmi saja tidak bisa, karena jembatannya putus.
“Sampai sekarang belum ada solusi mengenai jembatan penghubung di Banjaririgasi. Mudah-mudahan, Dinas PUPR atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera turun agar akses masyarakat kembali tersambung,” tegasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi membenarkan, luapan Sungai Ciberang pada Minggu malam mengakibatkan jembatan sementara yang dibangun masyarakat rusak diterjang banjir. Tidak hanya itu, beberapa rumah warga terendam. Namun, sekarang kondisinya sudah surut dan masyarakat sudah beraktivitas normal.
“Iya, yang putus jembatan darurat di Banjaririgasi. Hal itu sudah kita laporkan kepada pimpinan,” terangnya.
Kaprawi mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai untuk tetap waspada terhadap ancaman banjir. Apalagi, dalam beberapa hari terakhir curah hujan di wilayah Lebak utara dan Lebak selatan cukup tinggi. Bahkan, beberapa kecamatan di Lebak utara, terendam banjir seperti Cipanas, Sajira, Lebakgedong, dan Maja.
“Kita tetap minta kepada masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bencana banjir dan longsor,” katanya. (Mastur)