SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten dan kabupaten/kota diminta untuk turut menekan angka kematian yang diakibatkan resistensi antibiotik akibat mikroba atau antimicrobial resistance (AMR) disebut sebagai silent pandemic. Pasalnya angka kematian akibat AMR cukup tinggi.
Wakil Ketua Komisi V DPRD Banten Fitron Nur Ikhsan berharap ada langkah konkrit dari Dinkes Provinsi Banten dan kabupaten/kota untuk menekan angka kematian akibat AMR.
“1,2 juta kematian itu terjadi karena antibiotik yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu. Ini sudah diserukan oleh Kementerian Kesehatan,” ujar Fitron, Kamis 7 September 2023.
Kata dia, resistensi antibiotik akibat mikroba terjadi karena protokol pengobatan yang sembarangan. Akibatnya infeksi pada pasien bertambah parah dan ini yang menyebabkan angka kematian meningkat.
“Kami sudah sempat membicarakan hal ini dengan BPOM dalam sela-sela acara kedinasan. Namun demikian perlu adanya pembahasan yang serius tentang hal ini di daerah,” tandas politikus Partai Golkar ini.
Ia mengatakan, pembahasan ini diperlukan untuk mengatur dan melakukan pengawasan terhadap penggunaan antibiotik yang lebih rasional, sehingga kematian akibat kesalahan penggunaan antibiotik menjadi berkurang.
“Kami meminta Dinkes dapat memfasilitasi kami untuk dapat duduk bersama dengan pemangku kebijakan lainnya agar menentukan langkah strategis di tingkat hulu,” tegas Fitron.
Hampir dua tahun pandemi Covid-19 mengajarkan bahwa kegagalan dalam kesiapsiagaan akan mengakibatkan kegagalan di berbagai bidang. “Hal yang sama berlaku untuk resistensi antimikroba. Kita harus bersiap secara kolektif untuk mencegah bencana akibat AMR,” tandasnya.
Kata dia, tidak ada satu industri pun yang dapat menghadapi ancaman ini sendirian. AMR membutuhkan banyak partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan. “Termasuk kita di daerah,” tegas Fitron.
Di tingkat nasional, lanjutnya, Kementerian Kesehatan RI telah berkomitmen untuk bekerjasama dengan kementerian teknis lainnya dan secara bersamaan melakukan transformasi sistem kesehatan.
“Saya bukan orang kesehatan, tapi pengawasan terhadap penggunaan antibiotik tidak bijaksana harus dilakukan secara baik. Saya juga tidak memiliki kecakapan dan pengetahuan yang cukup tentang hal ini. Namun ancaman silent pandemic harus kita antisipasi. Coba cek kematian yang terjadi akibat resistensi ini, saya rasa di rumah sakit datanya sudah mulai terlihat menanjak,” ungkap Fitron.
Reporter : Rostinah
Editor: Abdul Rozak