SUKARESMI – Perubahan iklim permukaan air laut mulai berdampak. Salah satunya, yaitu meluapnya Sungai Cilemer. Lantaran itu, warga Kampung Pinggirkali, Desa Cikuya, Kecamatan Sukaresmi, merasa waswas. Mereka khawatir tempat tinggal yang tak jauh dari aliran sungai tersebut terendam.
“Tiga hari ini telah terjadi hujan deras yang cukup meresahkan. Kami khawatir Sungai Cilemer banjir,” kata warga Kampung Pinggirkali Sahroni, Selasa (20/9).
Menurut Sahroni, musim hujan sebenarnya menjadi harapan petani untuk bisa menanam padi. Namun, jika curah hujan terlalu tinggi, tetap saja tidak diharapkan. Soalnya, hal tersebut bisa mengakibatkan petani gagal tanam. Terlebih, Desa Cikuya merupakan dataran rendah yang kerap menjadi tumpuan air hujan. “Jika musim hujan, hampir semua air mengalir ke sini mulai air dari Sungai Cikaduen, Kecamatan Saketi, dan air dari Sungai Cisata,” terangnya.
Sahroni berharap, Pemprov Banten segera menyelesaikan tanggul banjir yang telah dimulai sejak 2011 lalu. “Karena proyek itu belum selesai, kalau banjir lamban surut. Diduga, air tidak bisa cepat menyerap karena terhalang beberapa material tanggul yang belum selesai,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Cikuya Saniman tidak membantah bahwa warganya yang tinggal di Kampung Pinggirkali selalu waswas di setiap musim hujan karena bisa berdampak banjir. “Wajar kalau warga waswas sebab saat banjir warga dipastikan mengalami kerugian besar. Selain banyak padi yang terendam, sejumlah perabotan rumah tangga akan mengalami kerusakan,” paparnya
Ia mengimbau warganya untuk tetap waspada lantaran banjir datang dengan tiba-tiba. “Saya harap warga tetap waspada akan kemungkinan datangnya banjir. Terkait proyek tanggul yang belum selesai, kami akan melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan dan Pemkab agar pembangunan bisa cepat diselesaikan,” katanya. (Herman/Radar Banten)