LEBAK – Kenti, ibu hamil asal Kampung Nagahurif, Desa Mekarjaya, Kecamatan Panggarangan terpaksa harus dibawa menggunakan tandu ke Puskesmas Panggarangan, Minggu (1/9) pagi.
Kondisi ini terjadi, karena jalan poros desa di daerah tersebut jelek dan tidak bisa dilintasi mobil.
Menurut Dani Agustian, kerabat Kenti, sebelumnya, Kenti mengalami pendarahan, hingga membuat keluarga panik. Karenanya, pada Minggu (1/9) pagi, Kenti terpaksa ditandu menggunakan bambu dari Kampung Nagahurif ke Kampung Gintung melalui jalan poros desa sepanjang tujuh kilometer.
Untungnya, dari Kampung Gintung tersedia mobil warga yang disewakan untuk membawa Kenti ke Puskesmas Panggarangan. Di Puskesmas Panggarangan, lanjutnya, Kenti langsung ditangani tim medis. Namun malang, bayi yang dikandungnya dinyatakan telah meninggal dunia dalam kandungan.
“Meski sudah dinyatakan meninggal, bayi tidak kunjung lahir. Dokter di Puskesmas itu pun merekomendasikan agar Kenti dibawa ke RSUD Pelabuhan Ratu untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih baik. Hasilnya, Kenti kemudian melahirkan anaknya dalam kondisi telah meninggal dunia,” kata Dani, Rabu (4/9).
Dia bercerita, keputusan untuk menandu ibu hamil dilakukan, karena suami dan keluarga ingin Kenti cepat ditangani. Karena jika harus berputar menggunakan kendaraan roda empat ke desa tetangga, jaraknya lebih jauh dan membutuhkan waktu lebih dari dua jam.
“Jalan poros desa dari Nagahurif ke Kampung Gintung sebenarnya bisa dilalui kendaraan roda empat. Tapi badan jalan di Kampung Gintung menyempit dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, karena telah berdiri beberapa rumah penduduk di pinggir jalan,” katanya.
Camat Panggarangan Aan Juanda mengungkapkan, Pemerintah Desa setempat sebenarnya telah memperhatikan persoalan infrastruktur di wilayah Mekarjaya.
Namun, akses jalan dari Nagahurif ke Kampung Gintung belum tersambung dengan menggunakan kendaraan roda empat. Karena ada tiga rumah yang harus dibongkar jika ingin melakukan pelebaran jalan. “Jadi kami enggak menyalahkan masyarakat. Karena itu, nanti penanganannya harus dimusyawarahkan dengan pemilik rumah. Harapannya, ada solusi terbaik bagi masyarakat,” terangnya. (tur/zis)