SERANG – Era digitalisasi menuntut perpustakaan untuk terus beradaptasi. Sebagai lembaga, perpustakaan dituntut untuk menjadi tempat rekreasi edukasi sehingga mendorong meningkatkan minat baca masyarakat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten Ajak Moeslim mengatakan, kualitas kecerdasan seseorang dimulai dari seberapa banyak minat membacanya. Bagi pihaknya, penting menyampaikan betapa pentingnya membaca.
“Tidak mungkin ada kecerdasan atau pembeda tanpa membaca,” ujarnya di sela-sela acara pembukaan Banten Book Fair 2018 di halaman kantor DPK Provinsi Banten, Pakupatan, Cipocokjaya, Kota Serang, Selasa (8/5).
Kendati demikian, kata Ajak, jangan sampai perubahan zaman mengikis minat baca masyarakat. Ia mencontohkan, yang terjadi kini hampir semua orang sahabat sejati berubah menjadi handphone. Orang ketinggalan handphone kelimpungan, tapi ketinggalan buku biasa saja. “Ini menunjukkan jika digitalisasi perpustakaan penting dilakukan. Kalau tidak, maka buku akan tertinggal oleh pembacanya,” terangnya.
“Kita begini karena buku. Artinya akan ada pembeda antara yang suka baca buku dan tidak,” sambung Ajak.
Terkait dengan jumlah perpustakaan, Ajat mengaku, saat ini jumlahnya relatif banyak. Namun, masalahnya, ada pekerjaan rumah yang harus terus dilakukan. Bagaimana meningkatkan minat bakat baca di kalangan masyarakat. “Jadi memang, kita harus mengikuti perkembangan zaman. Buku manual kita sediakan tapi juga e-book kita juga sediakan,” terangnya.
Di hadapan para tamu undangan, Ajak mencontohkan jika salah satu siswa yang menjadi pengunjung perpustakaan DKP Pemprov Banten diterima di kampus negeri unggulan melalui jalur penelusuran minat dan kemampuan (PMDK). “Pesan pentingnya, kita mengajak membaca buku itu penting,” katanya.
Kepala Bidang Deposit Pengembangan Koleksi dan Layanan Perpustakaan pada DPK Provinisi Banten Usman Assidiqi mengatakan, book fair merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan. Itu bertujuan untuk mendekatkan masyarakat dengan buku.
“Intinya, kita ingin mendekatkan pelayanan kepada pembaca. Terlebih mendorong minat baca masyarakat,” katanya.
Pria yang akrab disapa Usman itu menjelaskan, dalam kegiatan yang digelar mulai 7 hingga 12 Mei 2018 itu melibatkan sebanyak 15 penerbit. Awalnya memang event seperti ini tidak menarik bagi penerbit. Namun, pihaknya terus berupaya meyakinkan penerbit hingga akhirnya bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. “Kegiatannya berbagai macam, tadi ada bedah buku Buya Hamka, pameran buku, story telling, talk show, dan kegiatan lainnya,” pungkasnya. (fdr/air/ira)