SERANG – Syekh Nawawi Al-Bantani adalah sosok ulama yang berperan penting dalam proses transfer keilmuan Islam pada era kolonial Belanda atau abad ke-19. Melalui ilmunya, ulama kelahiran Tanara, Kabupaten Serang, ini juga melahirkan tokoh-tokoh besar yang juga mendirikan organisasi Islam di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Hery Haryanto Azumi, Wasekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, kepada Radar Banten Online di sela-sela persiapan Haul Syekh Nawawi Al-Bantani di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Jumat (21/7).
“Tokoh ulama yang menjadi murid Syekh Nawawi sangat banyak , seperti pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Mathl’aul Anwar,” ujarnya.
Proses transfer ilmu yang dilakukan Syekh Nawawi, lanjut dia, melalui kitab kuning karangannya. Karya Imam Masjidil Haram Makkah itu, lanjut Pimpinan Nasional Hubbul Wathon, menjadi kajian komunikasi Islam di dunia karena Syekh Nawawi salah satu ulama yang diakui keilmuannya di dunia.
“Beliau (Syekh Nawawi Al Bantani-red) adalah salah satu ulama nusantara yang diakui keilmuannya di dunia. Beliau memiliki murid bukan hanya dari nusantara, melainkan di Malaysia, Thailand, Mesir, dan lainnya,” ucapnya.
Ia menjelaskan, hingga saat ini kitab kuning karya Syekh Nawawi menjadi warisan keilmuan yang harus tetap dipelajari. Model pengajarannya diterjemahkan menggunakna bahasa Jawa dan Sunda, seperti di pesantren-pesantren. Bahkan banyak karya-karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Ia berharap ulama yang ada di Indonesia bisa meniru Syekh Nawawi yaitu tradisi menulis atau literasi yang bisa dipahami sebagai karya keislaman yang bermanfaat bagi umat.
“Yang jelas saat ini harus digali lagi tradisi literasi dalam menebarkan Islam,” pungkasnya. (Anton Sitompul/antonsutompul1504@gmail.com).