radarbanten.co.id
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper
No Result
View All Result
radarbanten.co.id
No Result
View All Result
Home Bisnis Kombis

Wow! Nilai Ekspor Alas Kaki di Banten Capai USD$1,61 M

Aas Arbi by Aas Arbi
26-10-2015 14:42:05
in Kombis
Wow! Nilai Ekspor Alas Kaki di Banten Capai USD$1,61 M
Share on FacebookShare on TwitterShare On Whatsapp
SERANG – Belum genap satu tahun, tepatnya Januari hingga Agustus tahun ini, nilai ekspor alas kaki di Provinsi Banten telah mencapai angka 1,61 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Syech Suhaimi, Senin (26/10/2015).

Menurut Suhaimi, dalam persentase jumlah total ekspor dari bidang nonmigas, nilai ekspor alas kaki tersebut porsinya setara dengan 26,5 persen total ekspor nonmigas yang mencapai USD$6,17 miliar. Bahkan, lanjut Suhaimi, produk alas kaki pun termasuk ke dalam 12 bahan ekspor yang menyumbang pemasukan dari luar negeri yang cukup besar.

Sementara itu, menurut Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, kendati nilai ekspor alas kaki cukup besar, namun bukan berarti industri tersebut lepas dari persoalan-persoalan dunia kerja. Beberapa persoalan yang sering dihadapi oleh industri alas kaki di Banten, misalnya masalah pengupahan, mudah terjadi aksi anarkis oleh kalangan pekerja atau buruh dan yang terakhir ketidakpastian sikap pemerintah daerah.

Padahal menurut Eddy, sikap pemerintah tersebut bisa membuat investor tidak nyaman untuk berinvestasi di Provinsi Banten. “Menarik investasi itu gampang kalau Banten bisa beri kenyamanan, maka investor akan masuk ke sini. Jika tidak, akan cari ke Jatim atau Jateng,” ungkap Eddy.

Eddy melanjutkan, bagi para pelaku usaha, untuk melakukan investasi di suatu daerah, ada beberapa hal yang harus sipertimbangkan. Selain populasi penduduknya banyak, harus ada pelabuhan atau akses ke pelabuhan dan ada dukungan pemerintah terkait keamanan dan kepastian bisnis.

“Hari ini banyak pabrik di Banten bukan karena banyak kemudahan bisnis di Banten, tetapi karena awalnya Banten yang dekat dengan pelabuhan dan Jakarta,” pungkasnya. (Bayu)

SERANG – Belum genap satu tahun, tepatnya Januari hingga Agustus tahun ini, nilai ekspor alas kaki di Provinsi Banten telah mencapai angka 1,61 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Syech Suhaimi, Senin (26/10/2015).

Menurut Suhaimi, dalam persentase jumlah total ekspor dari bidang nonmigas, nilai ekspor alas kaki tersebut porsinya setara dengan 26,5 persen total ekspor nonmigas yang mencapai USD$6,17 miliar. Bahkan, lanjut Suhaimi, produk alas kaki pun termasuk ke dalam 12 bahan ekspor yang menyumbang pemasukan dari luar negeri yang cukup besar.

Sementara itu, menurut Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, kendati nilai ekspor alas kaki cukup besar, namun bukan berarti industri tersebut lepas dari persoalan-persoalan dunia kerja. Beberapa persoalan yang sering dihadapi oleh industri alas kaki di Banten, misalnya masalah pengupahan, mudah terjadi aksi anarkis oleh kalangan pekerja atau buruh dan yang terakhir ketidakpastian sikap pemerintah daerah.

Padahal menurut Eddy, sikap pemerintah tersebut bisa membuat investor tidak nyaman untuk berinvestasi di Provinsi Banten. “Menarik investasi itu gampang kalau Banten bisa beri kenyamanan, maka investor akan masuk ke sini. Jika tidak, akan cari ke Jatim atau Jateng,” ungkap Eddy.

Eddy melanjutkan, bagi para pelaku usaha, untuk melakukan investasi di suatu daerah, ada beberapa hal yang harus sipertimbangkan. Selain populasi penduduknya banyak, harus ada pelabuhan atau akses ke pelabuhan dan ada dukungan pemerintah terkait keamanan dan kepastian bisnis.

