PANDEGLANG – Gempa yang mengguncang Sumur, Pandeglang magnitudo 6,9, Jumat (2/7) malam, menyebabkan ribuan warga sumur berhamburan menyelamatkan diri ke dataran tinggi untuk menyelamatkan diri. Mereka khawatir terjadi tsunami dan masih trauma dengan tsunami yang terjadi akhir tahun 2018 lalu.
Pantauan Radar Banten di sepanjang jalan Kecamatan Sumur sekira pukul 22.30 WIB, ratusan warga berkumpul di beberapa lokasi seperti masjid, sekolah, perumahan warga, dan di samping badan jalan yang lokasinya berada di dataran tinggi. Sebagian warga ada juga yang sudah kembali ke rumah masing-masing karena merasa aman.
Maman (56) warga Kampung Kopi, Desa Kertajaya, Kecamatan Sumur, mengaku langsung menyelamatkan diri bersama keluarga pada saat gempa terjadi. “Enggak tahu harus gimana lagi, kami masih takut pak. Kami khawatir terjadi tsunami lagi, makanya kami langsung menuju daratan tinggi,” katanya.
Dia mengaku, untuk sementara tidak akan kembali ke rumah karena masih merasa trauma tsunami Desember 2018 lalu. “Malam ini kami enggak pulang dulu pak. Kami tinggal dulu di masjid sampai besok. Kami masih trauma tsunami, kami takut. Kalaupun kami pulang, kami enggak akan bisa tenang,” katanya.
Camat Sumur Endin Haerudin menceritakan, saat terjadi gempa, warga langsung berlari menuju dataran tinggi dan tidak mempedulikan harta benda milik mereka. “Kami kawal pada saat gempa, karena jalan penuh sama warga, ada yang jalan kaki, ada juga yang naik motor. Mereka memang masih khawatir dan trauma akan terjadi tsunami lagi,” katanya.
Endin memastikan akan terus berjaga sampai kondisi aman dan masyarakat kembali ke rumah masing-masing. “Kita tetap berjaga sampai benar-benar aman semuanya. Untuk kerusakan dan dampak lain akibat gempa, akan langsung disampaikan kepada pihak terkait, karena kita masih melakukan pendataan ke semua lokasi. Tetapi alhamdulillah enggak ada korban jiwa akibat gempa ini,” katanya. (Adib F)