CILEGON – Walikota Cilegon Edi Ariadi mengakui bahwa program Cilegon Smart City masih belum terealisasi secara menyeluruh. Ia juga tak segan jika salah satu program rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) itu baru sekadar omong doang (omdo).
Hal tersebut diutarakan oleh Edi Ariadi seusai menghadiri acara penandatanganan kerja sama antara Pemkot Cilegon bersama PT Krakatau Information Technology (KIT) dan Polres Cilegon di ruang kerjanya, Rabu (11/3). “Selama ini kan ngomong doang, itu kan ada di RPJMD juga, saya berharap Pak Azis (Kepala Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Sandi) menindaklanjuti, jadi jangan diomongin doang,” papar Edi.
Program smart city baru sekadar omongan saja karena belum terealisasi beberapa komponen smart city seperti keberadaan command center, dan belum efektifnya sejumlah aplikasi yang telah disiapkan oleh pemerintah. “Selama ini ada 112 tapi gak digunakan, command center gak jadi-jadi, saya tugaskan Pa Azis,” tegas Edi.
Agar program Cilegon Smart City bisa segera direalisasi, ia meminta kepada DKISS Kota Cilegon untuk segera membangun sistem yang diperlukan sesuai dengan standar dan kriteria Cilegon Smart City.
Melalui kerja sama yang telah dibangun dengan PT KIT, Edi berharap sistem yang dibutuhkan untuk Cilegon Smart City bisa segera selesai. “Kita ingin semuanya ready (siap-red). Kita ingin ada command center, data yang terintegrasi antara stakeholder. Saya juga ingin yang dibangun oleh KIT terintegrasi juga dengan informasi keamanan dan ketertiban masyarakat. Ini efisien jika bisa berjalan,” paparnya. Edi menargetkan, paling tidak command center dan sejumlah sistem yang diperlukan untuk Smart City bisa rampung di akhir tahun ini.
Sementara itu, Kepala DKISS Kota Cilegon Azis Setia Ade Putra menjelaskan, smart city memiliki banyak komponen, salah satunya command center. Ia mengaku saat ini sedang dalam proses membangun salah satu komponen tersebut.
Azis mengaku akan menindaklanjuti kerja sama yang dibangun berama PT KIT dalam hal pengorperasionalan, pembuatan sejumlah aplikasi, serta pengintegrasian command center dengan berbagai stakeholder di Kota Cilegon seperti yang diminta Walikota Cilegon. “Mudah-mudahan dalam dua sampai tiga bulan ini sudah tersedia untuk command center. Tinggal pengintegrasian dan pembuatan aplikasinya,” ujarnya.
Azis mengakui sejauh ini sejumlah program smart city yang telah tersedia belum optimal. Lantaran itu, pihaknya akan berupaya menyosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat luas.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT KIT Amirul Mu’tamar mengaku siap menindaklanjuti kerja sama yang telah dibangun dengan Pemkot Cilegon dalam merealisasikan program Cilegon Smart City.
Menurut Amirul, PT KIT siap membantu sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh salah satu anak perusahaan PT Krakatau Steel (KS) tersebut yaitu dalam pembangunan sistem jaringan dan aplikasi. “Siap insya Allah kita bantu, termasuk kita juga meminta bantuan kepada media juga untuk menyosialisasikan kepada masyarakat,” ujarnya.
Amirul menilai selain kesiapan sistem jaringan serta aspek infrastruktur, hal lain yang diperlukan untuk implementasi program Cilegon Smart City adalah keterlibatan masyarakat secara aktif. Karena itu Pemkot Cilegon perlu menyosialisasikan program itu secara massif kepada masyarakat. (bam/alt/ags)