“Hari ini banyak pabrik di Banten bukan karena banyak kemudahan bisnis di Banten, tetapi karena awalnya Banten yang dekat dengan pelabuhan dan Jakarta,” pungkasnya. (Bayu)

SERANG – Belum genap satu tahun, tepatnya Januari hingga Agustus tahun ini, nilai ekspor alas kaki di Provinsi Banten telah mencapai angka 1,61 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Syech Suhaimi, Senin (26/10/2015).

Menurut Suhaimi, dalam persentase jumlah total ekspor dari bidang nonmigas, nilai ekspor alas kaki tersebut porsinya setara dengan 26,5 persen total ekspor nonmigas yang mencapai USD$6,17 miliar. Bahkan, lanjut Suhaimi, produk alas kaki pun termasuk ke dalam 12 bahan ekspor yang menyumbang pemasukan dari luar negeri yang cukup besar.

Sementara itu, menurut Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, kendati nilai ekspor alas kaki cukup besar, namun bukan berarti industri tersebut lepas dari persoalan-persoalan dunia kerja. Beberapa persoalan yang sering dihadapi oleh industri alas kaki di Banten, misalnya masalah pengupahan, mudah terjadi aksi anarkis oleh kalangan pekerja atau buruh dan yang terakhir ketidakpastian sikap pemerintah daerah.

Padahal menurut Eddy, sikap pemerintah tersebut bisa membuat investor tidak nyaman untuk berinvestasi di Provinsi Banten. “Menarik investasi itu gampang kalau Banten bisa beri kenyamanan, maka investor akan masuk ke sini. Jika tidak, akan cari ke Jatim atau Jateng,” ungkap Eddy.

Eddy melanjutkan, bagi para pelaku usaha, untuk melakukan investasi di suatu daerah, ada beberapa hal yang harus sipertimbangkan. Selain populasi penduduknya banyak, harus ada pelabuhan atau akses ke pelabuhan dan ada dukungan pemerintah terkait keamanan dan kepastian bisnis.

“Hari ini banyak pabrik di Banten bukan karena banyak kemudahan bisnis di Banten, tetapi karena awalnya Banten yang dekat dengan pelabuhan dan Jakarta,” pungkasnya. (Bayu)

SERANG – Belum genap satu tahun, tepatnya Januari hingga Agustus tahun ini, nilai ekspor alas kaki di Provinsi Banten telah mencapai angka 1,61 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Syech Suhaimi, Senin (26/10/2015).

Menurut Suhaimi, dalam persentase jumlah total ekspor dari bidang nonmigas, nilai ekspor alas kaki tersebut porsinya setara dengan 26,5 persen total ekspor nonmigas yang mencapai USD$6,17 miliar. Bahkan, lanjut Suhaimi, produk alas kaki pun termasuk ke dalam 12 bahan ekspor yang menyumbang pemasukan dari luar negeri yang cukup besar.

Sementara itu, menurut Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, kendati nilai ekspor alas kaki cukup besar, namun bukan berarti industri tersebut lepas dari persoalan-persoalan dunia kerja. Beberapa persoalan yang sering dihadapi oleh industri alas kaki di Banten, misalnya masalah pengupahan, mudah terjadi aksi anarkis oleh kalangan pekerja atau buruh dan yang terakhir ketidakpastian sikap pemerintah daerah.

Padahal menurut Eddy, sikap pemerintah tersebut bisa membuat investor tidak nyaman untuk berinvestasi di Provinsi Banten. “Menarik investasi itu gampang kalau Banten bisa beri kenyamanan, maka investor akan masuk ke sini. Jika tidak, akan cari ke Jatim atau Jateng,” ungkap Eddy.

Eddy melanjutkan, bagi para pelaku usaha, untuk melakukan investasi di suatu daerah, ada beberapa hal yang harus sipertimbangkan. Selain populasi penduduknya banyak, harus ada pelabuhan atau akses ke pelabuhan dan ada dukungan pemerintah terkait keamanan dan kepastian bisnis.

“Hari ini banyak pabrik di Banten bukan karena banyak kemudahan bisnis di Banten, tetapi karena awalnya Banten yang dekat dengan pelabuhan dan Jakarta,” pungkasnya. (Bayu)

Baca Juga :

Perempuan Hamil Asal Pandeglang Ditemukan Polisi Dalam Kondisi Lemas di Kota Serang

ASDP Perkirakan Kenaikan Penumpang Selama Long Weekend Mencapai Lima Persen

UAS ke Pandeglang, Polisi Lakukan Pengalihan Arus Lalu Lintas

Mesin Pengolah Porang di Pandeglang Sudah Berstandar Internasional

SERANG – Belum genap satu tahun, tepatnya Januari hingga Agustus tahun ini, nilai ekspor alas kaki di Provinsi Banten telah mencapai angka 1,61 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Syech Suhaimi, Senin (26/10/2015).

