PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memaparkan bahaya tersembunyi dari meracik skincare secara mandiri dalam sebuah webinar kesehatan dan kecantikan yang diadakan pada Jumat, 20 September 2024.
Webinar ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk PKK, beauty enthusiast, beauty influencers, dan mahasiswa, dengan tujuan memberikan edukasi mengenai risiko meracik skincare sendiri.
Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Nurvika Widyaningrum, menekankan pentingnya perhatian terhadap tren ‘Do It Yourself Skincare’ yang banyak dibahas di media sosial dan komunitas online. Konten tutorial dari para beauty influencers perlu diwaspadai, terutama oleh masyarakat yang ingin mencoba meracik kosmetik sendiri.
“Masyarakat harus cermat dan bijak dalam menggunakan kosmetik sesuai dengan komposisi, kegunaan, dan cara pemakaian. Hindari meracik kosmetik tanpa kompetensi yang memadai atau hanya mengikuti konten yang sedang viral,” ujar Nurvika, dikutip RADARBANTEN melalui webinar Badan POM.
Nurvika juga menjelaskan empat bahaya utama dari meracik skincare sendiri:
Petama, rentan kontaminasi: Kemungkinan terjadinya kontaminasi mikroba seperti bakteri dan jamur.
Kedua, reaksi alergi dan iritasi: Risiko alergi dan iritasi kulit yang dapat menjadi parah.
Ketiga, ketidakcocokan bahan aktif. Penggunaan bahan yang tidak cocok dapat menyebabkan reaksi buruk pada kulit.
Keempat, tanpa uji laboratorium: Produk racikan tidak melalui pengujian laboratorium yang menjamin kestabilan, keamanan, dan efektivitas.
Tren meracik skincare sendiri banyak diminati oleh remaja, dipengaruhi oleh media sosial dan keinginan untuk mendapatkan hasil instan. Namun, tindakan ini dapat membahayakan kesehatan kulit.
Dokter Spesialis Kulit, Fitria Agustina menjelaskan bahwa penggunaan skincare racikan dapat menyebabkan permasalahan kulit serius, seperti iritasi dan hiperpigmentasi.
Ia mengingatkan agar tidak mencampur berbagai produk skincare menjadi satu sediaan baru, karena stabilitas dan konsentrasi zat aktif dalam campuran tersebut dapat bereaksi negatif pada kulit.
“Efek samping yang mungkin terjadi meliputi kemerahan, kulit kering, dan iritasi. Dalam beberapa kasus, reaksi inflamasi dapat menyebabkan hiperpigmentasi, yang justru membuat kulit yang ingin terlihat glowing menjadi bercak-bercak hitam,” jelas Fitria.
Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Utama, Mayagustina Andarini, juga mengajak peserta webinar untuk mengedukasi kerabat mereka tentang risiko membeli kosmetik racikan sendiri. Ia menegaskan bahwa keamanan produk tersebut belum tentu terjamin.
“Keamanan produk itu belum tentu ada, karena kita tidak tahu alat yang digunakan dan kebersihannya. Selain itu, lokasi peracikan juga sangat berpengaruh,” terangnya.
Maya menambahkan bahwa meracik skincare memerlukan pengalaman dan keahlian. Jika produk racikan tersebut diperjualbelikan tanpa izin dari BPOM, maka hal itu melanggar peraturan.
“Apakah semua orang bisa menjadi ahli? Jika semua bisa, tentu ini bermanfaat. Namun, seringkali orang hanya mencari jalan pintas untuk menjual produk. Jika tidak dijual, risiko ditanggung sendiri, tetapi jika dijual, itu sudah melanggar hukum,” ucap Maya.
Apoteker Rahmat Hidayat Syah juga menyoroti bahaya meracik skincare sendiri, yang dapat mengakibatkan kerusakan kulit atau iritasi. Ketidakseimbangan bahan yang digunakan bisa berbahaya bagi pengguna.
“Misalnya, penggunaan berlebihan bahan aktif asam seperti asam salisilat dan asam glikolat dapat menyebabkan kulit terbakar dan berjerawat,” ujarnya.
Konten kreator yang dikenal sebagai Mr. Matt juga mengkhawatirkan kemungkinan kontaminasi mikroba dalam proses peracikan skincare. Ia menjelaskan bahwa meracik sendiri di rumah tanpa menjaga kebersihan dan tanpa pengawet yang sesuai dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri, terutama bagi pengguna dengan kulit sensitif.
Peserta webinar tampak antusias bertanya kepada para narasumber. Tiara dari komunitas kecantikan Beauty Channel menanyakan tentang komposisi skincare yang tertera di kemasan dan cara penggunaannya dalam kondisi cuaca yang berbeda. Oktavianti dari PKK Depok berbagi pengalamannya melihat perempuan di desa yang menggunakan beras kencur untuk perawatan kulit.
Melalui webinar ini, diharapkan masyarakat dapat menjadi konsumen cerdas. Sebelum memilih skincare, penting untuk selalu memeriksa Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa). Jika perlu, konsultasikan masalah kulit dengan dokter sebelum menggunakan produk kosmetik.
Reporter: Moch Madani Prasetia











