SERANG – Para kepala SMK di Kabupaten Serang curhat kepada
Wakil Bupati Serang Rt Tatu Chasanah soal berbagai permasalahan yang ada di
lingkup pendidikan kejuruan.
Curhatan Kepala SMKN 1 Anyer Usman Maman barangkali yang
paling unik. Usman mengeluhkan soal keberadaan 40 kuburan yang berada di
lingkungan SMKN Anyer, di Desa Jaha.
“Problem di kita sedikit. Tanahnya tidak beli, diberi
tanah negara. Tapi di dalamnya ada kuburan, 40 kuburan. Besok kita mau pindahin
16 kuburan. Kami memikirkan untuk pemapasannya. Ini sebenarnya ranah pemda, tapi
diserahkan kepada kami,” kata Usman saat audiensi dengan Wakil Bupati
Serang di ruang pertemuan Tb Saparudin yang dilansir jpnn.com, Jumat (25/4/2014).
Selain persoalan itu, Usman juga mengeluhkan soal tidak
adanya angkutan yang melintasi sekolah. “Kapan trayek yang bisa dilewati siswa
kami bisa beroperasi. Karena kalau tidak ada angkutan menambah biaya orangtua
siswa yang kebanyakan dhuafa. Selain itu, plang untuk SMK juga tidak ada. Yang
ada pasar dan pantai. Kalau ada pemerintah yang mau datang ke kami, suka
bingung,” kata Usman.
Lain Usman, lain Dwiyanti. Kepala SMK Pertanian ini meminta
Pemkab Serang segera merelokasi sekolah mereka. Saat ini, SMK Pertanian berada
di jalan Serang-Cilegon, tepatnya di daerah Drangong, Taktakan, Kota Serang.
Lahan sekolah yang ada saat ini menurut Dwiyanti, tidak memungkinkan untuk
praktek sekolah pertanian.
Ia menjelaskan bahwa sejak tahun 2012 SMK Pertanian
mendapatkan akreditasi A dari pemerintah. SMK Pertanian juga memiliki alat-alat
praktek yang lengkap, dan sudah bekerjasama dengan 15 industri dan perusahaan.
Masalahnya, lahan untuk praktek bertani di kawasan tersebut saat ini berkurang.
Sawah yang awalnya ada di belakang sekolah, kini berubah menjadi perumahan.
“Pohon-pohon yang rindang sekadang sudah tidak ada
lagi. Jadinya air sudah tidak mengalir. Alat-alat tidak bisa digunakan karena
sawah habis. Praktek siswa jadinya berkurang. Akhirnya kualitas lulusan
menurun,” kata Dwiyanti.
Ia berharap, Pemkab Serang segera menemukan lahan yang cocok
untuk sekolah baru mereka. “Mohon bisa direlokasi. Tapi tanahnya tanah
yang produktif. Ada air yang banyak. Kalau sama dengan sekolah lain, akan
sangat tidak memenuhi kebutuhan SMK Pertanian,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SMKN 1 Ciruas Sudarul
Bahri mengungkapkan bahwa pihaknya kekurangan guru. SMK Ciruas saat ini baru
memiliki 4 guru PNS dan 37 guru honorer dari total kebutuhan 50 guru.
“Kita kemarin itu melakukan sertifikasi lahan sekolah.
Prosesnya ternyata sangat panjang dan melelahkan. Proses itu sangat sulit dan
membutuhkan biaya yang cukup besar. Mohon pengadaan sekolah yang baru, untuk
keamanan dan kemudahan bantuan sekolah, sertifikat lahan sangat mutlak dimiliki
sekolah,” kata Sudarul.
Wakil Bupati Serang Rt Tatu Chasanah meminta maaf soal
kesulitan SMK yang masih kekurangan lahan dan ruang kelas. Menurutnya, Pemkab
Serang sudah menganggarkan, tapi sampai saat ini belum terealisasi karena
persyaratan yang cukup panjang.
“Saya tidak mau guru mengurusi hal lain yang bukan
tugas pokoknya, seperti sertifikasi lahan. Nanti itu kita yang melakukan. Kita
bentuk tim. Saya minta pembebasan lahan direncanakan secara terukur. Saya malu.
Ini memang utang saya,” kata Tatu.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang
Ahmad Saefudin mengatakan bahwa sudah dua tahun pembebasan lahan untuk sekolah
terkendala. Pertama di tahun 2009 dimana anggaran pembebasan sebesar Rp 9
miliar tak terpakai. Kedua adalah tahun ini yang anggarannya mencapai Rp 12
miliar.
“Pembebasan tanah itu itu diprosesnya berbeda. Karena
harus jelas pemiliknya, dan tidak sengketa. Prosesnya kalau tanah tidak seperti
pengadaan yang lain. Ketika ke lapangan harus ada tiga lokasi pilihan. Lihat
mana yang layak. Tim akan memilih mana yang tiga itu. Ada syarat-syaratnya,
tidak boleh di dekat pabrik,” kata Saefudin. (fik/JPNN)