SERANG – Salah satu anak Wakil Bupati (Wabup) Serang Pandji Tirtayasa dikabarkan diisolasi untuk menghindari terpapar corona. Anak orang nomor dua di Pemkab Serang itu sempat mendapatkan perawatan medis di RSUD Tarakan, Jakarta.
Pandji saat dikonfirmasi membenarkan kabar tersebut. Namun, ia membantah anaknya suspect virus corona. “Anak saya yang nomor empat, perempuan, sedang menyelesaikan pendidikannya di RS Harapan kita, terus dirawat di RSUD Tarakan,” katanya kepada Radar Banten, Senin (16/3).
Ia menjelaskan, pada Kamis (12/3) anaknya berkumpul bersama teman-temannya di Jakarta. Kemudian, salah satu dari teman-temannya dikabarkan positif corona. Lalu, anaknya langsung memeriksa kesehatan ke RSUD Tarakan. “Jadi, sebenarnya mengisolasi diri, karena dia khawatir terpapar oleh temannya itu,” ujarnya.
Ia mengatakan, anaknya datang ke RSUD Tarakan pada Sabtu (14/3). Di RSUD Tarakan, sempat mendapatkan pemeriksaan selama dua hari oleh dokter sepesialis paru dan sempat diisolasi di sana. “Anak saya sebenarnya tidak ada keluhan, tapi ini sebagai upaya mencegah saja,” terangnya.
Kemudian, lanjut Pandji, dokter paru yang menangani anaknya itu membolehkan anaknya untuk dibawa pulang dan diisolasi di rumah. Asalkan, tidak bertemu langsung dengan orang lain selama 14 hari. “Sekarang ada di rumah, di Serang, dia di kamar sendiri, kita juga tidak bisa menengok, dan dia juga tidak mau ditengok dulu sebenarnya,” ucapnya.
TIGA PASIEN
Sementara itu, RSUD dr Dradjat Prawiranegara Serang (RSDP) Serang kembali menerima pasien inveksius. Kali in ada tiga warga yang dilakukan perawatan isolasi di RSDP.
Ketiga pasien yang diisolasi di RSDP terindikasi mengalami keluhan inveksius. Gejala-gejalanya mulai dari demam, batuk, mual hingga sesak napas. Ketiganya berasal dari Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Cilegon.
Direktur RSDP Rahmat Setiadi mengatakan, menangani ketiga pasien dengan dokter spesialis paru. Ketiganya akan mendapatkan perawatan seiring dengan perkembangan kesehatannya. “Yang sudah-sudah alhamdulillah negatif, semoga yang ini juga negatif,” katanya saat ditemui di halaman Pemkab Serang.
Rahmat mengatakan, ruangan isolasi di RSDP saat ini sudah penuh. Pihaknya hanya menyediakan tiga ruangan isolasi. “Ruang isolasi kita pisahkan di belakang, di dekat ruang forensik, jadi kita pastikan steril dan tidak menular,” ujarnya.
Hal sama ditegaskan Humas RSDP Haerul Anam. Kata dia, menerima pasien rujukan dari Kabupaten Tangerang pada Sabtu (14/3). Pasien tersebut sebelumnya mengikuti seminar di Bogor yang juga diikuti oleh warga negara asing (WNA).
Anam mengatakan, pasien tersebut mengalami berbagai keluhan yang mengarah kepada infeksius. Mulai dari keluhan demam, batuk dan sesak napas. “Swab sudah dikirim ke Jakarta dan sekarang tinggal sesaknya saja,” katanya.
Kemudian, pasien dari Kabupaten Serang diisolasi pada Minggu (15/3). Pasien sebelumnya baru saja pulang dari tanah suci setelah menunaikan ibadah umrah. “Keluhan pasien demam, batuk, mual, swab sudah dikirim ke Jakarta dan sekarang masih demam, batuk, dan mual, tapi sudah berkurang,” ujarnya.
Lalu, pada Senin (16/3) pukul 11.30 WIB, pihaknya menerima rujukan dari RS Krakatau Medika Kota Cilegon. Pasien tersebut mempunyai riwayat perjalanan pernah berkomunikasi dengan WNA karena tugas pekerjaan. “Pasien mengeluh batuk dan nyeri tenggorokan,” ucapnya. (jek/alt/ags)