LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Harga sayuran di Pasar Rangkasbitung mengalami kenaikan, di antaranya, cabai merah, cabai hijau, cabai oranye, cabai keriting, bawah merah, bawang putih, tomat, wortel, kentang, dan kol.
Harga komoditas pertanian itu mengalami kenaikan cukup drastis dalam satu pekan terakhir.
Harga tertinggi terjadi pada cabai oranye Rp 45.000 per kilogram, cabai merah Rp 35.000 per kilogram, cabai keriting Rp 23.000 per kilogram, cabai hijau Rp 27.500 per kilogram, bawang merah Rp 28.000 per kilogram, bawang putih Rp 37.000 per kilogram, tomat Rp 12.000 per kilogram, wortel Rp 10.000 per kilogram, kentang Rp 30.000 per kilogram, dan kol Rp 15.000 per kilogram.
Kenaikan sejumlah komoditas pertanian itu membuat sejumlah pengunjung di Pasar Rangkasbitung mengeluh. Harga tersebut sangat memberatkan para pembeli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumah.
Salah seorang pembeli dan warga Lebak, Lina, merasa prihatin dengan kenaikan harga komoditas pertanian yang terjadi belakangan ini.
“Harga sayuran terus melambung tinggi, membuat kami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Senin 28 Oktober 2024.
“Kenaikan harga ini tidak hanya berdampak pada anggaran rumah tangga, tetapi juga mempengaruhi pola makan dan kesehatan kami. Kami meminta perhatian dari pihak pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menstabilkan harga dan memastikan aksesibilitas sayuran bagi semua warga,” kata Lina.
“Kami berharap ada solusi yang konkret agar harga komoditas pertanian kembali terjangkau dan tidak memberatkan masyarakat,” lanjutnya.
Kenaikan sejumlah harga komoditas karena kurangnya distribusi dari petani ke Pasar Rangkasbitung.
Menurut Meti, pedagang sayuran di Pasar Rangkasbitung, kenaikan tersebut terjadi dalam satu pekan, sebelumnya harga normal.
“Kami ingin menyampaikan bahwa kenaikan harga sayuran yang terjadi saat ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, cuaca ekstrem kemarin yang mengganggu produksi pertanian, mengakibatkan pasokan yang berkurang,” kata Meti.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, faktor kedua biaya transportasi dan distribusi yang meningkat akibat harga bahan bakar yang naik.
Selain itu, permintaan yang tinggi di pasar lokal turut memengaruhi harga.
“Kami berharap pemerintah dapat memberikan dukungan untuk mengatasi masalah ini, sehingga harga sayuran dapat kembali stabil dan terjangkau bagi konsumen,” terangnya.
Editor: Agus Priwandono