SERANG – Ratusan massa mendatangi rumah mantan Kepala Desa Batukuwung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Udin Arsadi, Rabu (2/9). Warga marah adanya aktivitas pembersihan area geothermal oleh orang-orang yang diperintahkan oleh Udin Arsadi.
Massa yang datang sempat hendak melukai tetangga Udin dengan senjata tajam. Namun aksi tersebut digagalkan oleh tetangga Udin yang lain. Polisi yang mendapati informasi itu mendatangi lokasi dan membubarkan massa bersama aparat TNI. “Warga sudah membubarkan massa sekira pukul 10.00 WIB. Yang datang banyak sekitar 200-an orang,” kata Kapolsek Padarincang Ajun Komisaris Polisi (AKP) Undang Jumara kepada Radar Banten, kemarin.
Dikatakan Undang, massa datang sekira pukul 08.00 WIB. Massa tidak terima dengan orang-orang yang membersihkan area geothermal atas perintah Udin. Sebab, selama ini massa menolak proyek geothermal di daerah mereka. “Di geothermal mau ada pembersihan rumput, warga marah dan tidak terima,” kata Undang.
Undang mengatakan, massa membubarkan diri setelah rencana pembersihan area geothermal urung dilakukan. “Sekarang sudah kondusif. Warga sudah membubarkan diri,” ucap Undang.
Sementara itu Udin mengaku kaget didatangi ratusan massa. Saat massa datang dirinya sedang berada di dalam kamar mandi. “Saya lagi gosok gigi dengar suara rame-rame dan lihat sudah banyak warga yang datang,” kata Udin saat ditemui di kediamannya.
Udin mengaku anggota keluarganya menghalangi untuk keluar menemui massa. Apalagi kejadian di depan rumahnya mencekam. Sejumlah massa, kata dia, ada yang membawa kayu, batu, besi, dan senjata tajam jenis golok. “Ada yang membawa golok, bahkan ada yang mau dibacok tapi dia langsung ditarik dan diamankan,” ucap Udin.
Udin mengakui dirinya telah memerintahkan puluhan warga untuk membersihkan area proyek geothermal. “Yang mau bersihkan itu diambil dari empat kampung di sekitar sini, ada 15 orang dari masing-masing kampung,” kata Udin.
Pembersihan area geothermal, lanjut Udin, belum sempat dilaksanakan. Pembersihan area geothermal dilakukan setelah pihak perusahaan meminta langsung kepada dirinya. “Saya yang perintahkan, kan lumayan dapat penghasilan dari situ apalagi situasi saat ini sedang begini (covid-19-red),” ucap Udin.
Udin menuturkan saat aksi massa berlangsung satu kaca rumahnya sempat dipecahkan. Mereka juga sempat melakukan intimidasi terhadapnya. “Yang dirusak cuma kaca rumah saja ada yang pecah yang lain tidak ada,” kata Udin.
Setelah situasi mulai mereda, Udin mendatangi Polres Serang Kota untuk melaporkan kejadian tersebut. Barang bukti berupa kayu, besi, dan batu turut dibawa untuk melengkapi laporan. “Sudah laporan ke Polres,” ujar Udin.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Serang Kota Ajun Komaris Polisi (AKP) Indra Feradinata belum dapat dikonfirmasi. Panggilan Radar Banten tidak direspons kendati dalam kondisi aktif.
Radar Banten juga mencoba menghubungi Manager PT Sintesis Banten Gheotermal (SBG) Rosar Marmara terkait penolakan warga, Rabu (2/9) malam. Namun, Rosar tidak merespons panggilan dan pesan singkat yang dikirim Radar Banten kendati nomor ponselnya dalam kondisi aktif. (mg05/alt)