Menurut Suhaimi, dalam persentase jumlah total ekspor dari bidang nonmigas, nilai ekspor alas kaki tersebut porsinya setara dengan 26,5 persen total ekspor nonmigas yang mencapai USD$6,17 miliar. Bahkan, lanjut Suhaimi, produk alas kaki pun termasuk ke dalam 12 bahan ekspor yang menyumbang pemasukan dari luar negeri yang cukup besar.

Sementara itu, menurut Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, kendati nilai ekspor alas kaki cukup besar, namun bukan berarti industri tersebut lepas dari persoalan-persoalan dunia kerja. Beberapa persoalan yang sering dihadapi oleh industri alas kaki di Banten, misalnya masalah pengupahan, mudah terjadi aksi anarkis oleh kalangan pekerja atau buruh dan yang terakhir ketidakpastian sikap pemerintah daerah.

Padahal menurut Eddy, sikap pemerintah tersebut bisa membuat investor tidak nyaman untuk berinvestasi di Provinsi Banten. “Menarik investasi itu gampang kalau Banten bisa beri kenyamanan, maka investor akan masuk ke sini. Jika tidak, akan cari ke Jatim atau Jateng,” ungkap Eddy.

Eddy melanjutkan, bagi para pelaku usaha, untuk melakukan investasi di suatu daerah, ada beberapa hal yang harus sipertimbangkan. Selain populasi penduduknya banyak, harus ada pelabuhan atau akses ke pelabuhan dan ada dukungan pemerintah terkait keamanan dan kepastian bisnis.

“Hari ini banyak pabrik di Banten bukan karena banyak kemudahan bisnis di Banten, tetapi karena awalnya Banten yang dekat dengan pelabuhan dan Jakarta,” pungkasnya. (Bayu)

SERANG – Belum genap satu tahun, tepatnya Januari hingga Agustus tahun ini, nilai ekspor alas kaki di Provinsi Banten telah mencapai angka 1,61 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Syech Suhaimi, Senin (26/10/2015).

Menurut Suhaimi, dalam persentase jumlah total ekspor dari bidang nonmigas, nilai ekspor alas kaki tersebut porsinya setara dengan 26,5 persen total ekspor nonmigas yang mencapai USD$6,17 miliar. Bahkan, lanjut Suhaimi, produk alas kaki pun termasuk ke dalam 12 bahan ekspor yang menyumbang pemasukan dari luar negeri yang cukup besar.

Sementara itu, menurut Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, kendati nilai ekspor alas kaki cukup besar, namun bukan berarti industri tersebut lepas dari persoalan-persoalan dunia kerja. Beberapa persoalan yang sering dihadapi oleh industri alas kaki di Banten, misalnya masalah pengupahan, mudah terjadi aksi anarkis oleh kalangan pekerja atau buruh dan yang terakhir ketidakpastian sikap pemerintah daerah.

Padahal menurut Eddy, sikap pemerintah tersebut bisa membuat investor tidak nyaman untuk berinvestasi di Provinsi Banten. “Menarik investasi itu gampang kalau Banten bisa beri kenyamanan, maka investor akan masuk ke sini. Jika tidak, akan cari ke Jatim atau Jateng,” ungkap Eddy.

Eddy melanjutkan, bagi para pelaku usaha, untuk melakukan investasi di suatu daerah, ada beberapa hal yang harus sipertimbangkan. Selain populasi penduduknya banyak, harus ada pelabuhan atau akses ke pelabuhan dan ada dukungan pemerintah terkait keamanan dan kepastian bisnis.

“Hari ini banyak pabrik di Banten bukan karena banyak kemudahan bisnis di Banten, tetapi karena awalnya Banten yang dekat dengan pelabuhan dan Jakarta,” pungkasnya. (Bayu)

SERANG – Belum genap satu tahun, tepatnya Januari hingga Agustus tahun ini, nilai ekspor alas kaki di Provinsi Banten telah mencapai angka 1,61 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Syech Suhaimi, Senin (26/10/2015).

Menurut Suhaimi, dalam persentase jumlah total ekspor dari bidang nonmigas, nilai ekspor alas kaki tersebut porsinya setara dengan 26,5 persen total ekspor nonmigas yang mencapai USD$6,17 miliar. Bahkan, lanjut Suhaimi, produk alas kaki pun termasuk ke dalam 12 bahan ekspor yang menyumbang pemasukan dari luar negeri yang cukup besar.

