SERANG – Kongres Rakyat Banten (KRB) II dilatarbelakangi
adanya peristiwa mengejutkan di Banten. Hal itu disampaikan Ketua Panitia KRB
II Ade Mukhlas Syarif dalam sambutannya di Ruang Rapat Paripurna DPRD Banten,
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang.
“Ada kejadian cukup mengagetkan. Peristiwa ini
akumulasi penyimpangan yang terjadi di Banten,” ungkap Ade.
Ade mengatakan bahwa kasus suap Pilkada Lebak yang berujung
penetapan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah merupakan salah satu pintu masuk
saja. “Muncul keprihatinan dari masyarakat Banten, kenapa ini bisa terjadi?
Sungguh memprihatinkan. Penyimpangan ini rapi, bagus,” paparnya.
Selanjutnya Ade menilai terjadi salah tata kelola di
Provinsi Banten.
Pantauan di lokasi, semua elemen masyarakat Banten memenuhi
Ruang Rapat Paripurna DPRD Banten. Hadir dalam acara KRB II sejumlah tokoh Banten seperti
mantan Mendagri Suryadi Sudirja, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) Taufiqurrahman Ruki, Wakil Gubernur Banten Rano Karno, Walikota Serang Tb
Haerul Jaman, tokoh masyarah, Embay Mulya Syarief, tokoh pembentukan Provinsi
Banten seperti Muchtar Mandala dan Uu Mangkusasmita, elemen organisasi kepemudaan,
mahasiswa, dan masyarakat Banten. Sementara itu, Ketua KPK Abraham Samad yang
semula diagendakan akan hadir belum terlihat.
Suryadi Sudirja dalam kesempatan yang sama bertanya kepada
hadirin. “Setelah 13 tahun Banten menjadi provinsi, apakah pelayanan sudah
sampai kepada masyarakat dengan baik?”
Hadirin serempak menjawab, ‘belum’.
Dalam kesempatan yang sama Suryadi Sudirja juga
mengapresiasi kinerja KPK. “Mari kita kawal KPK itu supaya tidak masuk
angin,” ajaknya. (Wahyudin)