SERANG – Selat Sunda masih menjadi titik merah alias daerah potensi bencana yang perlu mendapat perhatian khusus. Pasalnya, Selat Sunda menjadi lalu lintas pelayaran yang padat dan berpotensi terjadi kecelakaan laut yang fatal.
“Ini kan salah satu pintu masuk arus pelayaran dari Samudera Hindia yang akan memotong ke utara arah Pasifik. Sehingga nilai strategis itu dimanfaatkan komunitas pelayaran baik internasional maupun nasional,” jelas Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Sulistyo usai meresmikan Pos SAR Banten di Wulandira, Kramatwatu, Kabupaten Serang, Selasa (3/6/2014).
Menurut Henry, Selat Sunda juga menjadi jembatan ekonomi antara Pulau Jawa bagian barat dengan Pulau Sumatera bagian selatan. “Dari dua hal ini lalu lintas menjadi sangat padat. Inilah yang menjadi potensi kecelakaan semakin tinggi. Maka dari itu kita bersama BPBD dan TNI-Polri melakukan penyelamatan kalau terjadi kecelakaan,” ujarnya.
Mengenai Banten bagian Selatan yang juga memiliki potensi bencana alam, Henry mengakui bahwa Pos SAR di Banten Selatan juga menjadi pertimbangan. “Jarak yang dekat dengan potensi bencana juga menjadi pertimbangan, supaya kecepatan bertindak bisa dilakukan. Supaya cepat merespons. Tapi ini bertahap supaya sesuai dengan prioritas, selatan juga nanti akan dipersiapkan,” pungkasnya. (WAHYUDIN)