PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – PT Aneka Tambang (Antam) Tbk memiliki ijin eksplorasi tambang emas di blok Cibaliung, Cibitung, Cimanggu, Kabupaten Pandeglang semenjak tahun 1995.
Dalam perjalannya ternyata PT Antam dalam melakukan eksplorasi pencarian emas berpartner dengan pihak kedua yaitu Palmer Resorces sekira tahun 1996-1999 dan Austindo Resource Corporation (1999-2008) asal Australia.
Dimana pada saat itu membentuk perusahaan patungan bernama PT Cibaliung Sumber Daya. Namun akibat krisis finansial global pada tahun 2008 maka perusahan asal Australia mencabut sahamnya dan akhirnya semenjak dari tahun 2009 PT CSD dikuasai secara penuh oleh PT Antam hingga sekarang 2023.
Adapun jenis biji emas yang ditambang berupa vein (urat) kuarsa pada batuan vulkanik. Urat kuarsa terbesar di Cibaliung adalah urat Cikoneng dan urat Cibitung dan sebagian tambang terbuka.
PT Antam melakukan penambangan emas di Kabupaten Pandeglang di lahan HGU (Hak Guna Usaha) seluas 5.302 hektar tersebar di tiga kecamatan yaitu di Kecamatan Cimanggu, Cibitung dan Kecamatan Cibaliung.
Berdasarkan informasi diterima Izin pertambangan PT CSD akan berakhir pada 2025. Dalam siswa waktu lima tahun itu, PT CSD akan melakukan reklamasi dan pasca tambang.
Terkait reklamasi pasca tambang ini menjadi sorotan Bupati Pandeglang Irna Narulita. “Kalau ada dampak pasca sudah puluhan tahun maka harus bayar. Seperti PT Antam itu harus recovery atau pemulihan lahan pasca tambang emas,” katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Rabu, 15 November 2023.
Ia mengatakan, recovery lahan harus dilakukan karena PT Antam telah mengekplorasi ribuan hektar lahan. Dari tadinya rimbun oleh pepohonan menjadi gundul dan membentuk kubangan raksasa sehingga membuat lingkungan menjadi rusak.
“PT Antam, melalui PT CSD itu kan sudah mau abis di Cibaliung, CSD tuh tinggal 1000 hektar lagi yang dia kelola,” katanya.
Terus itu yang berapa ribu hektar lahan sudah dikelola habis dikeruk. Kemudian diolah menjadi emas, dan lainnya.
“Untuk itu kami mewajibkan PT Antam harus melakukan recovery. Sampai tumbuh lagi pohon, rindang lagi, reboisasi itu urusan dia,” katanya.
Sementara itu, dikutip dari website resmi PT Antam, menjelaskan kalau segmen emas dan pemurnian terdiri dari komoditas emas, perak dan jasa pemurnian dan pengolahan logam mulia.
Adapun komoditas emas dan perak Antam dihasilkan melalui kegiatan penambangan dan peleburan bijih emas menjadi dore bullion.
Dimana kegiatan penambangan bijih emas Antam dilakukan di tambang Pongkor, Jawa Barat dan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, yang saat ini telah memulai fase pasca tambang.
Indikasi adanya deposit emas di Pongkor ditemukan oleh Unit Geomin pada tahun 1981 dan produksi dimulai pada tahun 1994 setelah ijin diperoleh pada tahun 1992.
Tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. Metode penambangan menggunakan conventional cut and fill stoping pada urat emas Ciguha dan Kubang Cicau.
Lalu pada urat emas Ciurug Antam menggunakan metode penambangan mechanised cut and fill dengan peralatan hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD) sejak tahun 2000.
Penggunaan metode mechanised cut and fill tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi namun juga menurunkan biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi. Setelah bijih emas ditambang maka bijih emas kemudian diolah melalui beberapa proses seperti crushing, milling, cyanidation, carbon leaching dan stripping, electro winning dan casting untuk memproduksi bullion atau dore.
Limbah dari pabrik diolah di pabrik detoksifikasi untuk menurunkan kandungan sianida di tailing menjadi di bawah batas 0,5 ppm. Selanjutnya setelah diolah, tailing kembali dimasukkan ke tambang di dalam sistem total tailing backfill system dengan kombinasi semen.
Pada tahun 2021, total cadangan bijih emas konsolidasian Antam tercatat sebesar 1,02 juta dry metric ton (dmt) atau setara dengan 203 ribu troy oz (6,31 ton) logam emas.
Sedangkan sumberdaya mineral emas konsolidasian Antam pada tahun 2021 tercatat sebesar 6,75 juta dmt atau setara dengan 1.037 ribu troy oz (32,25 ton) logam emas.
Dore atau bullion yang dihasilkan dari tambang kemudian dikirimkan untuk dimurnikan menjadi emas di UBPP Logam Mulia di Jakarta.
Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia memurnikan dore bullion yang berasal dari tambang menjadi emas dan perak murni yang merupakan by-product dari proses pemurnian.
Reporter : Purnama Irawan
Editor: Abdul Rozak