Tari Saman dipertunjukkan di Kota Hangzhou, Cina. Sebanyak 20 penari dari SMP Al Azhar BSD City membuat bangga Indonesia.
MESKI umurnya masih belia, para pelajar SMP Al Azhar BSD mampu membuat bangga warga Indonesia. Dalam kancah tingkat internasional selama sekitar delapan menit, mereka mampu membuat decak kagum para penonton yang hadir dalam perhelatan Hangzhou World Leisure (HWL) Festival 2017, sejak 27 Oktober-3 November lalu.
Penampilan yang memukau nan enerjik disuguhkan para pelajar tersebut di panggung internasional itu. Hentakan gendang dan alunan nada tinggi tarian Suku Gayo mampu membuat suasana menjadi hangat. Meski kala itu, cuaca sedang musim dingin.
Pelajar SMP Al Azhar merupakan perwakilan Indonesia atas undangan The International Organization of Folk Art (IOV) Indonesia Youth Section. Ada sembilan negara unjuk gigi dalam festival budaya tersebut yakni Turki, Hungaria, Italia, Spanyol, Iran, Slovakia, Afrika Selatan, dan tuan rumah Cina.
Sebelum berangkat, para penari dan guru menyempatkan diri bersilaturahmi dengan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany sekaligus meminta dukungan dan motivasi.
Wakil Kepala Kesiswaan SMP Al Azhar BSD City, Cici Fauziah menuturkan selain tari saman, tari pukat juga ditampilkan. Tari saman sendiri merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler (eskul) di sekolah itu. Bahkan, termasuk eskul favorit siswa. Tarian ini sering pula disebut tari seribu tangan karena menampilkan sinkronisasi gerakan tangan yang cepat dan serempak.
Kepala Sekolah SMP Al Azhar BSD City, Moch Muhrim mengatakan, sangat bangga anak didiknya mampu menggaungkan tari saman di dunia internasional. Apalagi, tari tersebut memang sudah melegenda dan menjadi budaya asli bangsa yang memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
”Saya sungguh bangga, anak-anak bisa menorehkan prestasi,” katanya membuka pembicaraan dengan Radar Banten, Minggu (19/11).
Ia menambahkan, budaya Indonesia memang menjadi kekayaan yang patut dibanggakan para generasi muda.
”Penampilan sebanyak 20 pelajar tersebut mendapatkan applause yang heboh dan antusiasme dari negara lain untuk mempelajari tarian seribu tangan tersebut,” tuturnya.
Muhrim menyatakan, penampilan yang hanya delapan menit ini, mampu membanggakan Indonesia. Saat penampilan, para muridnya tersebut terlihat enjoy dan tak grogi. ”Hasil dari penampilan ini. Banyak pelajaran yang bisa dipetik anak-anak. Salah satunya, menumbuhkan semangat nasionalisme. Lalu, bangga memiliki kekayaan budaya yang melimpah ruah dari Sabang sampai Marauke,” katanya.
”Buktinya, tari saman mendapatkan sambutan yang hangat oleh para perwakilan negara yang mengambil ajang internasional itu,” tambahnya.
Ia menambahkan sudah sepatutnya, budaya bangsa sendiri terus dilestarikan. Sebagai identitas bangsa. Kini, para penari saman sedang menyiapkan diri untuk Festival Tari Ratoh Jaroe se-Jabodetabek yang digelar pada 26 November mendatang di Taman Mini Indonesia Indah.
”Target kami selanjutnya, memenangkan piala bergilir tersebut. Sebab, tahun ini. Kami baru mampu menembus final ajang tahunan yang bergengsi bagi perlombaan tari saman,” tukasnya. (Wahyu Syaifullah/RBG)