PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Partisipasi pria beristri untuk ikut KB dengan Metode Operasi Pria (MOP/vasektomi) di Kabupaten Pandeglang masih rendah. Kultur dan egoisme laki-laki menjadi faktor utama.
Selama ini, penggunaan KB masih didominasi kaum perempuan.
Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Pandeglang, Heni Supiani, mengatakan bahwa rendahnya partisipasi KB pria dipicu oleh minimnya pemahaman tentang KB pria.
“KB masih didominasi perempuan. KB pria perlu edukasi lebih intens karena banyak yang belum paham MOP maupun penggunaan kondom dan berbagai faktor,” kata Heni Supiani, Kamis, 18 Desember 2025.
Menurutnya, DP2KBP3A Pandeglang terus menggencarkan edukasi melalui penyuluh KB di seluruh kecamatan. Edukasi difokuskan pada wilayah dengan angka kelahiran tinggi dan keluarga dengan jarak kelahiran anak yang terlalu dekat.
“Sekarang masyarakat mulai memahami pentingnya KB. Ini hasil dari edukasi yang terus dilakukan,” ujarnya.
Heni menjelaskan, KB pria menjadi alternatif ketika KB perempuan tidak memungkinkan karena faktor kesehatan, seperti hipertensi atau ketidakcocokan hormon. Namun, keraguan masih muncul akibat kurangnya informasi dan kepercayaan.
“KB pria bisa jadi pilihan, tapi pemahaman masyarakat masih perlu ditingkatkan,” jelasnya.
Meski belum signifikan, ia menyebut partisipasi KB pria mulai meningkat. Setiap penyuluh keluarga berencana (PKB) di kecamatan memiliki target untuk mendorong partisipasi KB, termasuk KB pria.
“Kami dorong PKB lebih sering turun ke lapangan. Edukasi menjadi kunci,” katanya.
Saat ini, metode KB yang paling banyak digunakan di Pandeglang masih implan karena dinilai aman dan minim keluhan.
“Kami berharap ke depan partisipasi KB, termasuk KB pria, terus meningkat melalui edukasi berkelanjutan,” pungkasnya.
Editor: Agus Priwandono











