LEBAK,RADARBANTEN.CO.ID-Memiliki tempat tinggal yang layak adalah harapan setiap orang, namun kenyataannya masih banyak yang belum bisa mewujudkannya. Salah satunya adalah Ruslan (54), seorang warga Kampung Sadang, Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten.
Akibat keterbatasan ekonomi, Ruslan terpaksa tinggal di gubuk bekas tempat pembuatan batu bata yang disebut Lio, bersama anaknya dan kambing peliharaan. Gubuk yang sudah sangat reyot ini terletak di tepi hutan dan kondisinya sangat memprihatinkan.
Ruslan, yang berasal dari Kampung Pasir Cau, Desa Tambak Baya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, mengungkapkan bahwa ia tinggal di tempat tersebut setelah istrinya meninggal beberapa tahun lalu.
Tanpa pekerjaan tetap dan penghasilan yang jelas, Ruslan harus mengandalkan pembuatan batu bata saat ada pesanan, itupun jika kondisi tubuhnya memungkinkan.
“Saya tinggal di gubuk ini bersama anak. Tidak ada pekerjaan tetap, kadang kalau sehat saya buat bata, itu pun kalau ada pesanan. Kalau tidak ada, ya begini saja,” ujar Ruslan saat ditemui di gubuknya pada Selasa, 18 Februari 2025.
Gubuk yang dihuni Ruslan terbuat dari kayu dan anyaman bambu yang sudah lapuk. Di dalamnya, hanya ada tanah sebagai alas, sementara pakaian dan perabotan berserakan di mana-mana.
Kondisi yang lebih memprihatinkan adalah ketidakadaan listrik dan fasilitas sanitasi yang layak. Gubuk tersebut juga sangat rawan roboh, terutama saat hujan disertai angin kencang.
“Kalau hujan turun, sering bocor. Saya takut gubuk ini roboh, tapi saya nggak punya pilihan lain. Tidak ada listrik, sumur juga sudah tidak ada untuk mandi. Terakhir kali dapat bantuan waktu Corona, sejak itu tidak ada lagi. Bahkan untuk makan pun kadang sulit,” ungkapnya dengan nada pasrah.
Dengan segala keterbatasan ini, Ruslan berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dan membantu membangunkan tempat tinggal yang layak untuknya dan anaknya. Ia berharap agar hidupnya bisa lebih baik seperti orang pada umumnya, dengan tempat tinggal yang aman dan nyaman.
Bagi banyak orang, hidup seperti Ruslan mungkin terdengar sangat berat, namun kisah ini menggambarkan betapa pentingnya perhatian pemerintah terhadap warga yang masih hidup dalam kondisi serba kekurangan.
Reporter: Nurandi
Editor: AGung S Pambudi