Sementara itu, menurut Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, kendati nilai ekspor alas kaki cukup besar, namun bukan berarti industri tersebut lepas dari persoalan-persoalan dunia kerja. Beberapa persoalan yang sering dihadapi oleh industri alas kaki di Banten, misalnya masalah pengupahan, mudah terjadi aksi anarkis oleh kalangan pekerja atau buruh dan yang terakhir ketidakpastian sikap pemerintah daerah.

Padahal menurut Eddy, sikap pemerintah tersebut bisa membuat investor tidak nyaman untuk berinvestasi di Provinsi Banten. “Menarik investasi itu gampang kalau Banten bisa beri kenyamanan, maka investor akan masuk ke sini. Jika tidak, akan cari ke Jatim atau Jateng,” ungkap Eddy.

Eddy melanjutkan, bagi para pelaku usaha, untuk melakukan investasi di suatu daerah, ada beberapa hal yang harus sipertimbangkan. Selain populasi penduduknya banyak, harus ada pelabuhan atau akses ke pelabuhan dan ada dukungan pemerintah terkait keamanan dan kepastian bisnis.

“Hari ini banyak pabrik di Banten bukan karena banyak kemudahan bisnis di Banten, tetapi karena awalnya Banten yang dekat dengan pelabuhan dan Jakarta,” pungkasnya. (Bayu)

SERANG – Belum genap satu tahun, tepatnya Januari hingga Agustus tahun ini, nilai ekspor alas kaki di Provinsi Banten telah mencapai angka 1,61 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Syech Suhaimi, Senin (26/10/2015).

Menurut Suhaimi, dalam persentase jumlah total ekspor dari bidang nonmigas, nilai ekspor alas kaki tersebut porsinya setara dengan 26,5 persen total ekspor nonmigas yang mencapai USD$6,17 miliar. Bahkan, lanjut Suhaimi, produk alas kaki pun termasuk ke dalam 12 bahan ekspor yang menyumbang pemasukan dari luar negeri yang cukup besar.

Sementara itu, menurut Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, kendati nilai ekspor alas kaki cukup besar, namun bukan berarti industri tersebut lepas dari persoalan-persoalan dunia kerja. Beberapa persoalan yang sering dihadapi oleh industri alas kaki di Banten, misalnya masalah pengupahan, mudah terjadi aksi anarkis oleh kalangan pekerja atau buruh dan yang terakhir ketidakpastian sikap pemerintah daerah.

Padahal menurut Eddy, sikap pemerintah tersebut bisa membuat investor tidak nyaman untuk berinvestasi di Provinsi Banten. “Menarik investasi itu gampang kalau Banten bisa beri kenyamanan, maka investor akan masuk ke sini. Jika tidak, akan cari ke Jatim atau Jateng,” ungkap Eddy.

Eddy melanjutkan, bagi para pelaku usaha, untuk melakukan investasi di suatu daerah, ada beberapa hal yang harus sipertimbangkan. Selain populasi penduduknya banyak, harus ada pelabuhan atau akses ke pelabuhan dan ada dukungan pemerintah terkait keamanan dan kepastian bisnis.

“Hari ini banyak pabrik di Banten bukan karena banyak kemudahan bisnis di Banten, tetapi karena awalnya Banten yang dekat dengan pelabuhan dan Jakarta,” pungkasnya. (Bayu)

Previous Post

5 Pengaruh Kurang Tidur Bagi Kesehatan

Next Post

HUT PGRI, Kadindik : Tak Hanya Mengajar, Guru Juga Harus Belajar!

Related Posts

Perempuan Hamil Asal Pandeglang Ditemukan Polisi Dalam Kondisi Lemas di Kota Serang
Berita Utama

Perempuan Hamil Asal Pandeglang Ditemukan Polisi Dalam Kondisi Lemas di Kota Serang

by Fahmi
Sabtu, 3 Juni 2023 09:39

SERANG, RADARBANTEN.CO.ID - Seorang perempuan yang sedang hamil dan dalam kondisi lemas ditemukan di samping Ramayana Serang tepatnya, Jalan Veteran...

