SERANG – Ribuan umat Hindu di provinsi Banten melaksanakan ritual Melasti di Pantai Tanjung Pasir, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Minggu (11/3).
Ketua Parisda Hindu Darma Indonesia provinsi Banten, Ida Bagus Alit Wiratmaja menjelaskan, ritual tersebut merupakan rangkaian kegiatan Hari Raya Nyepi 1 Saka 1940.
Dijelaskan Alit, ada sekitar 5.000 umat Hindu yang mengikuti ritual ini. Semuanya datang dari seluruh kabupaten kota yang ada di Banten.
“Ini juga bagian dari bentuk perayaannya dengan menyepikan diri dari berbagai aktivitas duniawi, kemudian lebih dikenal sebagai Hari Raya Nyepi,” katanya melalui siaran resmi.
Menurutnya, pengheningan diri dilakukan oleh umat Hindu selama 24 jam penuh yang mengartikan mematikan aktivitas duniawi merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas sradha (keimanan).
Pengheningan diri ini, lanjut Alit akan terlaksana sempurna melalui empat brata penyepian yang ditradisikan sebagai amati geni dengan tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan api penerangan, amati lelunganan dengan tidak bepergian ke luar ramah, amati pakaryan dengan tidak bekera, dan amati lelangunan dengan tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan hiburan bersenang-senang.
“Dengan itu, Nyepi menjadi momentum pengendalian diri agar tidak larut dalam emosi berlebihan di dalam situasi dan kondisi kehidupan berngara dan berbangsa demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.
Ketua panitia Hari Raya Nyepi 1 Saka 1940 I Wayan Sukma Harijaya menambahkan dalam kegiatan Melasti ini diikuti seluruh Pura yang ada di provinsi Banten yaitu Pura Eka wira Anantha Serang, Pura Kertajaya, Para Mertasan Rempoa, Pura Panhyangan Jagatguru BSD, dan Pura Dharma Sidhi Ciledug.
Semuanya melakukan penyucian segala sarana dan peralatan yang dipergunakan dalam pemembahyangan serta melaksanakan pengambilan Tirta Amerta atau air suci ke tengah laut.
Menurutnya, acara ini dilakukan di laut karena bagi umat Hindu, laut adalah lambang pembersih segala kekotoran di mana Hyang Widhi dalam wujud Varuna (Baruna) siap membenihkan dan menyucikan dengan air suci tirta.
“Bersamaan dengan itu pula dilaksanakan Malang Pekelem atau upacara sedekah Laut Memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa memberikan keselamatan dan kenakunan, keserasian antar alam semesta beserta isinya,” kata I Wayan. (Bayu Mulyana/coffeandchococake@gmail.com)