CILEGON – Keberadaan pekerja asing di Kota Cilegon, seperti dari Korea Selatan dan China disorot para buruh. Mereka tak ingin buruh asing mendominasi dan perusahaan mengesampingkan warga lokal.
Jajuli, dari Federasi Logam, Mesin dan Elektronik (Lomenik), meminta Disnaker Kota Cilegon lebih ketat mengawasi pekerja asing. “Awasi pekerja asing masuk di Kota Cilegon,” katanya di sela-sela peringatan Hari Buruh di depan Kantor Pemkot Cilegon, Minggu (1/4).
Pekerja asing, lanjut dia, menimblkan kecemburuan. Pekerja asing di Kota Cilegon mendapatkan gaji tiga kali lipat dibanding buruh lokal. “Masa warga asing sama-sama bawa forklift saja gajinya bisa tiga kali lipat dari kita. Pekerja asing harus diantisipasi agar buruh Cilegon tidak kalah bersaing,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Walikota Cilegon Tb Iman Ariyadi saat sambutannya mendukung agar pekerja asing tidak masuk di Kota Cilegon, sekalipun Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) berlangsung. “Silakan buruh membuat surat dan nanti akan saya teken,” katanya.
Dijelaskan Iman, banyak alasan yang akan dilakukannya untuk menolak kedatangan para pekerja asing, terutama untuk mengentaskan angka pengangguran di Kota Cilegon. “Boleh MEA berlangsung, tapi Cilegon menolak. Ini karena ini sudah ancaman bagi NKRI. Saya sudah disumpah oleh undang-undang dan Al-Quran untuk bisa menyejahterakan warga Cilegon,” ujarnya. (Riko)