LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Banjir yang merendam areal pesawahan di Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, kini menjadi masalah bagi petani. Mereka menyebutkan bahwa banjir semakin parah sejak dimulainya pembangunan Tol Serang-Panimbang (Serpan) seksi 1 ruas Serang-Rangkasbitung yang dikerjakan PT Wijaya Karya (Wika) di wilayah tersebut.
“Ini sudah terjadi beberapa tahun belakangan, sejak pembangunan tol dimulai. Ketika banjir parah, tidak hanya sawah yang terendam, tetapi juga pemukiman warga,” ujar Rohman, salah seorang warga Cisangu, Rabu 12 Februari 2025.
Rohman menjelaskan, setelah pembangunan tol, aliran air di irigasi dan Sungai Cisangu terganggu dan tidak lancar. Akibatnya, air sering menggenang dan sulit surut.
“Sebagai perbandingan, sebelum adanya tol, meskipun banjir, airnya cepat surut karena aliran lancar. Sekarang, karena penyempitan aliran sungai, air malah balik lagi ke sawah dan menggenang lebih lama,” tambah Rohman.
Hal tersebut berdampak besar bagi petani di desa itu. Beberapa petani mengalami kerugian parah karena padi yang mereka tanam gagal tumbuh. Beberapa petani bahkan terpaksa menanam kembali tiga hingga empat kali dalam satu musim tanam.
“Ongkosnya jadi lebih mahal karena harus menanam beberapa kali. Belum lagi padi yang gagal panen. Sampai sekarang, belum ada tanggung jawab dari pihak perusahaan,” ungkapnya.
Kepala Desa Cisangu, Doli menjelaskan, hampir semua warga desa berprofesi sebagai petani. Berdasarkan data dari Pemerintah Desa Cisangu, terdapat 115 hektare sawah yang terendam banjir, tersebar di empat blok, yaitu Blok 1, 2, 5, dan 8.
“Keempat blok tersebut berada di dua kampung, yakni Kampung Cimenteng Jaya dan Kampung Bueuk, yang paling parah terdampak. Ratusan petani padi pun mengalami kerugian besar. Keberadaan tol Serpan kini menjadi pukulan telak bagi warga Desa Cisangu yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari pertanian,” tuturnya.
Menanggapi bencana banjir yang terjadi di Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, PT Wijaya Karya (Wika) Serpan menyampaikan penjelasan berdasarkan kajian dan analisa teknis yang telah dilakukan sebelum dimulainya pembangunan Tol Serang-Rangkasbitung Seksi 1.
WIKA Serpan menjelaskan bahwa sebelum memulai pembangunan Tol Serpan Seksi 1 pada 2018, perusahaan telah melakukan survei hidrologi di wilayah tersebut pada 2017. Survei ini mengungkapkan fakta bahwa daerah tersebut memang rawan banjir bahkan sebelum adanya pembangunan jalan tol.
“Kami sangat prihatin dengan musibah banjir yang menimpa masyarakat Desa Cisangu. Kami memahami kekhawatiran dan pertanyaan yang muncul, termasuk dugaan bahwa pembangunan jalan tol yang menjadi penyebabnya. Perlu kami sampaikan bahwa sebelum pembangunan Tol Serpan dimulai, kami telah melakukan survei hidrologi di wilayah tersebut. Hasil survei menunjukkan bahwa area Desa Cisangu memang memiliki riwayat banjir sebelum jalan tol dibangun.” Ujar Direktur Teknik dan Operasi PT. WIKA Serpan, T. Arso Anggoro.
Editor: Mastur Huda