Kampus Mengajar merupakan salah satu program yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang merupakan bagian dari Kampus Merdeka. Program yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek ini ditujukan untuk membantu guru-guru dan siswa-siswi sekolah dasar di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Nadiem Anwar Makarim yang merupakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menjelaskan bahwa tujuan diadakannya Kampus Mengajar adalah, untuk menghadirkan mahasiswa sebagai bagian dari penguatan pembelajaran literasi dan numerasi dan menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri di luar kampus dengan membantu pembelajaran di jenjang SD selama tiga bulan ke depan, mahasiswa yang berasal dari beragam Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di seluruh Indonesia dan lolos pada program Kampus Mengajar ini.
Menjadi sebuah pengalaman yang paling berkesan dan tidak terlupakan dalam setiap diri mahasiswa yang lolos atau terpilih pada program Kampus Mengajar untuk membantu memajukan sekolah dasar pada daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) khususnya sekolah dasar yang berada di Serang, Banten.
Di kondisi pandemi seperti ini menjadi sebuah tantangan bagi kita semua, temasuk dalam dunia pendidikan yang mempunyai banyak kendala dalam pelaksanaannya. Apalagi pada sekolah dasar di daerah terluar dan tertinggal. Pada salah satu sekolah dasar yang terpilih untuk kegiatan Kampus Mengajar cukup mempunyai kendala dalam proses belajar siswa.
Salah satunya adalah kurangnya wawasan dan bekal dalam perkembangan karir di setiap siswa. Para siswa masih kurang memahami betapa pentingnya mengetahui potensi dalam dirinya seperti minat, bakat, dan keterampilan yang dimiliki. Maka dari itu guru dapat memberikan sebuah bantuan atau membimbing setiap siswa tersebut khususnya pada kelas tinggi untuk dapat mengeksplor dirinya secara tepat, mengetahui tujuan dalam hidupnya, berbagai profesi pekerjaan yang bermacam-macam dan sesuai, lalu merencanakan masa depan atau cita-cita pada setiap siswa.
Bimbingan karier di sekolah dasar tersebut dilakukan setelah melihat kondisi sekolah dan siswa tersebut. Salah satunya dengan metode sharing atau bercerita pada setiap kelas. Pada murid di Sekolah Dasar mereka sangat antusias dan bersemangat dalam mendengarkan cerita yang menarik dan kreatif. Maka dalam pelaksanaannya adalah dengan siswa diminta untuk berkumpul membentuk lingkaran atau tetap dikursi masing-masing sesuai dengan kesepakatan siswa.
Lalu memberikan sesi tanya jawab dengan menanyakan cita-cita atau masa depan yang pada dewasa nanti, menceritakan dan mengenalkan setiap profesi yang belum mereka tau dengan bahasa yang mudah dimengerti pada setiap siswa agar dapat mempunyai bayangan profesi apa yang ingin digapai saat besar nanti, lalu mengetahui keterampilan, kemampuan dan minat dengan melakukan sebuah kegiatan yang diminta dan dihubungkan pada pekerjaan atau cita cita yang ingin dituju.
Di akhir kegiatan guru dapat meminta setiap siswa untuk menyiapkan kertas kosong lalu menuliskan apa yang cita-cita yang ingin dicapai atau masa depan seperti apa yang diinginkan, dan profesi yang ingin digapai lalu harapan tersebut dibacakan di depan kelas pada masing-masing siswa. Dengan begitu diharapkan tulisan mereka tersebut dapat menjadi motivasi, doa, dan harapan untuk menjadi sebuah acuan dalam diri siswa untuk selalu bersemangat untuk bersekolah dan menggapai masa depan.
Thifalni Zahra Aurelia, mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling, Universtas Ahmad Dahlan