Desi menghembuskan napas terakhir pukul 21.45 WIB. Balita malang ini sebelumnya harus dirawat intensif di Puskesmas Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Kemudian pada Kamis (23/1/2013)
Desi dirujuk ke RSUD Serang pukul 13.00 WIB.
Duka seolah tidak hanya di situ, Idris yang hanya bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan rata-rata Rp25 ribu per hari, tak mampu membiayai ongkos pengobatan. Bermodal janji salah satu pegawai yang mengaku staf Wali Kota Serang Tb Haerul Jaman, Idris pun menyetujui pihak puskesmas untuk merujuk ke RSUD Serang dengan biaya yang sudah dijamin.
“Waktu itu dari ada staf Wali Kota Serang berjanji mau datang untuk nengok, tapi nggak dateng-dateng juga. Jangankan untuk pembiyaan, orangnya juga tidak ada,” ungkap Idris dengan nada kecewa di Ruang Jenazah RSUD Serang.
Pada pemberitaan sebelumnya, kasus gizi buruk masih banyak ditemukan di wilayah Kota Serang. Dari catatan Puskesmas Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota Serang
terdapat 11 gizi buruk yang kini ditangani intensif dan satu diataranya harus dirawat inap karena kondisi yang memprihatinkan.
Adalah Siti Desi, balita usia empat tahun yang berat badannya 8,75 kilogram dengan kondisi perut kembung dan muka bengkak. Desi dirawat di Puskesmas Kilasah, Kasemen, Kota Serang pada 15 Januari 2014. Tanggal 23 Januari 2014, Desi dirujuk ke RSUD Serang dan menghembuskan nafas yang terakhir.
Sementara itu balita gizi buruk lainnya yang ditangani Puskesmas Kilasah adalah Yusuf (Kilasah), Saprudin (Kilasah), Safroh (Kilasah), Saihul Umam (Priyayi), Desfiani (Bendung), Farhan (Bendung), Riski (Bendung), Hasman (Warung Jaud), Marwan (Terumbu), Arif M (Terumbu) harus rawat jalan karena gizi buruk yang sama. (Wahyudin)