Read more

ASDP Perkirakan Kenaikan Penumpang Selama Long Weekend Mencapai Lima Persen

UAS ke Pandeglang, Polisi Lakukan Pengalihan Arus Lalu Lintas

Mesin Pengolah Porang di Pandeglang Sudah Berstandar Internasional

KUA Ujung Tombak Kemenag Harus Mampu Memberikan Service Excellent

Buat Ekstasi di Perumahan Mewah Diberi Upah Rp 500 Ribu

Pemkab Serang Berhasil Tingkatkan Produksi Kedelai, Ini Jenis Varietas Kedelainya

Honor Tenaga Kesehatan di Puskesmas Rp 250 Ribu per Bulan, Ketua DPRD Kota Serang Geram

Pabrik Ekstasi di Perumahan Mewah di Sindang Jaya Digerebek, Satu Menit Cetak 100 Butir Pil

Alumni Pascasarjana Untirta Nilai Prof. Ahmad Sihabudin Tepat jadi Rektor Untirta

Next Post
HUT PGRI, Kadindik : Tak Hanya Mengajar, Guru Juga Harus Belajar!

HUT PGRI, Kadindik : Tak Hanya Mengajar, Guru Juga Harus Belajar!

Dadang Prijatna Diganjar 4 Tahun Penjara Terkait Korupsi Alkes Tangsel

Dadang Prijatna Diganjar 4 Tahun Penjara Terkait Korupsi Alkes Tangsel

Diduga Kesal Dipukuli, Sopir Truk Habisi Nyawa Pemabuk

Diduga Kesal Dipukuli, Sopir Truk Habisi Nyawa Pemabuk

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

BERITA TERPOPULER

Anak Petinggi Sebuah Ormas Diduga Perkosa Gadis di Bawah Umur di Pandeglang

Anak Petinggi Sebuah Ormas Diduga Perkosa Gadis di Bawah Umur di Pandeglang

Rabu, 31 Mei 2023 16:55
Penipuan Modus Penerimaan Karyawan di PT Doosan dan IP, Korban 170 Orang

Penipuan Modus Penerimaan Karyawan di PT Doosan dan IP, Korban 170 Orang

Rabu, 31 Mei 2023 15:37
Honorer se-Banten Bakal Geruduk DPR RI dan KemenPAN RB Desak Batalkan Penghapusan Honorer

Honorer se-Banten Bakal Geruduk DPR RI dan KemenPAN RB Desak Batalkan Penghapusan Honorer

Kamis, 1 Juni 2023 13:35
Sabet Mendali Emas di Sea Games Kamboja 2023, Ini Harapan Para Atlet untuk Olahraga Banten

Sabet Mendali Emas di Sea Games Kamboja 2023, Ini Harapan Para Atlet untuk Olahraga Banten

Kamis, 1 Juni 2023 10:53

KUA Ujung Tombak Kemenag Harus Mampu Memberikan Service Excellent

Jumat, 2 Juni 2023 20:54
Genjot PAD, Komisi II Godok Raperda Tahura Banten di Pandeglang

Genjot PAD, Komisi II Godok Raperda Tahura Banten di Pandeglang

Jumat, 2 Juni 2023 14:02

Ikuti Kami

Facebook Instagram Twitter Youtube

Kanal

News

Redaksi

Peluang Usaha

Viral

Inspirasi

Love Story

Olahraga

News Video

Serba Serbi

E-Paper

Tekno

Pedoman Pemberitaan

Indeks

Tutorial

Pilihan Editor

Perempuan Hamil Asal Pandeglang Ditemukan Polisi Dalam Kondisi Lemas di Kota Serang

Perempuan Hamil Asal Pandeglang Ditemukan Polisi Dalam Kondisi Lemas di Kota Serang

by Fahmi
Sabtu, 3 Juni 2023 09:39

SERANG, RADARBANTEN.CO.ID - Seorang perempuan yang sedang hamil dan dalam kondisi lemas ditemukan di samping Ramayana Serang tepatnya, Jalan Veteran...

ASDP Perkirakan Kenaikan Penumpang Selama Long Weekend Mencapai Lima Persen

ASDP Perkirakan Kenaikan Penumpang Selama Long Weekend Mencapai Lima Persen

by Bayu Mulyana
Sabtu, 3 Juni 2023 09:31

CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memprediksi kenaikan penumpang selama long weekend mencapai tiga hingga lima persen. ASDP...

Copyright@2021


istanbul escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
esenyurt escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
marmaris escort
izmit escort
bodrum escort
antalya escort
antalya escort bayan

Radar Banten, All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper

© 2021 radarbanten.co.id.