Jali (41) nama samaran harus menelan pahitnya pengkhianatan. Tak mampu menuruti kemauan sang istri, sebut saja Meli (39), yang minta diberi uang seminggu sekali untuk perawatan wajah dan penampilan, rumah tangga mereka hancur saat Meli memilih laki-laki lain yang lebih kaya. Astaga.
Ditemui wartawan di warung tempat biasa sopir truk istirahat, siang itu Jali terlihat lesu. Berawal dari obrolan ringan tentang pendapatannya sebagai sopir, Jali pun tak keberatan menceritakan kisah pahit rumah tangga bersama Meli.
Dilihat dari penampilannya, Jali bak preman pasar yang biasa bergelut dengan terik matahari nan gersang. Berperawakan kekar, Jali terbiasa hidup keras banting tulang demi menambah penghasilan orangtua. Terlahir dari keluarga sederhana, ayah petani dan ibu berkebun, Jali tumbuh menjadi pemuda pekerja keras.
Sampai usia beranjak dewasa, ia bertemu dengan Meli saat acara dangdutan di kampungnya. Malam itu kebetulan Meli ditinggal pulang oleh teman-temannya. Lantaran iba, Jali pun bersedia mengantar sampai rumah. Saat itulah keduanya menjadi sering teleponan sampai larut malam.
Tak disangka, hubungan mereka berlanjut pada tahap saling perhatian satu sama lain. Akhirnya, Jali yang memang sudah merasa jatuh cinta, menyatakan rasa pada Meli setelah enam bulan usia pertemanan mereka. Tak disangka, Meli pun menerimanya sebagai kekasih hati tercinta. Ciyee.
“Ya pas pacaran dulu mah dia baik banget sama saya. Apa-apa dia yang beliin, saya mah jarang keluar uang,” kata Jali.
Kata Jali, sewaktu muda Meli memiliki wajah cantik dengan postur tubuh seksi menggoda. Meski tak dianugerahi kulit putih, tapi bagi Jali, sosok Meli sudah sangat sempurna di matanya. “Saya bersyukur dikasih pasangan kayak Meli. Ya meski kadang wataknya susah ditebak, tapi saya bisa terima dia apa adanya,” kata Jali.
Singkat cerita, mungkin sudah jodoh, hubungan mereka berlanjut menuju pelaminan. Tak menunggu waktu lama, segala persiapan diatur orangtua, Jali dan Meli pun melangsungkan resepsi pernikahan.
Di awal pernikahan, dengan situasi ekonomi yang tak stabil, Meli tak pernah protes. Meli mampu membuat suasana rumah tangga layaknya di surga. Jali jadi semakin betah di rumah.
Terlebih, Meli juga termasuk perempuan yang tidak neko-neko. Asal bisa menerima dan menyayangi, ia akan baik dan melayani suami setulus hati. Ibarat sepasang raja dan permaisuri, rumah tangga mereka rukun bersahaja, keduanya hidup bahagia.
Tak terasa, berjalan dua tahun usia pernikahan, lahirlah anak pertama membuat hubungan keduanya semakin mesra. Kedua keluarga pun tampak bergembira menyambut kehadiran sang bayi laki-laki lucu anak Meli. Rumah tangga mereka diselimuti kebahagiaan.
Seiring berjalannya hari, keadaan tak semanis apa yang terjadi di awal pernikahan. Sikap sang istri perlahan berubah seiring perkenalan dengan ibu-ibu muda orang baru di kampungnya. Kata Jali, ibu-ibu muda itu memang memiliki suami yang bekerja sebagai karyawan tetap di pabrik-pabrik ternama.
Mereka sering belanja dan melakukan perawatan seminggu sekali. Hal itulah yang diinginkan Meli. Namun Jali tak sanggup menuruti kemauan sang istri. Sejak itu Meli banyak mengeluh dan marah-marah.
Hingga suatu hari, Jali mulai merasakan ada yang beda dengan Meli. Setiap pagi berangkat entah ke mana, pulang sore menjelang magrib, Meli tampak lebih cantik dan menggoda. Ia sering memakai pakaian baru dengan rambut bondingnya. Jali pun penasaran, dari mana sang istri mendapatkan uang.
Ketika ditanya, Meli selalu menghindar dan tak mau bicara banyak dengan Jali. Hal itu membuat Jali semakin emosi lantaran merasa tak dihargai. Hingga suatu hari, diam-diam Jali mengikuti sang istri yang pergi dengan penampilan menggoda. Malam itu, Jali bersama kawannya menyiapkan strategi untuk memergoki sang istri.
Saat Meli masuk ke sebuah rumah mewah di kampung sebelah, Jali menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Satu jam kemudian, Meli keluar bersama lelaki berjas hitam yang usianya jauh di atas Jali. Saat itu juga Jali dan kawannya memergoki Meli dan sang lelaki.
“Wah saat itu saya sempat mukul orang itu. Tapi beberapa tetangga pada keluar terus pegangin saya. Kalau saja enggak ada siapa-siapa, habis tuh orang,” kata Jali.
Seminggu kemudian, Jali pun mengambil keputusan untuk menceraikan Meli. Hubungan rumah tangga mereka berakhir karena pengkhianatan Meli. Jali Kecewa, ia memilih hidup sendiri. Sampai hari ini, Jali belum juga mendapatkan pasangan hidup.
Ya ampun, sabar ya Kang Jali, semoga lekas dapat istri yang jauh lebih baik dari Teh Meli. (mg06/zee/ags)