Dua siswa SMA Negeri 1 Rangkasbitung mewakili Indonesia pada kegiatan study camp di National University of Singapore (NUS) STEP (Singapore Technologies Endowment Programme) pada 23 – 29 Juni 2019. Keduanya bangga dapat mengharumkan nama Lebak di kancah internasional.
MASTUR – Lebak
Gilang Maulana dan Julian Ferdiyanto, siswa kelas XI IPA 2 tidak menyangka dapat mewakili Indonesia pada ajang internasional. Juara olimpiade penelitian siswa Indonesia (OPSI) ini berhasil menarik perhatian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Karya tulis yang berjudul Pemanfaatan Teknologi Super Konduktor sebagai Media Pendaratan Darurat Transportasi Udara mengantarkan keduanya untuk terbang ke Singapura.
Sebelum ke Singapura, Gilang dan Julian mendapatkan undangan dari Kemendikbud. Mereka dikarantina terlebih dulu dan mendapatkan pembinaan dari guru pembina SMAN 12 Jakarta. Di Jakarta, mereka mempersiapkan perangkat dan diberikan pengetahuan tentang Arduino yang akan dipresentasikan di Singapura.
Ditemui di SMAN 1 Rangkasbitung, Gilang menceritakan pengalamannya mulai dari mengikuti OPSI hingga mengikuti study camp di Singapura. Kata dia, ketertarikannya terhadap dunia robotic diawali ketika masih menuntut ilmu di bangku SMP. Saat itu, Gilang mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan Indonesia Robotic Competition (IRC). Sejak saat itu, dia terus mendalami ilmu dan pengetahuan tentang robotic.
“Bahkan, dalam karya tulis yang saya buat dengan Julian, saya mengangkat judul Pemanfaatan Teknologi Super Konduktor sebagai Media Pendaratan Darurat Transportasi Udara. Karya tulis ini yang membuat kami diundang ke Jakarta,” kata Gilang kepada Radar Banten, kemarin.
Dijelaskannya, Indonesia diwakili enam pelajar berprestasi pada ajang NUS STEP Technology Camp. Dua orang berasal dari SMAN 1 Rangkasbitung yang berhasil menjadi juara OPSI, sedangkan empat orang lagi berasal dari SMAN Cahaya Madani Boarding School Banten, SMA Kanisius, SMA Pribadi Bandung, dan SMANU MH Thamrin. Empat orang siswa dari empat sekolah tersebut merupakan siswa berprestasi pada Olimpiade Sains Nasional (OSN).
“Jadi, bukan hanya kami yang berangkat ke Singapura. Ada empat orang siswa dari kabupaten kota lain di Indonesia yang ikut study camp di Singapura,” jelasnya.
Di Singapura, Gilang bersama rekan-rekannya praktik menciptakan autonomous car menggunakan sistem Arduino dan coding pattern. Teknologi robotic tanpa menggunakan pengendali, karena robot tersebut sudah diprogram atau dicoding terlebih dahulu. Jika selama ini, mainan anak-anak dikendalikan menggunakan remote control maka dirinya praktik membuat robot atau autonomous car tanpa remote. Robot atau kendaraan yang dibuat dikendalikan lewat program atau codingan itu.
“Teknologi terapan yang kami pelajari akan terus berkembang dan kami komitmen akan terus belajar untuk kemajuan SMAN 1 Rangkasbitung dan Indonesia,” ungkap putra bungsu dari pasangan almarhum Dadang Purnairawan dan Tina Mardiana ini.
Study camp di Singapura, lanjutnya, menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi Gilang dan Julian. Dia ingin, pelajar asal SMAN 1 Rangkasbitung dan Lebak pada umumnya dapat mengikuti jejaknya yang mewakili Indonesia dalam kegiatan inovasi teknologi yang diikuti sembilan negara di Asia tersebut. Bahkan, bila perlu adik-adiknya dapat mengikuti kejuaraan robotic internasional sehingga mereka mampu berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Harapannya ke depan siswa asal Lebak terus mengukir prestasi membanggakan di tingkat nasional maupun internasional. Terpenting, ilmu dan pengetahuan yang diperoleh bermanfaat bagi umat manusia,” kata pelajar yang dipercaya menjadi Ketua OSIS SMAN 1 Rangkasbitung ini.
Senada disampaikan rekan Gilang, Julian Ferdiyanto. Dia mengaku bangga dengan prestasi membanggakan yang diraih. Keberhasilan tersebut telah mengharumkan nama sekolah, Lebak, dan Banten di tingkat intarnasional. Bahkan, dirinya tidak pernah menyangka dapat menorehkan prestasi tersebut.
“Kami bangga bisa mengharumkan nama Lebak di kancah internasional,” paparnya.
Prestasi tersebut, katanya, akan menjadi motivasi bagi Julian dan Gilang untuk terus belajar dan berprestasi lagi. Karena itu, dia mengapresiasi komitmen dari Kepala SMAN 1 Rangkasbitung Iva Havidania yang mendukung anak didiknya agar dapat berprestasi di tingkat nasional dan global.
“Apa yang kami raih hari ini tidak lepas dari dukungan dari orangtua, guru, dan sekolah. Karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada semuanya,” ucapnya.
Kepala SMAN 1 Rangkasbitung Iva Havidania mengaku, bangga dengan pencapaian yang diraih Gilang dan Julian. Dua siswa berprestasi ini telah mengharumkan nama sekolah di tingkat nasional dan internasional. Untuk itu, Iva ingin prestasi tersebut memotivasi siswa lain di SMAN 1 Rangkasbitung dan sekolah lain di Lebak untuk dapat mengikuti jejak keduanya.
“Mereka akan menjadi sumber inspirasi bagi pelajar yang lain. Karena itu, saya ingin mereka terus belajar dan belajar untuk mengembangkan kemampuannya agar bermanfaat bagi dirinya sendiri, bangsa, dan negara,” tukasnya.(*)