SERANG – Sektor pariwisata di Kabupaten Serang sudah beberapa tahun lesu. Berbagai hal menjadi penyebabnya mulai dari isu tsunami hingga pandemi Covid-19.
Sektor pariwisata lesu di Kabupaten Serang, khususnya pantai di Anyar-Cinangka, dimulai dengan tragedi tsunami pada 22 Desember 2018. Saat itu, di Banten tsunami menerjang wilayah Cinangka hingga Sumur, Pandeglang. Bencana itu sempat melumpuhkan pariwisata di Anyar-Cinangka.
Lalu, pada 2019, momok tsunami mulai redup. Namun, muncul isu gempa bumi meskipun hanya terjadi di wilayah Kabupaten Lebak. Setelah isu bencana alam redup, pada 2020 bencana non alam yakni Covid-19 juga menghambat geliatnya pariwisata.
Saat itu, pemerintah melakukan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat termasuk untuk sektor wisata. Pada akhir 2021, pemerintah sudah mulai membuka celah pariwisata meskipun melalui pembatasan-pembatasan. Namun, kunjungan wisatawan tak kunjung signifikan lantaran isu tsunami kembali muncul.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang Sukarjo mengatakan, meskipun para pelaku wisata merupakan pihak swasta, akan tetapi intervensi pemerintah sangat dibutuhkan.