SERANG – Mengatasi persoalan warga yang masih buang air besar (BAB) sembarangan, Pemkot Serang menggagas Gerakan Dua Ribu untuk Jamban Keluarga (Gardu Jaga). Teknisnya, warga iuran dua ribu rupiah setiap dua minggu sekali untuk membangun jamban.
Camat Cipocokjaya Mamat Rahmat mengatakan, di Cipocokjaya ada 600 warga yang masih BAB sembarangan. Selain persoalan tradisi, juga minimnya fasilitas jamban keluarga.
“Kita sudah launching Gardu Jaga (Gerakan Dua Ribu untuk Jamban Keluarga-red) di empat kelurahan,” ujarnya kepada Radar Banten, Jumat (14/2).
Rahmat menjelaskan, secara teknis gerakan iuran itu dilakukan dua minggu sekali. Semua unsur masyarakat terlibat di dalamnya, baik itu, lurah, RW dan RT. Termasuk aparatur pemerintah.
“Dengan begitu, kita mengupayakan seluruh masyarakat di 2020 ini sudah memiliki jamban keluarga,” terangnya.
Menurutnya, gerakan Gardu Jaga secara tidak langsung mengajak masyarakat terlibat langsung dalam mewujudkan lingkungan sehat. “Memang awalnya menganggap ini BAB di luar rumah merupakan tradisi. Tapi, kita terus berupaya mengajak perilaku hidup sehat. Karena, memang BAB sembarangan atau di kebun tak bagus buat kesehatan,” katanya.
Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin mengatakan, dari 67 kelurahan masih banyak warganya belum terpenuhi sarana jamban untuk buang air besar. Pemkot menargetkan 2022 Kota Serang terbebas BAB sembarangan. “Masalah buang air besar sembarangan yang biasa disebut dolbon, helikopter, dolli di Kota Serang ini memang dari kebiasaan pola hidup masyarakat,” ujar Subadri.
Mantan ketua DPRD Kota Serang itu mengatakan, ada sebagian masyarakat tak bisa buang air jika disediakan tempat. Masalah lainnya terkait dengan keterbatasan, baik itu keterbatasan ekonomi maupun keterbatasan pengetahuan.
“Ada sebagian warga yang melakukan program Gardu Jaga di Kampung Cidadap, Kelurahan Banjarsari, Cipocokjaya. Saya berharap program ini dicontoh dan diterapkan di tempat lain,” terangnya.
“Selain dari Pemkot, bantuan jamban juga diberikan melalui Pemprov dan pemerintah pusat. Pemkotnya juga tentu harus proaktif,” pungkasnya. (Fauzan Dardiri)