Abdul Rosyid, salah seorang orator dalam aksi tersebut, mengatakan, peningkatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Tahun 2015 secara nominal dari APBD murni, sangat jauh menunjukkan keberpihakan pada masyarakat.
“Kalau kita melihat dari total keseluruhan serapan APBD 2015 hanya sekitar 50 persen saja yang terserap. Sehingga ini jelas, penggunaan anggaran hanya digunakan untuk menggerakkan mesin birokrasi, dari pada kepentingan rakyat Banten,” kata Rosyid.
Lebih lanjut, Rosyid menilai Pemprov Banten sebagai salah satu wilayah tingkat I, hingga hari ini terlihat tidak mampu menjalankan tugas dan fungsi mereka dengan baik, hal ini dikarenakan tidak adanya political will baik eksekutif maupun legislatif.
“Kalau kita melihat fungsi legislatif terlihat hanya menjadi ‘stempel karet’ dari eksekutif bukan menjadi ‘tandem’ untuk bersinergi membangun Banten dari keterpurukan. Kami menuntut pemerintah untuk meningkatkan pelayanan publik, khususnya kepada masyarakat menengah ke bawah,” katanya.
Pantauan radarbanten.com di lokasi, para mahasiswa nampak berorasi persis di tengah jalan protokol Ciceri. Terlihat para mahasiswa membakar sekitar lima ban bekas sebagai tanda kekecewaan pada Pemprov Banten. Di lokasi yang sama, akibat aksi bakar ban, para petugas kepolisian memindahkan arus kendaraan demi menghindari kemacetan yang tertutup oleh mahasiswa. Aksi mahasiswa tersebut mendapat pengawalan dari pihak Kepolisian. (Fauzan Dardiri)