JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum telah
menyerahkan data hasil audit akuntan independen mengenai penerimaan dan
pengeluaran dana kampanye Pemilihan Presiden (pilpres) tahun 2009 kepada KPK.
Gayung pun bersambut. Lembaga antikorupsi yang dipimpin Abraham Samad itu pun
menganggap laporan Anas itu begitu penting. KPK berjanji bakal mendalami
laporan tersebut.
“Setiap informasi atau data yang disampaikan oleh
tersangka atau saksi-saksi akan didalami oleh penyidik,” kata Juru Bicara
KPK Johan Budi SP dalam pesan singkat yang dilansir jpnn.com, Sabtu (22/3/2014).
Menurut Johan, pendalaman itu dilakukan apakah data itu
didukung oleh fakta-fakta atau tidak. Sehingga bisa disimpulkan data dan
informasi itu benar atau tidak.
Selain itu, lanjut Johan, pendalaman itu dilakukan supaya
bisa diketahui apakah keterangan Anas berhubungan dengan kasus yang
menjeratnya. “Serta terkait dengan penanganan kasus yang sedang disidik
atau tidak,” tandasnya.
Seperti diberitakan, Anas menyampaikan data tentang hasil
audit akuntan independen mengenai penerimaan dan pengeluaran dana kampanye
Pemilihan Presiden (pilpres) tahun 2009 kepada KPK. Namun demikian Anas tidak
menyebut dana kampanye Pilpres siapa yang dilaporkannya. Ia hanya menyebut
total dananya mencapai ratusan miliaran rupiah.
“Dari data awal itu tampak bahwa dari daftar
penyumbang, apakah itu perseorangan atau korporasi yang jumlah totalnya Rp 232
miliar,” kata Anas usai menjalani pemeriksaan di KPK, Jakarta, Jumat (21/3/2014).
Menurut Anas, ada sebagian data penyumbang perseorangan dan
korporasi yang sesungguhnya tidak menyumbang tapi hanya dipakai namanya saja.
Karenanya laporan itu layak untuk diselidiki.
Pengacara Anas, Firman Wijaya menyatakan, pemberian uang
muka untuk pembelian mobil Toyota Harrier berasal dari Susilo Bambang
Yudhoyono. Menurut Firman, pemberian uang itu dilakukan secara tunai. Meski
begitu dia tidak menjelaskan berapa jumlah uang yang diberikan.
Firman menyatakan, SBY membayarkan uang muka Harier sebagai
bentuk terimakasihnya kepada Anas. Sebab, suami Athiyyah Laila itu sudah
berjuang dalam pileg dan pilpres. (JPNN)