SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, kondisi perekonomian di Provinsi Banten terpantau stagnan atau landai sepanjang tahun 2024.
Tercatat pada kuartal kedua tahun 2024, ekonomi Banten tumbuh sebesar 4,7 persen atau masih di bawah ekonomi nasional sebesar 5,05 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, Ameriza Ma’aruf Moesa, memprediksi, pertumbuhan ekonomi Banten pada tahun 2025 akan tumbuh pada kisaran 4,8 sampai 5,6 persen atau naik 0,1 PO persen dibandingkan dengan kondisi Banten saat ini.
“Sedikit membaik, karena ada faktor tambahan pembangunan dua proyek strategis nasional, dan satu kawasan ekonomi khusus, termasuk mulai beroperasinya PT Lotte Chemical Indonesia, serta jalan tol Serang Panimbang yang sudah jadi sehingga pariwisata bisa hidup,” ujar Ameriza dalam agenda Economic Outlook 2025 yang diselenggarakan Pokja Ekbispar Provinsi Banten di Hotel Aston Serang, Jumat, 18 Oktober 2024.
Ia mengatakan, kondisi perbaikan ekonomi Banten juga didorong oleh penurunan suku bunga acuan, meningkatnya sektor konstruksi, serta kinerja ekspor yang menguat ditopang oleh membaiknya komoditas ekspor pasar logam.
“Tahun 2024 terpantau flat, namun jika dibandingkan dengan wilayah lain kita bersyukur, karena lebih tinggi,” papar Ameriza.
Ia menilai, pertumbuhan ekonomi tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat inflasi di Banten sebesar 2,03 persen secara tahun berjalan.
“Dari Januari sampai September Banten inflasi di angka 2 persen, ini merupakan sejarah biasanya inflasi Banten itu ada di 3 persen,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor OJK Jabodebek dan Provinsi Banten Roberto Akyuwen menambahkan, dari sisi kinerja perbankan kredit masyarakat dk Banten terus mengalami peningkatan, dari Rp203 triliun pada Juli 2024 menjadi Rp205 triliun pada Agustus 2024.
“Sebenarnya baik-baik saja semua potensi keuangan mendukung aktivitas ekonomi, semua bank mempunyai kinerja yang cukup baik,” tutur Roberto.
Meski demikian, tantangan yang menjadi fokus utama ialah digitalisasi telah mengubah pola perilaku masyarakat di Indonesia termasuk di Banten dan secara tidak langsung juga berpengaruh
Terhadap kebutuhan masyarakat akan layanan keuangan berbasis digital.
“Oleh sebab itu, OJK gencar melakukan edukasi kepada masyarakat, ASN, kepolisian, guru, pelajar dan harus ditelaah kembali segmen apa saja yang memang pas untuk dilakukan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata,” ujarnya.
Editor: Agus Priwandono