SERANG – Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Klas 1 Serang mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi setinggi empat meter berpotensi terjadi di seluruh peraian Provinsi Banten. Prakiraan dikeluarkan selama dua hari ke depan, 14-15 Desember 2020.
Berdasarkan pantauan BMKG, sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia Barat Bengkulu dan Australia bagian utara. Pola angin di wilayah Indonesia umumnya dari Barat Daya- Barat Laut dengan kecepatan 4-25 Knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Pulai Enggano-Bengkulu, Perairan barat Lampung, Selat Sunda, Laut Jawa bagian barat dan tengah.
Sirkulasi siklonik adalah pusaran angin yang ‘mengajak’ masa udara atau uap air sebagai faktor utama pembentuk awan yang akan bergerak ke arah pusaran angin tersebut. Hal ini memicu bertumbuhnya awan signifikan, karena itu perlu diwaspadai akan timbulnya hujan lebat dan cuaca yang ekstrem.
Berdasarkan beberapa sumber, angin siklonik tropik terjadi di daerah tropis. Tetapi, gerak siklonik sulit terjadi di daerah yang berada di dekat ekuator. Oleh karena itu, wilayah Indonesia bukan merupakan daerah yang dapat terjadinya pembentukan badai/siklon tropis melainkan posisi geografis kita berbatasan dengan daerah terbentuknya siklon tropis dan daerah lintasannya.
Walaupun Indonesia aman dari perlintasan siklon tropis, karena bibit siklon tropis yang terbentuk di wilayah tropis karakternya bergerak menjauh dari daerah khatulistiwa. Penelitian dan kajian beberapa lembaga meteorologi dunia, termasuk didalamnya BMKG Indonesia, mendapati adanya penguatan intensitas siklon. Karena itu, dampak tidak langsung dari siklon tropis ini, yaitu berupa cuaca buruk semakin sering didapati di wilayah Indonesia.
Dampak dari sirkulasi siklonik sendiri berupa hujan lebat, angin kencang, kilat dan petir. Di beberapa tempat dapat mengakibatkan gelombang laut yang tinggi mencapai 2,5-4 meter. Beberapa daerah tersebut adalah Perairan Kepulauan Babar-Tanibar, Perairan Kepulauan Sermata-Leti, perairan selatan Jawa, Selat Sunda bagian selatan, perairan barat Lampung, dan perairan Enggano.
“Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut. Termasuk perairan Banten,” ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas 1 Maritim Serang, Tarjono kepada Radar Banten, Senin (14/12).
Tarjono mengatakan, prakiraan ketinggia gelombang yang terjadi di perairan Banten berkisar 2,5 hingga 4 meter. Meliputi, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Banten, Samudera Hindia Selatan Banten. “Tinggi maksimal empat meter. Tapi, tidak berpotensi tsunami,” kataya.
Selain itu, kata Tarjono, BMKG juga memprakirakan adanya potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di sejumlah wilayah di Provinsi Banten pada siang hingga malam hari ini. “Tapi sebagian besar wilayah Banten cerah berawan,” katanya.
“Untuk suhu di Banten berkisar antara 24 hingga 32 derajat celsius, dengan kelembapan udara di mencapai 60 hingga 95 persen,” tambah Tarjono.
Kata dia, kondisi ini berbeda dengan prakiraan cuaca 15 Desember, hampir seluruh wilayah Banten berawan hingga hujan ringan. “Kami meminta masyarakat dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas agar mempertimbangkan kondisi tersebut,” terangnya.
Terpisah, Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MKG) Wilayah II, Tangerang Selatan Sutiyono meminta masyarakat mewaspadai gelombang tinggi khususnya diperairan Banten. “Kami meminta asyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi juga agar tetap selalu waspada,” katanya. (fdr/air)