SERANG – Pasca putusnya jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Pasar dan Kampung Pekarungan, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, warga trauma.
Afiri, Ketu Rt 04, Rw 01 Kampung Pekarungan, Kelurahan Kota Baru, Serang, mengaku tidak bisa tidur semalaman lantaran khawatir kondisi anaknya Imam (11) akan memburuk.
“Saya nggak bisa tidur semalam. Korbannya anak saya juga. Walau sudah diselamatkan tetangga, tapi tetap hati orang tua sulit tenang kalau anak ikut terseret air, meski sekarang sudah
ada di rumah,” jelasnya kepada radarbanten.com, Rabu (22/1/2014).
Waktu Imam tenggelam, kata Afiri, ia sempat ikut menolong korban yang terseret arus sungai. “Warga turun, karena belum ada Tim SAR,” jelasnya.
Afiri berharap dengan kejadian ini Pemkot Serang dapat membangun jembatan permanen. “Yang penting permanen. Ukuran lebarnya 1,5 meter pun cukup,” harapnya.
Lain halnya dengan Saleh, warga Pekarungan, Kelurahan Kota Baru, Serang yang juga sempat menyelamatkan 15 anak-anak. “Saya ambilin satu-satu. Ternyata cucu sendiri kanyut kebawa air,” katanya.
Saleh mengaku bahwa tidak mengira ternyata dalam insiden itu, cucunya Eka Farah Puspita (15) sendiri ikut tenggelam.
Saleh berharap pembangunan jembatan nantinya permanen. “Jangan di-sling
(pake kawat besi,red). Pengennya beton, nggak usah besar. Di samping jembatan dibuatkan pagar tinggi. Yang penting untuk pejalan kaki saja,” kata kakek usia 64 tahun ini.
Warga lain, Jeni, melihat musibah ini akibat kesalahan konstruksi. “Sling sempat patah, tapi pemeritah hanya menggantinya dengan behel kecil. Akibatnya behel patah dan jembatan ambruk. Kami sudah keberatan dari awal, tapi pemerintah tidak menggubrisnya,” tegasnya. (Wahyudin)