SERANG – Kondisi Taman Sari makin memprihatinkan. Kawasan yang awalnya ruang terbuka hijau (RTH) dipugar menjadi kawasan wisata kuliner dengan menghabiskan anggaran sampai miliaran rupiah. Namun, wisata kuliner itu juga tak bertahan lama. Usai ditinggal para pedagangnya, Taman Sari diduduki para pedagang batu akik. Kini, setelah batu akik tak lagi booming, Taman Sari justru diduduki para pedagang sayur dan sembako sejak kios-kios mereka yang ada di bantaran kali dibongkar.
Berdasarkan pantauan Radar Banten, para pedagang tak hanya memanfaatkan kios bekas para pedagang batu akik, tetapi juga membuat lapak-lapak baru. Bahkan, ada sejumlah kios yang justru menghadap ke arah jalan. Berbagai terpal juga menutupi kios hingga keluar pagar.
Kepala Bidang Aset pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Serang Sony August mengatakan, saat ini pengelolaan Taman Sari masih ada di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Serang. “Belum diinventarisasi lagi apakah harus tetap dikelola Disporapar atau bagaimana,” ujar Sony, Jumat (2/3).
Ketua DPRD Kota Serang Namin juga menilai saat ini pemanfaatan Taman Sari bukan pada fungsinya. Keberadaan pedagang sayur dan sembako di Taman Sari awalnya memang hanya bersifat sementara setelah beberapa kios di bantaran kali dibongkar. “Pemanfaatan sementara itu harus diberi batasan. Tempat relokasi sementara itu jangan tak berujung waktu,” ujarnya.
Ia berharap jangan ada pembiaran sehingga pedagang makin semerawut. Kata dia, kondisi Taman Sari saat ini memang menjadi fokus pemikiran DPRD. Pihaknya juga mendorong Pemkot Serang dalam hal ini Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagperinkop dan UKM) Kota Serang untuk memberikan solusi tempat relokasi kepada para pedagang. “Penertiban Taman Sari jangan sampai mengabaikan para pedagang,” tutur politikus Partai Golkar ini.
Kepala Disdagperinkop dan UKM Kota Serang Akhmad Benbela mengatakan, Taman Sari memang hanya menjadi tempat relokasi sementara bagi para pedagang. “Kalau pasar-pasar yang kami bangun di Walantaka dan Kasemen sudah selesai pemeriksaan, baru bisa ditempati,” ujarnya.
Kata dia, para pedagang nanti akan direlokasi ke pasar-pasar tersebut. Namun, yang menjadi kendala saat ini juga anggaran untuk relokasi tidak disediakan tahun ini. Padahal, pihaknya sudah mengusulkan. Terkait adanya kios-kios yang menghadap ke jalan, Benbela mengaku akan segera menindaklanjuti. (Rostinah/RBG)