Donor darah merupakan salah satu tindakan sosial dan mulia, karena dengan mendonorkan darah kita dapat membantu menyelamatkan nyawa orang lain yang membutuhkan darah. Tetapi masih banyak masyarakat yang takut untuk berdonor karena dianggap menyakitkan ataupun membuat badan menjadi lemah.
Untuk itu, akan dibahas beberapa mitos atau fakta tentang donor darah.
1. Mitos : Bisa terjangkit HIV atau menularnya penyakit setelah donor darah.
Fakta : Pada saat kita akan donor darah, dilakukan pemeriksaan uji saring IMLTD(Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah) yaitu Hepatitis B, Hepatitis C, Sifilis dan HIV. Begitu juga sebelum darah itu diberikan kepada yang membutuhkan, akan dilakukan pemeriksaan terhadap beberapa penyakit menular.
2. Mitos : Tidak semua orang bisa donor darah
Fakta : Untuk mendonorkan darah ada beberapa persyaratan yaitu dalam keadaansehat jasmani dan rohani, berusia 17-65 tahun, berat badan diatas 45 kg, tidak sedang hamil dan menyusui, memiliki tekanan darah dan kadar HB normal, dan tiga hari terakhir tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan, bukan pecandu alcohol/narkoba.
3. Mitos : Donor darah membuat tekanan darah rendah
Fakta : Donor darah tidak mempengaruhi tekanan darah
4. Mitos : Beristirahat penuh selama sehari setelah menyumbangkan darah
Fakta : Setelah mendonorkan darah dapat melajutkan aktivitas kembali dengan catatan kebutuhan cairan selama 24 jam terpenuhi.
5. Mitos : Donor darah adalah suatu prosedur yang menyakitkan
Fakta : Donor darah tidak menyakitkan sama sekali. Pada saat jarum disuntikkan kelengan, pendonor dapat menarik nafas panjang untuk mengurangi sensasi nyeri.
6. Mitos : Saya tidak harus sering mendonorkan darah, karena itu bisa membuat tubuh saya lemah.
Fakta : Donor darah dapat dilakukan rutin minimal 10 minggu, karena dalam waktu 4 – 8 minggu sel darah baru telah terbentuk dan membantu fungsi setiap organ.
7. Mitos : Donor darah mebuat saya merasa stres, sakit kepala parah dan muntah?
Fakta : Donor darah tidak membuat sakit kepala parah dan muntah apabila persyaratan sebelum donor darah terpenuhi.
8. Mitos : Donor darah menurunkan tingkat kekebalan tubuh
Fakta : Tingkat kekebalan tubuh seseorang tidak dipengaruhi dengan donor darah
9. Mitos : Sering donor darah membuat tubuh kekurangan zat besi.
Fakta : Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang tidak akan membuat tubuh kekurangan zat besi, dan setelah 10 minggu sel darah baru terbentuk dan membantu fungsi organ lain.
10. Mitos : Donor darah membutuhkan waktu lama
Fakta : Hanya diperlukan waktu kurang lebih 30 menit dimulai dari pendaftaran sampai selesai. Proses pengambilan darahnya membutuhkan waktu 10-15 menit.
11. Mitos : Anda tidak bisa mendonorkan darah jika sedang mengkonsumsi beberapa jenis obat.
Fakta : Salah satu persyaratan untuk donor darah adalah tidak mengkonsumsi obat yang mengandung antibiotik, aspirin, herbal dan lain-lain dalam tiga hari terakhir.
12. Mitos : Wanita hamil dan menyusui tidak dapat mendonorkan darah
Fakta : Wanita hamil tidak diperbolehkan untuk berdonor darah. Wanita menyusui sebaiknya tidak mendonorkan darah minimal enam minggu setelah melahirkan karena mendonorkan darah dapat mempengaruhi kandungan cairan dalam tubuh dan mempengaruhi pasokan ASI.
13. Mitos : Donor darah dapat menyebabkan obesitas
Fakta : Donor darah merupakan salah satu cara diet dan pembakaran kalori yang cukup ampuh. Karena dengan cara memberikan kurang lebih 450 ml darah, bisa membantu proses pembakaran kalori kira-kira sejumlah 650 kalori.
14. Mitos : Menjadi vegetarian berarti tidak memiliki cukup zat besi untuk disumbangkan
Fakta : Seorang vegetarian dapat berdonor darah selama memenuhi persyaratan untuk donor darah, meskipun membutuhkan waktu lebih lama untuk pemulihan sel darah dan fungsi organ, akan tetapi tidak akan mengganggu kesehatan secara berarti.
Ditulis oleh : Dr. Hj. R. A. Dewi Maria Yuliani, M.Kes, Ketua Komite Mutu UDD PMI Kabupaten Tangerang