Nina (35) nama samaran, jadi makin waspada saat tahu tetangga samping rumahnya ternyata seorang pelakor kelas kakap, sebut saja namanya Mona (31). Sejak itu, ia memperketat penjagaan terhadap suami tercinta, kita panggil saja Udin (36). Nina sampai mengancam ke suami, kalau berani pulang telat, apalagi sampai mendekat ke pekarangan rumah Mona, pasti langsung perang dunia ketiga. Wow, ngeri amat ini.
Nina tinggal di salah satu perumahan di Kota Cilegon sejak lima tahun lalu. Awalnya, lingkungan sekitar terasa nyaman dan aman, ia dan keluarga kecilnya bahagia tinggal di sana. Tetapi sejak kedatangan Mona, kewaspadaanya meningkat seribu kali lipat. “Saya bukan ngomongin orang nih, tapi dia sendiri cerita ke saya, kalau dia istri simpanan lelaki kaya,” kata Nina saat bertemu Radar Banten di kediamannya, Sabtu (24/7).
Dari cerita-cerita yang didengarnya dari Mona, Nina merasa kalau sekarang perempuan-perempuan sudah punya keberanian tingkat dewa demi mencukupi kebutuhan hidup. Tak peduli status lelaki sudah beristri atau bujangan, asal punya uang, pasti bakal digarap jadi sumber penghasilan. “Ngeri makanya, saya mah takut kalau Kang Udin sampe tergoda,” keluhnya.
Nina dan Udin sudah menjalani bahtera rumah tangga selama lima tahun dan dikaruniai dua anak yang masih balita. Sejak masa pacaran bahkan hingga sudah berumah tangga, Nina mengaku memang termasuk tipe istri yang cemburuan, super protektif, dan selalu khawatir terhadap kesetiaan suami.
Bukan karena Udin tak setia atau sering main wanita, katanya sih, lantaran zaman sekarang sedang marak kasus perselingkuhan. Apalagi Nina sering menonton sinetron, ditambah berita-berita seperti itu di televisi. Jadilah ia sering over protektif terhadap suami. “Saya tegaskan ke suami, kalau sampai berani selingkuh, saya bakal langsung minta cerai,” tukasnya.
Soalnya, diceritakan Nina, perjuangannya bersama Udin agar bisa berumah tangga bukanlah hal yang mudah. Keduanya awalnya tidak direstui keluarga karena status ekonomi, Nina anak pengusaha batu bata dan lumayan kaya, sedangkan Udin cuma dari keluarga buruh tani.
Saat menyampaikan niat baik kepada orangtua Nina, Udin diminta menyiapkan uang lumayan besar untuk biaya pernikahan. Padahal waktu itu ia belum punya pekerjaan tetap, hanya mengandalkan buruh serabutan. Kadang jadi kuli, kadang sopir, atau jualan di pasar malam.
Tapi mereka tak mau menyerah, bahkan sampai meminjam uang ke sana-sini untuk biaya nikah. Akhirnya, setelah melihat kesungguhan Udin, orangtua Nina pun merestui. Mereka menikah dengan pesta sederhana, hanya mengundang teman dekat dan tetangga.
Mereka mengawali rumah tangga dengan menumpang di rumah keluarga Nina. Perjuangan di awal pernikahan memang tak mudah, tapi berkat kerja keras dan keuletan Udin, ia pun diterima kerja di pabrik ternama di Cilegon. “Alhamdulillah sekarang bisa beli rumah sendiri, punya kendaraan, hidup tercukupi,” katanya.
Karena penghasilan Udin yang besar itulah yang membuat Nina takut. Pokoknya, setiap Udin pulang telat, ia langsung menelepon. Jika sudah sampai rumah, langsung mengunci pagar dan melarang suaminya pergi keluyuran. “Kan mencegah lebih baik daripada mengobati,” kata Nina.
Sesekali, Nina mendatangi rumah tetangganya dan menasihati agar tidak melanjutkan hubungan dengan suami orang. Tapi bukannya nurut, Mona malah semakin menjadi-jadi, mengundang pacarnya main ke rumah dan dikenalkan pula kepada Nina. “Emang zaman sudah edan, selingkuhnya berani terang-terangan, semoga suami saya mah enggak begitu,” tutup Nina.
Kudu dijaga baik-baik ya, Teh Kang Udinnya, jangan sampai lepas! Hehe. (drp/air)