Bagi Yanto (39) nama samaran memutuskan berhenti bekerja di salah satu perusahaan milik negara di Jakarta dengan gaji tinggi adalah keputusan tepat. Soalnya ia takut kalau kebablasan dan merusak rumah tangga dengan Siti (35) bukan nama sebenarnya. Memangnya ada apa sih, Kang?
“Kerjanya sih enak, gaji juga gede, tapi godaannya berat, kalau enggak kuat iman mah udah bablas saya,” kata Yanto saat curhat kepada Radar Banten di kediamannya di salah satu perumahan di Kota Serang, Senin (20/9) malam.
Apalagi, jabatan Yanto juga bukan kaleng-kaleng. Ia kepala pemasaran yang menahkodai 20 pegawai wanita yang masih fresh graduate. Bawahannya cantik-cantik, seksi dan genit.
Sedangkan setiap hari ia jauh dari istri, bulak balik Serang-Jakarta. Ketika pulang ke rumah, tenaga habis di jalan dan memilih tidur. Prinsip hidup Yanto waktu itu, asal ekonomi tercukupi, anak dan istri pasti bahagia. “Padahal istri sering ngeluh, katanya saya terlalu sibuk kerja,” katanya.
Tapi Yanto tak peduli, ia sangat menikmati pekerjaannya, apalagi setiap hari ada wanita-wanita cantik di kantor yang menemani, selalu memberikan senyum manja dan menggoda.