Ungkapan lidah lebih tajam dari pedang tampaknya dialami Toni (31), nama samaran. Toni nyaris batal nikah gara-gara istrinya, sebut saja Yuli (23), terhasut omongan kerabat Yuli yang tak lain bibinya, sebut saja Ijah (40), hanya gara-gara urusan pinjam uang. Oalah.
Ditemui Radar Banten di Kelurahan Cinanggung, Kota Serang, Toni siang itu sedang makan di warung nasi pinggir jalan. Pria berbadan kurus tinggi itu pun bersedia menceritakan pengalamannya yang nyaris gagal berumah tangga.
Toni tidak pernah menyangka, perjalanan cintanya menemui cobaan yang dibuat oleh kerabat sendiri. Petaka itu datang saat Toni sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan pernikahan yang tinggal menghitung hari. Cincin sudah dibeli, gaun pengantin juga sudah dipesan. Bahkan, tukang tenda sudah mengecek lokasi, Yuli malah kabur ke Jakarta secara tiba-tiba. “Awalnya dia enggak jawab telepon saya, terus pergi tanpa pesan,” sesal Toni. Sudah kayak lagu dangdut saja.
Diceritakan Toni, sebelum pacaran dengan Yuli, Toni bekerja sebagai tukang servis air conditioner (AC). Sementara Yuli karyawan pabrik di wilayah Kragilan. Toni sering memperhatikan Yuli yang sering duduk di depan toko AC menunggu angkot. Satu waktu, Toni mencoba berkenalan dan mengajak Yuli mengobrol. Karena setiap hari ketemu, Toni jadi sering candain Yuli, sehingga semakin hari keduanya semakin akrab. Pengakuan Toni, paras Yuli cantik dan memang tipenya. Toni memang suka wanita berkaca mata asal bukan kacamata kuda. Belum lagi Yuli memiliki tubuh ideal dan bohay. Dengan seragam kerjanya, lekukan tubuh Yuli tampak dan menggoda. “Yuli itu bikin saya betah ngobrol lama-lama sambil cuci mata,” kenang Toni. Dasar mata keranjang.
Singkat cerita, setelah dua tahun mengenal Yuli, Toni mulai iseng-iseng menanyakan status Yuli. Beruntung bagi Toni, karena Yuli ternyata seorang jomblowati sejati yang sedang galau dituntut cepat-cepat menikah. Akhirnya, keduanya saling curhat. Toni pun tak mau membuang kesempatan untuk mengeluarkan jurus modusnya alias modal dusta. “Pas saya isengan ajakin nikah, eh dia mau, ya sudah deh,” akunya. Eaaaa,,,pinter ya!
Sejak itu, keduanya sepakat untuk menjalin hubungan pacaran dulu sambil mengenal lebih dekat dengan keluarga masing-masing. Toni rutin mengunjungi rumah Yuli untuk pendekatan kepada keluarga calon istri. Begitu pun dengan yuli. Awalnya semua tidak ada masalah, berjalan lancar-lancar saja. Sampai suatu hari, Toni kenalan dengan Ijah, bibinya Yuli yang mempunyai karakter sok kenal sok akrab. “Pas lagi enggak ada Yuli, dia minta nomor telepon saya,” akunya. Widih,,,hati-hati loh.
Keesokan harinya, Toni ditelepon Ijah. Tanpa rasa canggung, Ijah meminjam uang kepada Toni, tidak banyak sih, hanya Rp1 juta. Tapi bagi Toni yang hanya seorang buruh nilai segitu cukup besar. Makanya, Toni sedikit keberatan dengan permintaan Ijah. Apalagi, Toni sedang membutuhkan dana tambahan untuk pernikahannya. Akhirnya, Toni pun menolaknya secara halus dengan cara meminta maaf untuk saat itu tidak bisa membantunya. “Malu juga sih. Tapi gimana lagi, saya lagi butuh uang malah ada yang minjem,” kesalnya.
Alih-alih mendapat pengertian saat Toni memberikan penjelasan, Ijah malah emosi dan langsung menutup sambungan telepon seluler. Tidak sampai di situ, Ijah malah semakin beringas dengan menjelek-jelekkan sosok Toni kepada Yuli dan keluarganya yang membuat komunikasi Toni dan Yuli terputus begitu saja. Toni yang keheranan calon istrinya tiba-tiba berpaling mencoba mendatangi kediaman Yuli. Namun, lagi-lagi Toni dibikin bingung dengan sikap Yuli yang enggan menemuinya. “Yuli di rumahnya enggak mau keluar kamar. Saya jadi makin bingung. Bukan apa-apa, saya mikirin nikahan kita. Kalau sampai enggak jadi, uang hangus dong,” keluhnya. Yaelah mikiran duit, pikirin Yuli dulu tuh!
Situasi itu membuat Toni galau. Apalagi saat mendengar kabar kalau Yuli hendak pergi dari kehidupannya dan pindah ke Jakarta. Toni dan keluarganya pun panik. Toni berusaha meminta penjelasan dari orangtua Yuli. Namun, yang ada Toni malah kena damprat dan menyangka kaburnya Yuli gara-gara Toni. “Akhirnya saya jadi keingetan bibinya. Saya yakin mereka terhasut bibinya gara-gara enggak dipinjemin uang,” tukas Toni.
Seminggu kemudian, Toni mencari Yuli ke Jakarta. Semua kontak temannya Yuli ia hubungi. Sampai akhirnya Toni menemukan alamat Yuli dan menemuinya hingga membujuknya pulang sambil memberikan penjelasan. “Untung dia masih dengar penjelasan saya,” ujarnya. Syukur deh
Tiga hari setelah peristiwa itu, mereka melangsungkan pernikahan sesuai jadwal. Resepsi pernikahan berlangsung khidmat meski sederhana. Hingga kini, keduanya sudah dikaruniai tiga anak dan hidup bahagia. “Sekarang kalau ada bibinya, mending saya minta istri pergi, takut dihasut lagi,” ucapnya. Jangan gitu Kang, dosa. (mg06/zai/ags)