SERANG,RADARBANTEN.CO.ID- Seorang petani melon bernama Dede Tarmidzi yang berasal dari Desa Melati, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang mengembangkan sistem hidroponik.
Hal itu membuatnya mengantongi keuntungan bersih hingga 100 juta rupiah dalam satu tahun dengan menanam 1.100 melon di green hous seluas 410 meter miliknya.
Pasalnya, dengan menggunakan sistem hidroponik, dirinya bisa memanen sebanyak 5 kali dalam satu tahun dan hasil panennya pun maksimal karena minim dari serangan hama.
Dede mengatakan, mulanya dirinya menana melon di lahan terbuka. Namun karena banyak resiko dan proses pengolahan lahannya yang cukup panjang, dirinya akhirnya memutuskan untuk mulai mengembangkan budidaya melon dengan sistem hidophonik.
Dede mengaku, sudah menggeluti budidaya melon sejak tahun 2021 tanpa menggunakan sistem hidroponik, sehingga sempat diserang hama hingga pohon-pohon melonnya menguning.
“Makanya saya coba berfikir, bagaimana caranya agar tanaman ini tetap tumbuh sehat, sehingga pada tahun 2023 saya membuat green house supaya tanaman bisa steril,” ujarnya, Jumat 14 November 2025.
Ia menjelakan, dengan menggunakan sistem hidroponik, penanaman melon tidak lagi mengenal musim karena baik pada musim hujan maupun musim panas bisa terus produksi.
“Kalau open file itu kendalanya saat hujan sering terkena busuk batang dan daunnya kena bercak sehingga susah untuk di sembuhkannya. Kalau sudah kena bercak itu otomatis melon tidak ada rasanya atau istilahnya gagal panen,” katanya.
Dede menuturkan, budidaya melon dengan sistem hidroponik dinilai lebih efektif dan efisien. Pasalnya dari segi perawatan cukup mudah, ringan dan biaya produksi tidak terlalu besar.
“Budidaya ini mengandalkan aliran listrik. Jadi air itu mengalir 24 jam, makanya yang penting enggak mati lampu. Kemudian setiap sore kita kasih nutrisi plus tambahan air,” jelasnya.
Dalam satu kali siklus penanaman, ia mengaku bisa menanam sampai 1.100 pohon melon dalam green hous miliknya dengan masa panen selama dua bulan.
Hasil panennya punsangat maksimal, bahkan dirinya bisa mendapatkan keuntungan bersih sebesat Rp20 juta karena melon yang ditanamnya adalah jenis premium.
“Per kilogramnya Rp35.000, kalau dikali 1 ton berarti bisa mencapai Rp30 jutaan. Biaya produksi kurang lebih sama gaji karyawan itu berkisar Rp10 jutaan,” paparnya.
Ia memgaku berencana akan menambah satu unit green house nya kembali sehingga nantinya setiap satu bulan, bisa panen.
“Jadi kebetulan dari awal sudah benar-benar diantisipasi terutama dari segi persiapan. Makanya sudah siap gensetnya 24 jam di grenn house. Cuma untuk musim tanam ini alhamdulillah sih enggak ada mati lampu,” tuturnya.
Reporter: Ahmad Rizal Ramdhani
Editor: Agung S Pambudi











